1318 Rensi: Jangan Berikan Kekayaan dan Kemiskinan

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan siang ini bertemakan:

*Jangan Berikan Kekayaan dan Kemiskinan*

Dasar firmannya dari:

*Amsal 30:7-9 (TB)*  Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

Sulit bagi manusia yang masih hidup di dunia ini untuk tidak ingin kaya. Dan akan merasa menderita jika berada dalam keadaan miskin harta.
Bahkan sampai timbul olok-olok sebagai berikut : muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga.
Dan karena sangat ingin menjadi kaya, manusia banyak mengorbankan segala sesuatu sampai harga diri dan kepercayaannya demi masa depannya, padahal manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang :

*Amsal 27:1*
Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.

Lihatlah firman diatas, bahkan hal yang sepele yaitu memuji diripun tidak perlu dilakukan,karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari dan menjadi pemicu benih-benih kecongkakan

Lalu apa yang akan kita lakukan dengan berkat yang kita terima?
Sesuai tema renungan ini *"Jangan Berikan Kekayaan dan Kemiskinan"* , maka kekayaan dan kemiskinan harus dipandang sebagai kesempatan untuk *memberi* karena dalam segala keadaan kita harus bersyukur.

Di saat diberi kekayaan duniawi kita juga harus kaya dalam iman dan kasih, dan dalam memberi  tidak dengan kecongkakan seolah dunia ini miliknya dengan mencoba mengatur Allah (di satu kesempatan ada seseorang bahkan sampai pada tahap ingin membeli Allah).  Hal ini dilakukan untuk kepentingan menaikkan jati dirinya yang pada akhirnya hanya kesia-sian yang diperoleh bahkan tak jarang menjadi binasa.

*1 Timotius 6:9*
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Dalam keadaan seperti ini maka dapat dipahami jika Tuhan tidak memberi kekayaan, karena akan menyebabkan manusia jatuh kedalam dosa.

Lalu bagaimana dengan kemiskinan kenapa jangan diberikan? Karena kebanyakan kita akan terus bersungut-sungut bahkan juga mencela Allah dan mengatakan Allah tidak adil, padahal ketika diberi kekayaan mereka lupa siapa pemberinya.
Sudah jatuh ketimpa tangga mungkin bisa diumpamakan keadaan ini, sudah miskin harta, miskin pula iman dan kasihnya.

Maka sikap yang baik dalam menghadapi dua kutub yang  berlawanan ini adalah menganggap semua keadaan adalah waktu perkenanan Allah :

*2 Korintus 6:2*
Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

Menjadi sebuah kerugian apabila kita kedapatan hidup tidak berkenan bagi Allah dan kita tidak masuk dalam jiwa yang diselamatkan dan dikenan Allah.
Sia-sialah apa yang telah kita lakukan selama kita hidup di dunia dan sia-sialah karya keselamatan itu bagi kita.

*PD Imanuel Jakarta*
18012018
Lilies Simatupang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR