1309 Regi: Percakapan dengan Perempuan Samaria

Shalom Aleichem b’Shem Yesua Ha Mashiach._ Topik renungan hari ini adalah: *Percakapan dengan Perempuan Samaria* Bacaan firman dari : *Yohanes 4: 1-42* Percakapan antara Yesus dan perempuan Samaria banyak dirasakan sebagai suatu kejanggalan, karena bagaimana bisa, Seorang Yahudi, berbincang dengan perempuan Samaria. Bangsa Yahudi merendahkan bangsa Samaria akibat mereka tadinya merupakan Israel yang selama berabad-abad sudah tercampur dengan bangsa lain. Terlebih lagi, perempuan ini ternyata pernah mempunyai lima orang suami sedangkan yang ada bersamanya saat ini, bukanlah suaminya! Bukankah sebetulnya wanita ini tidak layak berbicara dengan Yesus yang kudus. Sebaliknya, jika kita memposisikan diri pada wanita ini, maka betapa takjubnya dia kepada Yesus. Pertama-tama, dia heran karena Yesus sudi bercakap-cakap dengan dia yang dalam kehidupan sehari-harinya sudah pasti direndahkan banyak orang karena perbuatannya. Kedua, dia terpana karena Yesus mengetahui latar belakang kehidupannya dan membenarkan perkataannya: *“Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” (Yohanes 4: 17)*. Ketiga, Yesus mengajarkan hal yang sama sekali tidak terduga, hal itu mengukir kebenaran sejati di dalam hatinya: *Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, ………… penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (Yohanes 4: 22 dan 23)*. Keempat, Yesus mengakui bahwa diri-Nya lah Mesias itu: Jawab perempuan itu …: *“Aku tahu bahwa Mesias akan datang, …..” Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, … “ (Yohanes 4: 25 dan 26)*. Kelima, Yesus menjadikan dia lari ke kota dan mengajak orang-orang menemui Dia dan akhirnya mereka menyebut Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dunia: *“Kami percaya, tetapi bukan lagi oleh karena apa yang kau (perempuan) katakan, sebab kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.” (Yohanes 4: 42)*. Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria yang tampaknya janggal, namun dibalik semuanya itu terdapat *pengampunan* yang membawa *pertobatan* dan *perubahan sikap* yang *memberkati orang banyak*, sehingga pada akhirnya *orang banyak mengenal Yesus sebagai Sang Juruselamat dunia*. Bagaimana dengan kita? Apakah pertobatan kita membawa sesama manusia semakin mempermuliakan-Nya, atau sebaliknya kita mengagungkan kemanusiaan kita dan berusaha mendikte Allah agar menuruti hasrat kedagingan kita? Semuanya adalah pilihan, dan diserahkan pada pribadi kita, masing-masing, meskipun semuanya itu juga memiliki konsekuensi sendiri-sendiri. *Roh Kudus mampukanlah kami hidup dalam pertobatan, agar pengampunan, pimpinan dan berkat-Hu kami rasakan, serta menjadikan kami manusia baru di dalam Yesus. Haleluya!* *PD Autopia Malang* 14012018 *GunawanWibisono*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR