666 Rensi: Rancangan Manusia
*Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach*
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus, renungan siang ini diambil dari:
Amsal 19: 21-23
_”(21) Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. (22) Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. (23) Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.”_
Dengan tema:
*Rancangan manusia*
Waktu TK, ada guru yang menjuluki saya *“Andre botok”*, iya, Mama saya berjualan botok, gorengan dan penganan juga sayur, lauk dan nasi bungkusan di depan gerbang Hua-Ind ketika saya kecil. Kemudian, sejak bisa mengendarai sepeda motor, saya mulai mengantarkan Mama berangkat berjualan sekalian sambil saya berangkat sekolah.
Dengan 1 atau 2 tas kresek besar es teh yang dibungkus plastik kepék ditaruh di antara setir motor dan kaki pijakan, kadang membuat sepatu atau celana saya basah kena tetesan air es. Belum lagi di punggung kadang ada pak-pak an plastik isi sayur manisa, sayur bung, dan lain-lain juga nasi setermos besar. Tidak jarang baju saya bau masakan sayur atau sampai-sampai saya agak jengkel ketika sekolah ada bekas minyak yang merembes ke baju seragam. Tetapi yang saya tahu, saya selalu ingin (sedikit) membantu orang tua. Itu saja. Mbak Ira dan Mas Hendra juga pasti mengalami hal ini.
Puji TUHAN Yesus, bila mengingat masa-masa itu, betapa kasih TUHAN Yesus sangat besar sehingga kami boleh menikmati hari-hari yang selalu lebih baik dari hari kemarin sampai detik ini saya diperkenan jauh dari rumah tapi tetap bersekutu dalam keluarga dan persekutuan doa.
Memang benar kutipan bahwa *“lakukanlah segala sesuatu yang baik meski harus dipaksakan, karena akan timbul keikhlasan”.* Keikhlasan dalam kesetiaan menjalankan sesuatu membentuk karakter masa depan kita yang jauh lebih baik. Mama selalu mengajari kami bahwa hari esok pasti lebih baik, seperti lagunya Bon Jovi “Livin’ on A Prayer”, terutama bagian
“she says you’ve gotta hold on to what we’ve got…it doesn’t make a difference if we make it or not. We’ve got each other and that’s a lot for love. We’ll give it a shot! Ooo Livin’ on a prayer!”
Tetaplah setia, berikan yang terbaik dan yakinlah hidup dalam doa, semua akan lebih baik.
*KESETIAAN*
Menurut kutipan Amsal di awal tadi, betapa banyak keinginan hati kita. Tapi kita tidak tahu apa yang TUHAN rancanakan selalu mampu membuat kita heran bila kita setia melekat pada NYA. Kesetiaan dalam kondisi apapun kepada TUHAN dan orang tua sebagai wakil TUHAN menjauhkan kita dari kesombongan yang membuat makan tidur rasanya nyaman. Sebenarnya kesetiaan kita itu tidak perlu mendapatkan upah, karena Allah terlebih dulu setia kepada kita dan kesetiaan kita itu selayaknya balasan wajib dari kasih setia Nya.
Maka dari itu, tetaplah semangat dalam kesetiaan _my brothers and sisters_ !
Selamat beraktivitas kembali.
TUHAN Yesus memberkati.
Amin.
*PD Autopia Malang*
25022017
Andrias Tri Susanto
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus, renungan siang ini diambil dari:
Amsal 19: 21-23
_”(21) Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. (22) Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. (23) Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.”_
Dengan tema:
*Rancangan manusia*
Waktu TK, ada guru yang menjuluki saya *“Andre botok”*, iya, Mama saya berjualan botok, gorengan dan penganan juga sayur, lauk dan nasi bungkusan di depan gerbang Hua-Ind ketika saya kecil. Kemudian, sejak bisa mengendarai sepeda motor, saya mulai mengantarkan Mama berangkat berjualan sekalian sambil saya berangkat sekolah.
Dengan 1 atau 2 tas kresek besar es teh yang dibungkus plastik kepék ditaruh di antara setir motor dan kaki pijakan, kadang membuat sepatu atau celana saya basah kena tetesan air es. Belum lagi di punggung kadang ada pak-pak an plastik isi sayur manisa, sayur bung, dan lain-lain juga nasi setermos besar. Tidak jarang baju saya bau masakan sayur atau sampai-sampai saya agak jengkel ketika sekolah ada bekas minyak yang merembes ke baju seragam. Tetapi yang saya tahu, saya selalu ingin (sedikit) membantu orang tua. Itu saja. Mbak Ira dan Mas Hendra juga pasti mengalami hal ini.
Puji TUHAN Yesus, bila mengingat masa-masa itu, betapa kasih TUHAN Yesus sangat besar sehingga kami boleh menikmati hari-hari yang selalu lebih baik dari hari kemarin sampai detik ini saya diperkenan jauh dari rumah tapi tetap bersekutu dalam keluarga dan persekutuan doa.
Memang benar kutipan bahwa *“lakukanlah segala sesuatu yang baik meski harus dipaksakan, karena akan timbul keikhlasan”.* Keikhlasan dalam kesetiaan menjalankan sesuatu membentuk karakter masa depan kita yang jauh lebih baik. Mama selalu mengajari kami bahwa hari esok pasti lebih baik, seperti lagunya Bon Jovi “Livin’ on A Prayer”, terutama bagian
“she says you’ve gotta hold on to what we’ve got…it doesn’t make a difference if we make it or not. We’ve got each other and that’s a lot for love. We’ll give it a shot! Ooo Livin’ on a prayer!”
Tetaplah setia, berikan yang terbaik dan yakinlah hidup dalam doa, semua akan lebih baik.
*KESETIAAN*
Menurut kutipan Amsal di awal tadi, betapa banyak keinginan hati kita. Tapi kita tidak tahu apa yang TUHAN rancanakan selalu mampu membuat kita heran bila kita setia melekat pada NYA. Kesetiaan dalam kondisi apapun kepada TUHAN dan orang tua sebagai wakil TUHAN menjauhkan kita dari kesombongan yang membuat makan tidur rasanya nyaman. Sebenarnya kesetiaan kita itu tidak perlu mendapatkan upah, karena Allah terlebih dulu setia kepada kita dan kesetiaan kita itu selayaknya balasan wajib dari kasih setia Nya.
Maka dari itu, tetaplah semangat dalam kesetiaan _my brothers and sisters_ !
Selamat beraktivitas kembali.
TUHAN Yesus memberkati.
Amin.
*PD Autopia Malang*
25022017
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar