629 Regi: Kepatuhan Orang Percaya

Shalom aleichem b'
sham yeshuah ha maschiah. Renungan pagi ini dengan tema:

*KEPATUHAN ORANG PERCAYA*

*Yohanes 13:13 (TB)  Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan*

Menurut kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka *patuh* berarti suka menurut perintah atau taat perintah. Sedang *kepatuhan* betarti sifat patuh atau ketaatan seseorang menuruti perintah.
*kepatuhan orang percaya* berarti kepatuhuan orang percaya dalam melakukan kehendak Allah.

Saudara, dalam hubungan guru dan murid, tidak ada seorang gurupun di dunia ini yang pendidikan atau pengajaranya dibiarkan , tidak dipatuhi oleh sang murid, apalagi kalau hubungan itu antara guru dan murid dibidang kanuragan. Terkadang sang guru memaksakan kehendaknya, supaya para murid patuh terhadap ajarannya,walau sang murid belum tentu mampu, tapi sang guru berharap agar para murid berhasil dalam menimba ilmu.

Tuhan tidak pernah memaksakan wewenangNya atas kita, Dia tidak pernah berkata "Kamu harus tunduk kepadaKu" Dia memberikan kebebasan kepada kita ,sebebas-bebasnya untuk memilih, terkadang kita menggunakan kebebasan itu tak terasa kebablasan sehingga mengecewakan dan melukai hati Tuhan, seperti seorang murid yang menganggap Guru sebagai temannya, sehingga tidak ada sopan santun lagi, malah menyakitinya.
Jika Tuhan memaksakan kepatuhan kita, Dia hanya akan menjadi *mandor* terhadap hidup kita, sehingga tidak mempunyai wewenang sejati terhadap hidup kita. Dia tidak pernah memaksakan kepatuhan kita, tetapi jika kita *benar-benar melihat peran Dia terhadap keselamatan kita* maka kita akan segera mematuhi perintahNya. Kita harus benar-benar menyadari siapa kita, yang hanya oleh sihrahmat kemurahanNya kita diselamatkan *Efesus 2:8,9*
Kita telah ditebus secara tunai ,bukan dengan emas dan perak tetapi dengan darah yang mahal *1Pet1:18,19*

Kalau demikian itu pandangan kita dan percaya, maka dengan mudah *menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Guru* atas hidup kita, sehingga sudah selayaknya kita akan mematuhi perintahNya dan kita akan Puji Dia, akan kita kagumi, kita hormati, kita sembah siang malam *Wahyu4:11*

Tingkat pertumbuhan kita dalam menerima anugerah *IMAN*, _DITENTUKAN_ oleh cara kita menilai kepatuhan,atau melakukan kehendakNya dengan taat akan merupakan *pupuk* iman kita, *jangan jadikan Dia sebagai mandor* yang tugasnya sebagai pengawas kepatuhan kita saja.
Sikap hidup kita seharusnya mempunyai nilai yang lebih tinggi dari sekedar kepatuhan, yaitu sikap kepatuhan yang disertai *percaya, hormat dan syukur kita kepada Dia, karena Dia Guru dan Tuhan*
Kepatuhan hanya mungkin tumbuh apabila disertai percaya,hormat dan syukur yang memungkinkan tumbuhnya *rasa kasih dan memiliki*. Seperti hubungan ayah dengan anak bukan hubungan majikan  dengan pelayannya. Tuhan Yesus menunjukan hubungan ini dengan menyatakan *Aku dan Bapa adalah satu* dan sekalipun IA adalah Anak, IA telah belajar taat dari apa yang dideritaNya *Ibrani5:8*

Yesus sebagai putra Allah, patuh terhadap perintah Bapa untuk menjadi penebus kita, *bukan* supaya Dia menjadi Putra Allah lalu IA patuh melakukan kehendak  Bapa.

Saudaraku, marilah kita memilki perasaan hati seperti Yesus, kita patuh melakukan kehendakNya sebagai rasa  bakti dan rasa syukur kita atas keselamatan yang telah di karuniakan oleh GURU DAN TUHAN KITA, jadi kita patuh bukan supaya kita diselamatkanNya, tetapi karena kita telah diselamatkan, kita nenjadi patuh kepada GURU DAN TUHAN KITA. Amin.

Semangat pagi,semangat berkarya,IMANUEL

*PD AUTOPIA MALANG*
07022017
*EDDI MILYONO*.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR