3000 Rema : Semua manusia Berharga

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :

*1 Korintus 15 : 10* Tetapi karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Tema

*Semua manusia Berharga*


Pernahkah kita mendengar atau bahkan memperkatakan, bahwa kita menyesal dilahirkan dari orang tua kita atau memiliki nenek moyang yang memiliki kehidupan yang berbeda dengan kita saat ini?
Atau pernahkah kita menyesal karena hidup pada waktu ini? Waktu dimana pandemi melanda dan tak kunjung usai? Atau seringkah kita menyesali diri karena saat ini memiliki keluarga yang jauh dari harapan kita? Atau menyesalkah kita saat kondisi ekonomi dan pendidikan tidak lagi seperti yang kita inginkan?

Saudaraku, mari kita hayati firman Allah di atas, ternyata semua yang terjadi saat ini bahkan kondisi kita saat ini itu karena kasih karunia Allah. Bahkan lebih ditekankan lagi bahwa semua ini anugerah Allah yang diberikan kepada kita, tidak ada yang sia-sia.
Allah tidak pernah memiliki maksud yang jahat kepada kita, bahkan pada awal penciptaan khusus di hari ke-enam, Allah berfirman :

Kejadian 1 : 31 *Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.*  Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.


Allah sudah mempersiapkan segala sesuatu yang baik bahkan sungguh amat baik (suatu level yang tinggi dari sesuatu yang baik) bagi seluruh ciptaanNYA terlebih manusia, karena itu Allah menganggap kita ini berharga,

*Yesaya 43:4a* “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau”


Bila kita berharga, maka patutkah kita menyesali diri karena keadaan keluarga atau keadaan kita saat ini?
Bukankah setiap kita diciptakan Allah sesuai dengan maksud penciptaanNYA?

*Yeremia 1:5.* "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. "


Amati saudaraku, setiap kita berharga dimata Allah dan Allah telah menguduskan kita untuk menjadi nabi, bukan sebagai orang biasa.
Lalu, bila saat ini kita melihat anggota keluarga atau saudara atau teman-teman kita seolah-olah hidupnya tidak sejalan dengan kita, tegakah kita mengatakan bahwa kita menyesal berdampingan hidup dengan mereka? Atau tidakkah sebaiknya kita memberi diri untuk menjadi teman dalam perjalanan hidup mereka, bersama-sama berjuang bekerja mendapatkan makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal?

*Yohanes 6:27* Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.


Perintah di atas bukan hanya untuk kita secara pribadi tetapi juga bersama-sama dengan saudara seiman bahkan dengan anggota keluarga, saudara dan teman untuk mendapatkan makan yang tidak binasa.
Ingatlah saudaraku, setiap kita berharga, bila saat ini menurut pandangan kita sepertinya ada saudara yang tidak berharga, mari kita mawas diri, jangan-jangan kita memiliki andil dalam ketidakberhargaan ini?
Bila kita sudah menemukan andil kita, sudikah kita bersujud dihadapan Allah yang maha tahu untuk memohon ampun karena kita telah menyebabkan saudara kita menolak menerima makanan yang tidak dapat binasa, karena kita telah mencemari pikiran dan kehidupannya dengan tidak adanya keteladanan yang tercermin dari buah yang kita hasilkan (Galatia 5 : 19-21).

Saudaraku, selama masih ada kesempatan mari kita bersedia mengerti kehendak Allah, mari kita menghargai kasih karunia Allah bagi kita, jangan bebal,

*Efesus 5: 15-17* berkata: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”.


Dan jangan lagi kita menyesali diri atau mendoktrin diri,bahwa kita paling baik dan saudara atau orang lain itu tidak baik, atau lebih parah lagi menyalahkan Allah dalam kondisi ini, ingatlah

*Roma 3 : 10-12* seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.


Mari kita kembali belajar dan berjuang untuk memperbaiki diri kita, sehingga dengan segenap hati dapat mengatakan bahwa karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia_
Dan berkomitmen tidak lagi mengganggap orang lain tidak berharga.

Selamat berjuang saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR