2971 Regi : MELEPASKAN IKATAN DUNIAWI
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Maschiach.
Selamat pagi, salam damai sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*MELEPASKAN IKATAN DUNIAWI*
Bacaan Alkitab:
*Matius 19: 16-26* (Orang muda yang kaya)
Nats:
*Matius 19: 21* (TB)
Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”
Para kekasih Kristus, perikop di dalam Alkitab tentang orang muda yang kaya ini sudah sangat familiar bagi kita semua. Pada akhirnya anak muda kaya ini gagal memenuhi target hidupnya untuk memperoleh hidup kekal oleh karena banyaknya harta benda yang dia miliki. Mengapa? Sedikitnya terdapat dua alasan, yaitu: 1) penilaian terhadap diri sendiri yang berlebihan; dan 2) fokus hidup yang keliru.
Dia menyatakan bahwa dirinya mampu melakukan aturan dalam Hukum Taurat: tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak mengucapkan saksi dusta, menghormati orangtua serta mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri versi pemahamannya sendiri; sehingga Tuhan Yesus menambahkan juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang miskin agar dia beroleh harta di sorga lalu mengikut Dia, ditolaknya.
Ternyata sesungguhnya fokus hidupnya bukan memperoleh hidup yang kekal, namun mempertahankan kekayaannya. Anak muda kaya itu percaya bahwa Tuhan Yesus mengetahui jalan menuju hidup kekal, tetapi dia gagal melaksanakannya akibat banyaknya hartanya. Sedih memang menyadari akan hal itu, namun *manusia tidak berkuasa untuk dapat melepaskan ikatan terhadap kekayaan sebesar itu.*
Berbeda dengan Abraham dalam Perjanjian Lama, dia meninggalkan zona nyamannya di Uhr Kasdim, tempat kelahirannya, pergi ke tempat yang belum diketahuinya demi melaksanakan perintah Allah pada usianya yang ke-75 tahun, tanpa mempertimbangkan harta kekayaannya *(Kejadian 12: 1-3)*.
Demikian pula Nuh, demi mematuhi perintah Allah, dia rela dicemooh orang banyak, karena membangun bahtera di atas gunung pada saat tidak terjadi hujan lebat
*(Kejadian 6: 14)*.
Daud senantiasa memohon petunjuk Allah ketika hendak menyerang musuh, Maria taat menerima keadaan mengandung sebelum menikah dan para rasul pun menerima dengan sukacita tekanan hidup oleh orang-orang Farisi dan para pemuka agama waktu itu hingga hampir keseluruhan dari mereka mati dibunuh.
Fokus hidup yang tertuju kepada Tuhan Yesus menjadikan kita dimampukan menjalankan kehidupan irrasional dalam tuntunan Roh Kudus. Kuasa Roh memampukan kita berkata dan bersikap benar secara Illahi.
*Matius 16: 16-17* (TB)
Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga
Semua orang memiliki pemahaman yang keliru terhadap keberadaan pribadi Yesus, dan ketepatan jawaban Petrus di atas, dinyatakan oleh Bapa yang di sorga, bukan oleh Petrus sendiri.
Para kekasih Kristus, sekarang marilah kita introspeksi terhadap diri kita masing-masing dengan bertanya: “Kemanakah fokus hidup kita dan siapakah Yesus menurut kita?”
Jika teladan Abraham, Nuh, Daud, Maria dan para rasul serta masih banyak lagi yang seperti mereka dalam Alkitab masih jauh dari gaya hidup kita, marilah berjuang untuk mengarahkannya ke sana. Karena upah yang menantikan perjuangan kita saat ini, besar di sorga.
*Matius 5: 11-12* (TB)
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga …
Roh Kudus berkenanlah menuntun kehidupan kami untuk fokus terhadap Tuhan Yesus, berjuang melawan ikatan duniawi dengan penuh syukur dan sukacita menyongsong upah yang besar dalam kehidupan sorgawi pada waktu kami masing-masing.
Selamat berjuang Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Selamat pagi, salam damai sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*MELEPASKAN IKATAN DUNIAWI*
Bacaan Alkitab:
*Matius 19: 16-26* (Orang muda yang kaya)
Nats:
*Matius 19: 21* (TB)
Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”
Para kekasih Kristus, perikop di dalam Alkitab tentang orang muda yang kaya ini sudah sangat familiar bagi kita semua. Pada akhirnya anak muda kaya ini gagal memenuhi target hidupnya untuk memperoleh hidup kekal oleh karena banyaknya harta benda yang dia miliki. Mengapa? Sedikitnya terdapat dua alasan, yaitu: 1) penilaian terhadap diri sendiri yang berlebihan; dan 2) fokus hidup yang keliru.
Dia menyatakan bahwa dirinya mampu melakukan aturan dalam Hukum Taurat: tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak mengucapkan saksi dusta, menghormati orangtua serta mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri versi pemahamannya sendiri; sehingga Tuhan Yesus menambahkan juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang miskin agar dia beroleh harta di sorga lalu mengikut Dia, ditolaknya.
Ternyata sesungguhnya fokus hidupnya bukan memperoleh hidup yang kekal, namun mempertahankan kekayaannya. Anak muda kaya itu percaya bahwa Tuhan Yesus mengetahui jalan menuju hidup kekal, tetapi dia gagal melaksanakannya akibat banyaknya hartanya. Sedih memang menyadari akan hal itu, namun *manusia tidak berkuasa untuk dapat melepaskan ikatan terhadap kekayaan sebesar itu.*
Berbeda dengan Abraham dalam Perjanjian Lama, dia meninggalkan zona nyamannya di Uhr Kasdim, tempat kelahirannya, pergi ke tempat yang belum diketahuinya demi melaksanakan perintah Allah pada usianya yang ke-75 tahun, tanpa mempertimbangkan harta kekayaannya *(Kejadian 12: 1-3)*.
Demikian pula Nuh, demi mematuhi perintah Allah, dia rela dicemooh orang banyak, karena membangun bahtera di atas gunung pada saat tidak terjadi hujan lebat
*(Kejadian 6: 14)*.
Daud senantiasa memohon petunjuk Allah ketika hendak menyerang musuh, Maria taat menerima keadaan mengandung sebelum menikah dan para rasul pun menerima dengan sukacita tekanan hidup oleh orang-orang Farisi dan para pemuka agama waktu itu hingga hampir keseluruhan dari mereka mati dibunuh.
Fokus hidup yang tertuju kepada Tuhan Yesus menjadikan kita dimampukan menjalankan kehidupan irrasional dalam tuntunan Roh Kudus. Kuasa Roh memampukan kita berkata dan bersikap benar secara Illahi.
*Matius 16: 16-17* (TB)
Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga
Semua orang memiliki pemahaman yang keliru terhadap keberadaan pribadi Yesus, dan ketepatan jawaban Petrus di atas, dinyatakan oleh Bapa yang di sorga, bukan oleh Petrus sendiri.
Para kekasih Kristus, sekarang marilah kita introspeksi terhadap diri kita masing-masing dengan bertanya: “Kemanakah fokus hidup kita dan siapakah Yesus menurut kita?”
Jika teladan Abraham, Nuh, Daud, Maria dan para rasul serta masih banyak lagi yang seperti mereka dalam Alkitab masih jauh dari gaya hidup kita, marilah berjuang untuk mengarahkannya ke sana. Karena upah yang menantikan perjuangan kita saat ini, besar di sorga.
*Matius 5: 11-12* (TB)
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga …
Roh Kudus berkenanlah menuntun kehidupan kami untuk fokus terhadap Tuhan Yesus, berjuang melawan ikatan duniawi dengan penuh syukur dan sukacita menyongsong upah yang besar dalam kehidupan sorgawi pada waktu kami masing-masing.
Selamat berjuang Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar