2979 Regi : MEN-DUNGU-KAN DIRI DI HADAPAN-NYA

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.

Renungan Pagi kita hari ini dengan tema

*MEN-DUNGU-KAN DIRI DI HADAPAN-NYA*

Dasar firmanNya dari

*Mazmur 73:21-22* (TB) 
Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
*aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.*


Mazmur ini ditulis oleh Asaf. Menurut kamus Alkitab, Asaf adalah keturunan Gersom, putra Lewi _(1 Taw 6:39),_ ditunjuk oleh kepala orang Lewi sebagai penyanyi utama, dengan memakai ceracap, ketika tabut dibawa ke Yerusalem _(1 Taw 15:17, 19)._
Daud mengangkatnya sebagai kepala paduan suara dalam kebaktian _(1 Taw 16:4-5)._
'Bani Asaf' tetap menjadi keluarga pemusik yang senior hingga orang Yahudi kembali ke negerinya (1 Taw 25:1), terutama sebagai penyanyi dan pemukul ceracap.
Asaf sendiri terkenal sebagai pelihat, dan diakui sebagai penulis mazmur-mazmur yang digunakan ketika Hizkia memulihkan ibadah di Bait Allah _(2 Taw 29:30)._

Dengan karunia yang luar biasa seperti itu,  Asaf masih menganggap diri dungu.  Pengakuannya, menunjukkan kerendahan hati yang jarang dimiliki orang jaman milenial ini.
Terlepas dari pengakuan kedunguan bagai hewan itu, kemauan dan niat untuk mendekat dan merasa dungu inilah yang mendapatkan poin di hadapan Allah.

Allah ingin setiap manusia yang mendekat padaNya,  mempunyai hati yang merasa diri berdosa,  kotor, cemar dan dungu,  bukan orang yang merasa diri benar, merasa _"salah/dosa apa aku ini.."_ 
Karena di hadapan Allah,  kita sama dengan hewan..!  Bedanya hanya, kita punya pengertian..!  Tanpa pengertian, kita sama dengan hewan yang dibinasakan..!

*Mazmur 49:21* (TB)
Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, *boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.*

Mazmur 73:21-22, di atas mengisyaratkan kita untuk merendahkan diri dan gentar ketika datang menghadap kepadaNya. 
Ingatlah apa kita dan Siapa Dia..!
Kalaupun kita dianggapNya hewan,  kita harus bersyukur,  karena sejatinya memang kita sama dengan hewan.

*Pengkhotbah 3:18-20* (TB) 
Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati: "Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa *_MEREKA HANYALAH BINATANG."_*
Karena *_nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain._*
Kedua-duanya mempunyai nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia.
Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu.


Salomo pun berpendapat sama. Penjelasan Salomo, Raja yang penuh dengan hikmat luar biasa itu begitu mengena. 
Demikian pula perempuan Kanaan yang menerima mujizat dari Tuhan Yesus *(Matius 15:21-28)* menyadari hal yang sama.  Merendahkan diri serendah-rendahnya. 
Tetapi,  lihatlah upah yang Dia beri ketika kita benar-benar tetap mendekat dan merendahkan diri ketika mengalami pergumulan berat, 

*Mazmur 73:23-24* (TB) 
Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
*Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.*

Memilih untuk tetap dekat padaNya sekalipun pergumulan berat menghimpit,  tidak tolah-toleh pada pertolongan yang kasat mata dan merasa diri rendah,  kotor,dungu dan berdosa di hadapanNya ,maka tuntunanNya akan membawa kita ke dalam kemuliaan.

Selamat pagi,  Selamat beribadah.
Tetap  Bersemangat..!
Tuhan Yesus memberkati, Amin.

*PD AUTOPIA-Malang*
```hasansantoso```

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR