1441 Rensi: Satu Sumber Berkat, Dua Akhir Hidup

Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Mashiach.
Renungan siang ini didasari firman:
*Kejadian 22:17-18 (TB)*
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."

*Satu Sumber Berkat, Dua Akhir Hidup*

Kita semua pasti familiar dengan kisah Abraham yang bergelar "bapa segala bangsa". Betapa besar kasih Allah Bapa kepada keturunannya yakni Ishak, Yakub dan keturunan anak cucunya hingga sekarang. Sungguh pun demikian, Allah bangsa Israel itu jugalah yang memberkati Salomo dengan kebijaksanaan yang besar sehingga tidak ada seorangpun manusia yang bisa melebihi kebijaksanaan Salomo baik mereka yang ada sebelum Salomo dan sesudah Salomo. Namun cerita tragis menutup kisah kehidupan Salomo. Kekerasan hatinya yang mewakili sikap "pertentangan melawan Allah Bapa" menghancurkan Raja Salomo sendiri sehingga ia tidak diselamatkan.

1 Raja-raja 11:11 (TB) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.

Dua figur besar Alkitab yang masing-masing menerima berkat luar biasa pada masa hidupnya memiliki dua akhir yang berbeda. Mari merenungkan apakah semakin berkat TUHAN melimpah atas kita apakah kita semakin melekat menuruti Firman Allah ataukah dengan "kebijaksanaan" kita sendiri menimbang-nimbang mengutamakan hal-hal duniawi yang menurut kita benar padahal belun tentu benar (seringkali salah).

Allah yang satu itulah yang memberikan kita Damai Sejahtera dalam setiap ibadah persekutuan doa Roh Kudus kita.
Ada orang-orang yang terus bertekun dalam rancangan damai sejahtera Allah, ada juga yang memilih menggunakan akal budi dengan "damai sejahtera" yang diciptakan sendiri.

Bukankah Allah yang satu itu berkuasa menutup usia Abraham dengan berkat keselamatan dan damai sejahtera, dan menutup usia Salomo dengan kutuk atasnya dan keturunan bangsanya yang dikoyakkan (pada pemerintahan anaknya) dan siksaan karena kelakuan serongnya?

Mari kembali menentukan arah yang benar dan sejati dalam TUHAN Yesus.
Bertobat dan memasrahkan diri dengan yakin dan percaya bahwa yang diberikan Nya kepada kita adalah damai sejahtera dan rencana keselamatan kita.

Amin.

PD AUTOPIA
22032018
Andrias Tri S.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu