1403 Rensi: Membangun Kembali Bait Allah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua ha Mashiach.
Renungan siang ini diambil dari:
*Hagai 1:9-11 (TB)*
Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. *Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri*.
Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."
Dengan judul:
*Membangun kembali Bait Allah*
Ketika Kerajaan Persia menguasai Kerajaan Babilonia, disuruhlah bangsa Israel untuk kembali ke tanah airnya; membangun kembali kerajaan Israel baik rumah-rumah penduduk dan bait suci Allah.
Mari kita memahami apa yang dimaksud dengan bait Allah dalam bacaan di atas yang adalah sebagai simbol atas diri kita sendiri.
*1 Korintus 6:19 (TB)* Atau tidak tahukah kamu, *bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus* yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, *dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?*
Dalam renungan ini, Allah sudah memberikan kesempatan bangsa Israel membangun rumah-rumah mereka, namun Allah menunggu kapan Bait Allah yang masih berupa reruntuhan untuk dibangun kembali.
Begitulah keadaan kita, Allah memberi kesempatan kita hidup 1 hari 24 jam (itupun kalau kita sampai tuntas menutup hari sampai 24 jam), untuk kita bisa mengatur waktu bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup dan juga untuk membangun Bait Suci Allah dalam kehidupan rohani kita.
Kita hendaknya sadar diri apakah Bait Suci Allah itu masih tegak berdiri dengan baik ataukah sudah berupa reruntuhan?.
Kita sudah diberi waktu cukup untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup ini. Ini sebenarnya masih kurang, karena dawuh TUHAN Yesus ada terdapat dalam *Matius 6: 33* bukan pada Matius 33: 6 belum kita lakukan dengan sungguh dan benar.
Namun dengan sabar, TUHAN Allah memberikan kita kesempatan bekerja memenuhi kebutuhan hidup, tapi TUHAN Allah juga menunggu kapan Bait Suci Allah yakni kehidupan rohani kita ini mulai dibangun atau dirawat sehingga kuasa kasih Allah semakin dinyatakan dalam kehidupan kita ini.
Sejatinya, kita yang membutuhkan Allah bukan Allah yang membutuhkan kita.
*Ayub 22:2-3 (TB)* "Apakah manusia berguna bagi Allah? Tidak, *orang yang berakal budi hanya berguna bagi dirinya sendiri.*
Apakah ada manfaatnya bagi Yang Mahakuasa, kalau engkau benar, atau keuntungannya, kalau engkau hidup saleh?
Ampunilah kami hamba yang tidak berguna ini ya Allah Tritunggal Maha Kudus, jangan biarkan kami terlena dengan membangun rumah jasmani kami dan melupakan pembangunan Bait Suci Hu dalam kehidupan kami.
Kiranya Roh KudusHu senantiasa membimbing dan menuntunku dijalan yang seturu kehendak Hu untuk pembangunan tubuh rohani ini.
Tuhan Yesus memberkati kita yang sungguh -sungguh *berusaha hidup seperti Matius 6:33*, Amin.
*PD Autopia Malang*
02032018
Andrias Tri Susanto
Renungan siang ini diambil dari:
*Hagai 1:9-11 (TB)*
Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. *Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri*.
Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."
Dengan judul:
*Membangun kembali Bait Allah*
Ketika Kerajaan Persia menguasai Kerajaan Babilonia, disuruhlah bangsa Israel untuk kembali ke tanah airnya; membangun kembali kerajaan Israel baik rumah-rumah penduduk dan bait suci Allah.
Mari kita memahami apa yang dimaksud dengan bait Allah dalam bacaan di atas yang adalah sebagai simbol atas diri kita sendiri.
*1 Korintus 6:19 (TB)* Atau tidak tahukah kamu, *bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus* yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, *dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?*
Dalam renungan ini, Allah sudah memberikan kesempatan bangsa Israel membangun rumah-rumah mereka, namun Allah menunggu kapan Bait Allah yang masih berupa reruntuhan untuk dibangun kembali.
Begitulah keadaan kita, Allah memberi kesempatan kita hidup 1 hari 24 jam (itupun kalau kita sampai tuntas menutup hari sampai 24 jam), untuk kita bisa mengatur waktu bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup dan juga untuk membangun Bait Suci Allah dalam kehidupan rohani kita.
Kita hendaknya sadar diri apakah Bait Suci Allah itu masih tegak berdiri dengan baik ataukah sudah berupa reruntuhan?.
Kita sudah diberi waktu cukup untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup ini. Ini sebenarnya masih kurang, karena dawuh TUHAN Yesus ada terdapat dalam *Matius 6: 33* bukan pada Matius 33: 6 belum kita lakukan dengan sungguh dan benar.
Namun dengan sabar, TUHAN Allah memberikan kita kesempatan bekerja memenuhi kebutuhan hidup, tapi TUHAN Allah juga menunggu kapan Bait Suci Allah yakni kehidupan rohani kita ini mulai dibangun atau dirawat sehingga kuasa kasih Allah semakin dinyatakan dalam kehidupan kita ini.
Sejatinya, kita yang membutuhkan Allah bukan Allah yang membutuhkan kita.
*Ayub 22:2-3 (TB)* "Apakah manusia berguna bagi Allah? Tidak, *orang yang berakal budi hanya berguna bagi dirinya sendiri.*
Apakah ada manfaatnya bagi Yang Mahakuasa, kalau engkau benar, atau keuntungannya, kalau engkau hidup saleh?
Ampunilah kami hamba yang tidak berguna ini ya Allah Tritunggal Maha Kudus, jangan biarkan kami terlena dengan membangun rumah jasmani kami dan melupakan pembangunan Bait Suci Hu dalam kehidupan kami.
Kiranya Roh KudusHu senantiasa membimbing dan menuntunku dijalan yang seturu kehendak Hu untuk pembangunan tubuh rohani ini.
Tuhan Yesus memberkati kita yang sungguh -sungguh *berusaha hidup seperti Matius 6:33*, Amin.
*PD Autopia Malang*
02032018
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar