1402 Regi: JANGAN SIA-SIAKAN BERKAT TUHAN
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi ini bertemakan:
*JANGAN SIA-SIAKAN BERKAT TUHAN*
Dasar firmannya dari:
*Kejadian 12:2 (TB)* Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat
Saudaraku kekasih Kristus,hampir semua orang percaya Tuhan, senang sekali jika mendengar khotbah di gereja yang isinya tentang berkat,kesuksesan studi atau karir dan keberhasilan hidup.
Mereka selalu mengharapkan ketiga hal itu dapat mereka terima dengan berlimpah-limpah artinya lebih sering dan lebih banyak lagi.
Jarang sekali,bahkan mungkin tidak ada seorang pun yang berani dengan jujur mengatakan: "Stop Tuhan,berkatMu sudah cukup bagiku".
Malah sebaliknya yang sering terjadi,"Mengapa ya Tuhan berkatMu hanya sedikit,cuma segini?".
Pernyataan yang kedua jelas menunjukkan bahwa berkat Tuhan yang diharapkan adalah lebih, jawaban Tuhan tidak sesuai dengan yang diharapkan,akhirnya mereka mengeluh.
Kita juga sering mengeluh,mengeluh dan mengeluh. Merasa bahwa berkat Tuhan kurang atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kita merasa belum diberkati karena keadaan kita sepertinya tidak ada perubahan, ya begitu-begitu saja.Pikiran itu muncul karena kita melihat dan merasakan berkat Tuhan, hanya dilihat dari mata jasmani saja.Kita menerimanya dengan akal budi atau pikiran manusiawi kita yang sangat terbatas.
Banyak orang percaya,mungkin juga kita sendiri,lupa bahwa berkat Tuhan yang terbesar dan utama adalah *pengampunan dosa*
Lukas 5:24 (TB) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
Berkat yang ke dua adalah *keselamatan jiwa*
Kisah Para Rasul 4:11-12 (TB) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru.
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
dan berkat yang ketiga adalah *damai sejahtera*
Yohanes 14:27 (TB) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Ketiga berkat Tuhan ini lebih berharga daripada berkat-berkat jasmani karena berkat-berkat ini kekal dan dapat membuat manusia merasakan kebahagiaan yang sejati, kebahagiaan hidup di dalam Roh Allah yang memimpin kita menuju hidup bahagia yang kekal.
Berkat-berkat jasmani bersifat sementara dan tidak bisa membuat kita hidup yang surgawi.
Kelimpahan berkat jasmani diberikan oleh Tuhan kepada kita, agar kita hidup selayaknya secara jasmani dan hidup kita dengan segala berkatNya haruslah menjadi *kesaksian* bagi dunia betapa luar biasa pemeliharaan Tuhan atas hidup kita dan hidup kita dengan berkat-berkatNya itu harus *menjadi berkat bagi jiwa-jiwa*(firman di awal renungan), artinya berkat itu tidak untuk dinikmati diri sendiri tetapi untuk *berbagi dengan orang lain*.
Berkat-berkat Tuhan yang telah kita terima harus dapat kita jadikan kesaksian hidup agar *Jalan Kebenaran Kristus dan Keselamatan dariNya dikenal di dunia*
Tuhan Yesus memberkati kita semua yang berniat untuk berbagi berkat Tuhan dengan sesama kita. A m i n .
*PD Autopia Malang*
02032018
*Susi Indung*
Renungan pagi ini bertemakan:
*JANGAN SIA-SIAKAN BERKAT TUHAN*
Dasar firmannya dari:
*Kejadian 12:2 (TB)* Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat
Saudaraku kekasih Kristus,hampir semua orang percaya Tuhan, senang sekali jika mendengar khotbah di gereja yang isinya tentang berkat,kesuksesan studi atau karir dan keberhasilan hidup.
Mereka selalu mengharapkan ketiga hal itu dapat mereka terima dengan berlimpah-limpah artinya lebih sering dan lebih banyak lagi.
Jarang sekali,bahkan mungkin tidak ada seorang pun yang berani dengan jujur mengatakan: "Stop Tuhan,berkatMu sudah cukup bagiku".
Malah sebaliknya yang sering terjadi,"Mengapa ya Tuhan berkatMu hanya sedikit,cuma segini?".
Pernyataan yang kedua jelas menunjukkan bahwa berkat Tuhan yang diharapkan adalah lebih, jawaban Tuhan tidak sesuai dengan yang diharapkan,akhirnya mereka mengeluh.
Kita juga sering mengeluh,mengeluh dan mengeluh. Merasa bahwa berkat Tuhan kurang atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kita merasa belum diberkati karena keadaan kita sepertinya tidak ada perubahan, ya begitu-begitu saja.Pikiran itu muncul karena kita melihat dan merasakan berkat Tuhan, hanya dilihat dari mata jasmani saja.Kita menerimanya dengan akal budi atau pikiran manusiawi kita yang sangat terbatas.
Banyak orang percaya,mungkin juga kita sendiri,lupa bahwa berkat Tuhan yang terbesar dan utama adalah *pengampunan dosa*
Lukas 5:24 (TB) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
Berkat yang ke dua adalah *keselamatan jiwa*
Kisah Para Rasul 4:11-12 (TB) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru.
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
dan berkat yang ketiga adalah *damai sejahtera*
Yohanes 14:27 (TB) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Ketiga berkat Tuhan ini lebih berharga daripada berkat-berkat jasmani karena berkat-berkat ini kekal dan dapat membuat manusia merasakan kebahagiaan yang sejati, kebahagiaan hidup di dalam Roh Allah yang memimpin kita menuju hidup bahagia yang kekal.
Berkat-berkat jasmani bersifat sementara dan tidak bisa membuat kita hidup yang surgawi.
Kelimpahan berkat jasmani diberikan oleh Tuhan kepada kita, agar kita hidup selayaknya secara jasmani dan hidup kita dengan segala berkatNya haruslah menjadi *kesaksian* bagi dunia betapa luar biasa pemeliharaan Tuhan atas hidup kita dan hidup kita dengan berkat-berkatNya itu harus *menjadi berkat bagi jiwa-jiwa*(firman di awal renungan), artinya berkat itu tidak untuk dinikmati diri sendiri tetapi untuk *berbagi dengan orang lain*.
Berkat-berkat Tuhan yang telah kita terima harus dapat kita jadikan kesaksian hidup agar *Jalan Kebenaran Kristus dan Keselamatan dariNya dikenal di dunia*
Tuhan Yesus memberkati kita semua yang berniat untuk berbagi berkat Tuhan dengan sesama kita. A m i n .
*PD Autopia Malang*
02032018
*Susi Indung*
Komentar
Posting Komentar