41979 Regi : SUKACITA PENUH

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.

Tema renungan pagi ini adalah 


*SUKACITA PENUH*.


FirmanNya diambil dari 


*Yohanes 15:9-11 (TB)* 

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.


Renungan:

   

Firman Tuhan di atas adalah amanat perpisahan Yesus kepada murid-murid-Nya.

Itu adalah wujud nyata kasih Yesus kepada mereka.

Tampak jelas bahwa Yesus tidak mengklaim diri-Nya sebagai satu-satunya pribadi yang layak dikasihi. Yesus tidak ingin rasa nikmat bahagia karena dikasihi Allah hanya dirasakan-Nya sendiri, tetapi Dia ingin agar hal itu dapat pula dirasakan oleh para pengikut-Nya.

Oleh karena itulah  Yesus mengatakan bahwa Ia sungguh mengasihi kita seperti Bapa mengasihi-Nya.

Mungkin kita pernah bertanya seperti apa dan bagaimanakah wujud kasih Allah itu? Jika kita renungkan bersama pengalaman kita sehari-hari, maka kita akan menyadari bagaimana Allah bertindak  atas kita: berupa pengalaman melihat terbitnya matahari, melihat juga senyuman orang-orang di sekitar kita. Juga dinginnya rasa air yang mengguyuri tubuh kita saat kita mandi di pagi hari. Juga merasakan nafas yang kita hirup setiap saat, telinga yang masih mampu mendengar suara di sekitar kita, dan segala pengalaman lainnya. 

Semua itu adalah bentuk dari nikmatnya kehidupan ini.

Dari mana semuanya itu berasal dan mengapa kita mampu merasakan kehidupan yang 

begitu indah?  Sebagai orang yang beriman, kita memiliki satu kesadaran yang sama bahwa semuanya itu adalah bentuk kasih Allah pada kita. Dengan demikian, kita dapat mengakui dan merasakan  bahwa itu adalah kasih Allah.

Hal yang penting bagi kita sekarang  bahwa kasih yang telah kita terima dari Allah haruslah kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus dapat *menjadi duta* kasih Allah dengan *menunjukkan sikap menerima orang lain apa adanya.* Dengan demikian kita akan sungguh-sungguh menunjukkan diri *bahwa kita hidup/tinggal dalam kasih Tuhan.*

Semoga nikmatnya kasih yang kita terima dari Allah menjadi daya dorong bagi kita untuk membebaskan dari  prasangka - prasangka buruk terhadap orang lain. 

Tuhan Yesus memberkati kita semua. A m i n .


*PD Autopia Malang*

*Susi Indung*.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman