3128 Rema : BERUPAYA MELAKUKAN SABDA BAPA

 Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Maschiach.

Renungan malam hari ini berjudul:


*BERUPAYA MELAKUKAN SABDA BAPA* 


Diambil dari  


*Matius 7:26 – 27* (TB) (26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."



Saudaraku kekasih Tuhan Yesus,

Tidak seorang pun mau disebut bodoh, bukan? Nah, pada ayat nats di atas orang yang mendengar, tetapi tidak melakukan sabda Bapa, sama dengan orang bodoh. Maka, tentunya kita harus berusaha menjadi bijak dengan melakukan sabda-Nya setelah mendengar sabda tersebut.


Beberapa saat lalu kami memperoleh pesan Roh Kudus agar menjumpai sebuah keluarga untuk meminta maaf. Awalnya, sejujurnya secara manusia kami merasa berat hati karena kami merasa tidak bersalah. Namun, dengan sungguh-sungguh kami memohon agar Roh Kudus membersamai dan menuntun kami melakukan tugas tersebut. Syukur  kepada Bapa, hati kami disentuh dan diluluhkan-Nya. Kami dimampukan-Nya mengikuti dan melakukan kehendak-Nya.


Kami percaya akan firman ini dan ingin sekali menyangkal diri sendiri untuk mengikuti langkah yang dipesankan Tuhan Yesus. Menjadi pelaku firman, itu keinginan kami.


*Yakobus 1:22-24* (TB) (22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. (24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.


Kami tidak mau menipu diri kami sendiri dan bersikukuh pada egoisitas kami. Kami pun diingatkan agar tidak mengandalkan akal budi kami sebagaimana tertulis pada: 


*Amsal 3:7* (TB) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan.


Ada peperangan di dalam hati kami antara datang menemuinya atau tidak. Jika tidak, berarti kami melawan perintah Tuhan Yesus. Maka, berkali-kali kami memohon kekuatan Roh Kudus untuk memampukan kami mengikuti kehendak-Nya. Kami memohon dimampukan-Nya menyangkal diri. Kami yang tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa di mata mereka kami telah bersalah sehingga membuat mereka kecewa ini menaikkan puji dan syukur kepada Rohul Kudus yang telah mengingatkan agar kami berjalan menemui mereka untuk meminta maaf. Seandainya tidak diingatkan dan dipesan oleh-Nya, kami tidak tahu bahwa kami telah melukai hati mereka. Kami telah melakukan kejahatan. Apalagi terngiang pula pesan-Nya ini:


*Matius 5 : 23-25a* (TB) (23) jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, (24) tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (25) Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan .. 


Sebelum berangkat aneka pikiran negatif sempat berkecamuk di dalam hati kami. Bersyukur, apa yang semula kami takutkan, kami khawatirkan, ternyata tidak terjadi. Seluruh kondisi pertemuan keluarga itu seutuhnya dikendalikan oleh Tuhan Yesus semata. Pembicaraan pun lancar dan dalam suasana sukacita. Haleluya! 


Akhirnya, kami memperoleh damai sejahtera surga. Hati kami plong dan lega. Terpujilah Bapa, Putra, dan Rohul kudus kekal selamanya. 


Selamat malam, selamat beristirahat. Tuhan Yesus memberkati, Amin


*PD Autopia Malang*

Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR