3123 Regi : Belajar dari Saul dan Daud
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Maschiach.
Selamat pagi dan salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Renungan pagi hari ini berjudul:
*Belajar dari Saul dan Daud*
Para kekasih Kristus, sejak bangsa Israel tidak menghendaki lagi untuk dipimpin Allah melalui para nabinya, Samuel diutus TUHAN untuk mengurapi Saul sebagai pemegang tampuk pemerintahan atas bangsa Israel, sebagai raja pertama atas umat Allah itu. Kemudian berkuasalah Roh TUHAN atas Samuel, sehingga melalui Saul difirmankan bahwa bangsa Israel akan diselamatkan dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Namun apa lacur perbuatan Saul?
Sejak awal dia telah meragukan pilihan Allah atas dirinya, karena berasal dari Suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel (1 Samuel 9: 21);
ia lebih mengandalkan akal budi manusiawinya dari pada percayanya kepada TUHAN demi rasa takutnya terhadap keadaan yang mendesak dia
(1 Sam. 13: 11-12);
Saul salah mengambil kebijakan dengan memerintahkan rakyat mengucapkan kutuk yang merugikan diri mereka sendiri
(1 Samuel 14: 28-30);
ia bersaksi dusta dengan mengambil jarahan kambing domba dan lembu-lembu terbaik tidak ditumpas habis
(1 Samuel 15: 20-21);
ia lebih takut kepada manusia daripada kepada TUHAN
(1 Samuel 15: 24);
ia memiliki rasa iri hati yang kuat terhadap orang yang lebih berprestasi
(1 Samuel 19: 1).
*Hati Saul ternyata jahat tidak berpaut kepada TUHAN melainkan kepada dirinya sendiri.*
Bagaimana dengan Samuel yang diutus mengurapi salah seorang dari anak Isai, TUHAN tidak menghendaki Samuel terkecoh oleh paras orang itu:
… berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
*1Samuel 16: 7* TB.
Kemudian:
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud._
*1 Samuel 16: 13* TB.
Alih-alih seperti Saul, karakter Daud sungguh berbeda darinya. Ia percaya sepenuhnya kepada TUHAN:
… Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
*1 Samuel 17: 45* TB
Daud menghormati orang yang pernah diurapi TUHAN:
Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.
*1 Samuel 24: 11* TB
Daud menyukai firman dan hatinya berpaut kepada TUHAN:
Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari._
*Mazmur 119: 97* TB
Para kekasih Kristus, sungguh nyata perbedaan antara Saul dengan Daud, meskipun mereka berdua sama-sama orang yang diberkati TUHAN melalui nabi-Nya, Samuel.
Dari sini apa yang bisa kita simpulkan, bahwa kita semua bagaikan Saul dan Daud, yang sama-sama diberkati TUHAN; kita saat ini sama-sama mendapatkan karunia Roh Kudus dalam hati kita; namun bagaimanakah sikap kita terhadap anugerah itu? Akankah kita merespon seperti Saul ataukah seperti Daud?
Marilah kita mengingat pesan Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:
… karena itu *tetaplah kerjakan keselamatanmu* dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
*Filipi 2:12-13* TB
Marilah kita mengerjakan keselamatan kita pemberian Tuhan Yesus Kristus dengan rasa takut dan gentar, agar Allahlah yang mengerjakan di dalam diri kita menurut kerelaan-Nya.
Sehingga kita pun akan menjadi seperti Daud, diberikan kemenangan demi kemenangan terhadap musuh-musuh diri kita, yaitu kelemahan karakter dan akan diperbaiki-Nya seturut dengan kerelaan-Nya.
Selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati kita, Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar