3121 Regi : BERSYUKUR = MENGAKTIFKAN IMAN
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan Pagi kita hari ini, dengan tema
*BERSYUKUR = MENGAKTIFKAN IMAN*
Dasar firmanNya dari
*Habakuk 3:17-18* (TB)
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Keadaan yang digambarkan dalam ayat 17 di atas sangatlah tragis. Suatu keadaan yang menggambarkan krisis yang hebat.
Sejarah Alkitab mencatat, Habakuk hidup pada jaman Raja Yoyakim dari Yehuda. Hanya beberapa tahun saja sebelum kejatuhan dan penghancuran Yehuda di tangan Babel oleh Nebukadnezar. Artinya, Habakuk mengalami masa-masa pra pembuangan dan ikut dalam kehancuran Yehuda ketika terjadi proses pembuangan itu.
Ayat di atas menggambarkan suatu jaman yang sangat gelap dan sengsara. Krisis ekonomi dan resesi hebat akibat serbuan Babel yang meluluhlantakkan Yehuda. Dan kali itu, Allah membiarkan mereka.
Dalam hal ini, Allah menjalankan hukuman-Nya, dan "menegakan" untuk sekian waktu, mereka ada dalam penindasan bangsa Babel yang bengis.
Bait Allah kebanggaan mereka pun dihancurkan dan dibakar habis dan peralatan serta perkakas ibadah dirampas dan dijarah, dibawa ke Babel.
Tetapi, rasa syukur yang diucapkan Habakuk pada ayat di atas sungguh luar biasa. Dalam keadaan sulit dan terjepit tidak membuat Habakuk mengeluh. Secara kasat mata, keadaan sungguh buruk, tapi mata iman Habakuk melihat jauh ke depan. Ini bukan hal yang mudah, perlu proses, perlu latihan, dan kepasrahan yang luar biasa.
Saat ini,meskipun tidak persis sama, keadaan yang mirip ayat di atas sedang terjadi. Pandemi Covid-19 ini meluluhlantakkan dunia, Negara-negara yang kuat secara ekonomi pun mengalami resesi. Pengangguran meningkat, keadaan sulit, berita kematian karena virus juga terus terdengar dan terbaca setiap hari.
Namun, Allah menghendaki tetap ada ucapan syukur apapun keadaan dan kondisinya.
Saya suka kalimat dari renungan pagi hari Minggu yang lalu.. _*"saat kita mengucap syukur, kita sedang mengaktifkan iman kita.."*_
Itulah yang terjadi pada diri Habakuk. Sosok nabi pelaku sejarah yang ikut dalam peristiwa pra pembuangan dan awal-awal masa supersulit itu berlangsung.
Habakuk meyakini bahwa Allah tidak pernah membiarkannya, pemeliharaan Allah pasti diberikan untuk orang-orang yang benar, yang tidak melihat keadaan dengan kasat mata jasmani, tapi dengan keyakinan dan percayanya.
*Habakuk 2:4b* (TB)
.. tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
Saudara terkasih,
Iman anugerah Allah harus kita gerakkan dengan pengucapan syukur, sehingga iman itu akan terus bertumbuh, semakin maju, dan membuat kita dimampukan oleh Roh Kudus melakukan Firman ini :
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
*1 Tesalonika 5:18*
Selamat Pagi, Selamat Beraktifitas.
Tetap Bersemangat.!
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
```hasansantoso```
Komentar
Posting Komentar