3112 Rema : BAHAYA SPIRITUAL NARCISSIST

 Tulisan ini saya copas dari group sebelah dan sangat perlu untuk kita renungkan



*BAHAYA SPIRITUAL NARCISSIST*


Bacaan : 


*Lukas 18 : 9-14*


Sebab barangsiapa meninggi diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.(Lukas 18 : 14b)


*Ketika kita mulai merasa bahwa diri kita lebih baik dan lebih rohani dari orang lain, pelayanan kita lebih berhasil dari orang lain, atau gereja kita lebih besar dan maju dibanding gereja lain, saat itulah kita sedang jatuh dalam dosa kesombongan!* Dalam hal kerohanian, seringkali kesombongan itu tumbuh secara tersembunyi tanpa dapat kita sadari dan kita tetap merasa baik-baik saja dalam hal ini, *padahal kesombongan itu adalah ketika kita mulai suka menghakimi dan membanding-bandingkan dengan orang lain*, dan hal ini kita tidak menyadari bahwa kita sudah jatuh dalam dosa kesombongan. Inilah tipu muslihat Iblis!  


Berikut adalah 5 ciri-ciri orang yang sombong rohani (spiritual narcissist)


1. Seseorang dengan Spiritual Narcissist  atau sombong rohani biasanya suka sekali mempromosikan diri. 

Bagi mereka, setiap percakapan adalah kesempatan untuk berbagi tentang pencapaian mereka melebihi di atas orang lainnya. Mereka biasanya akan berbicara terus menerus tentang sederet daftar prestasi mereka. Mereka akan memberitahukan tentang buku terbaru yang akan diterbitkan, posting blog terbaru, seri khotbah, pekerjaan misi, atau waktu mereka berhasil memimpin seseorang kepada Kristus.

Sementara Alkitab mengajarkan kita untuk tidak mencari kemuliaan diri sendiri dan tidak mengembar-ngeborkan pekerjaan tangannya (Amsal 27:2). Berbeda dengan spiritual narcissist yang suka sekali memamerkan apa yang mereka yakini bisa membawa pujian bagi diri sendiri. Cara terbaik bagi orang-orang Kristen untuk menghindar dari kebiasaan ini adalah mengikuti teladan Mikha 6: 8, hidup dengan adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan.


2. Suka menyerang pembicaraan.

Spiritual Narcissist tidak memiliki kontrol dalam berbicara. Mereka menggunakan otoritas tertinggi mereka untuk menunjukkan diri sendiri. Akibatnya, tak jarang bagi mereka untuk menyerang percakapan orang lain. Mereka melakukan ini dengan alasan untuk membantu atau memperbaiki umat Tuhan, meskipun mereka tidak masuk alam dialog dua arah tersebut. Mereka juga bahkan menyuntikkan opini sendiri ke dalam situasi itu, dan mereka akan menjadi orang yang pertama kali mengajukan komplain di Gereja. Alkitab memperingatkan bahwa orang-orang demikian menciptakan perpecahan di antara orang percaya dan hanya untuk mencapai keinginan hatinya (Roma 16:17-18, Roma 16:17-18).

Tidak ada acara lain yang bisa dilakukan untuk berhadapan dengan orang seperti ini selain menolaknya masuk untuk memberikan pendapat dan pandangannya (Amsal 26: 4-5).


3. Menggunakan Firman Tuhan.

Susan B Anthony pernah mengatakan, “Saya tidak percaya dengan orang-orang yang sangat mengetahui kehendak Tuhan, karena Saya melihat hal itu selalu bersamaan dengan hasrat mereka sendiri”. Dengan cara yang sama, seorang penipu rohani akan menggunakan Alkitab atau firman Tuhan sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka, bukan tujuan Tuhan. Mereka memakai Alkitab dengan mata tertutup, menghafal hanya segelintir ayat penting yang bisa digunakan untuk membenarkan perilaku mereka. Sementara firman Tuhan yang bertentangan dengan tindakan mereka akan diabaikan. Penipu rohani ini seperti seorang Yudas yang tidak bisa dipercaya (Yudas 1: 4).

Untuk tidak terpengaruh pada setiap ucapan seorang yang sombong rohani ini, orang Kristen hanya perlu membaca banyak Alkitab. Semakin akrab Anda dalam pekerjaan Tuhan, semakin akrab pula Anda di dalam Tuhan.


4. Mengucapkan kasih, namun tidak pernah melakukannya.

Cara paling mudah mengidentifikasi Spiritual Nacissist adalah apakah kata-kata mereka sesuai tindakan mereka. Mereka akan berkata bahwa mereka hanya memiliki kasih dan belas kasihan ketika harus menegur orang lain, padahal tindakan mereka tidak mencerminkan hal itu. Nats alkitab di Roma 16:17-18  mengajarkan kita bahwa kita bisa menilai seorang nabi dari buah pekerjaannya. “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik (Matius 7: 17)”.

Kasih melebihi dari kata-kata, kasih dibuktikan dengan perbuatan. Itulah yang membedakan antara Kristen sejati dengan kesombongan rohani.


5. Mereka terus berbicara tetapi tidak mau mendengar.

Mendengarkan menjadi alat yang ampuh bagi orang Kristen. Mendengar akan menumbuhkan rasa percaya, menciptakan empati dan melukiskan pengertian diantara sesama. Amsal 27:2  mengingatkan agar orang percaya cepat mendengar dan lambat berkata-kata, dan lambat untuk marah. Spiritual Narcissist atau kesombongan rohani justru melakukan hal sebaliknya, mereka akan cepat berbicara, mudah tersinggung, dan tidak mau mendengarkan. Mereka suka jika menjadi seseorang yang selalu didengarkan di ruangan dan ide orang lain semacam serangan bagi mereka.

Seorang Kristen sejati mendengarkan orang lain, bahkan ketika mereka tidak setuju dengan ide tersebut. Mendengarkan mengharuskan kita menjadi tidak egois, satu karakter yang akan sulit dilakukan oleh seorang yang sombong rohani.


Seseorang yang berbuat dosa atau terlibat dalam segala jenis kejahatan tidak ada yang dapat mereka sombongkan. Tetapi orang yang merasa dirinya  'baik-baik', apalagi sudah terlibat dalam pelayanan dan dipercaya Tuhan dalam banyak hal, tanpa sadar menjadi sombong dan membanggakan kemuliaan yang seharusnya menjadi milik Tuhan.  


Mari kita semua melihat diri kita sendiri, sehingga kita dapat mengoreksi diri supaya apa yang kita lakukan berkenan kepada Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR