2910 Regi : JANGAN MENYIA-NYIAKAN PENGENALAN-NYA
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan Firman Pagi ini dengan tema
*JANGAN MENYIA-NYIAKAN PENGENALAN-NYA*
Dasar firmanNya dari
*Yesaya 44:17 (TB)*
Dan sisa kayu itu dikerjakannya menjadi allah, menjadi patung sembahannya; ia sujud kepadanya, ia menyembah dan berdoa kepadanya, katanya: "Tolonglah aku, sebab engkaulah allahku!"
Waktu kecil dulu saya sering diajak oleh almarhum papa saya ke Klenteng dekat rumah kami. Karena beliau salah satu pemain musik di band yang ada di situ. Sering saya mondar-mandir di ruang-ruang yang banyak dihuni patung-patung, yang katanya adalah para dewa mereka. Wajahnya ngeri-ngeri. Ada yang membawa tombak, pedang dan ada yang duduk di atas naga. Secara seni, memang menakjubkan. Bagus dan mirip sekali dengan manusia. Dan di depan tiap-tiap patung itu ditaruh beberapa lilin yang terus menyala, juga beberapa sesajen, dan asap bau-bau an yang menyesakkan nafas dari hio yang dibakar memenuhi ruangan itu.
Tiap akan tahun baru Imlek atau waktu-waktu tertentu patung-patung itu akan dibersihkan, "dimandikan".
Pada waktu "sembahyangan" ruang-ruang itu akan dipenuhi jemaat yang menyembah dan memohon berkat dan perlindungan sambil menaikkan doa-doa menurut bahasa mereka. Mereka berdoa dengan sangat khusyuk. Sikap saya waktu ibadah di gereja kalah jauh dengan mereka yang begitu takut dan hormat pada para dewa, yang sejatinya adalah iblis dan kawan-kawannya. Seolah-olah dari patung-patung itulah mereka mendapatkan apa yang mereka pinta dan doakan.. Padahal, untuk "mandi" saja mereka harus dimandikan. Bergeming dari tempatnya saja juga tak mungkin patung-patung itu bisa, tapi penyembahnya begitu mendewakan dan menyamakan patung itu dengan allahnya..
*Yesaya 46:5-6 (TB)*
Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
Orang mengeluarkan emas dari dalam kantongnya dan menimbang perak dengan dacing, mereka mengupah tukang emas untuk membuat allah dari bahan itu, lalu mereka menyembahnya, juga sujud kepadanya!
Tapi begitulah manusia. Cenderung percaya dengan apa yang nampak mata. Buatan sesamanya tapi bisa didewakan melebihi Tuhan yang sebenarnya.
Kitapun, sadar atau tidak kadang masih melakukan hal-hal seperti itu, walaupun tidak persis sama. Tidak terbatas hanya pada patung dan sejenisnya. Uang, kekayaan, harta, pekerjaan, jabatan, juga bisa menjadi "sesembahan" yang kita dewa-dewakan melebihi Allah.
Penyimpangan terhadap hukum pertama dari Hukum Taurat ini sangatlah ditentang Allah.
Saudara terkasih, kita yang sudah mengalami begitu banyak keajaiban Allah melalui Karya-Nya kiranya semakin bergiat untuk bekerja di ladang-Nya.
Sangat disayangkan apabila Allah yang telah begitu luar biasa berkarya dalam kehidupan kita, tetapi dengan entengnya kita "berkubang" kembali pada dosa menduakan-Nya..
*Galatia 4:9 (TB)*
Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada *roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?*
Mari, jangan sia² kan pengenalan-Nya pada kita dengan menggantikannya dengan hal-hal yang remeh, lemah dan miskin. Apalagi menghamba pada mereka.
Selamat Pagi,Selamat Beribadah.
Tetap Bersemangat!
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
```hasansantoso```
Renungan Firman Pagi ini dengan tema
*JANGAN MENYIA-NYIAKAN PENGENALAN-NYA*
Dasar firmanNya dari
*Yesaya 44:17 (TB)*
Dan sisa kayu itu dikerjakannya menjadi allah, menjadi patung sembahannya; ia sujud kepadanya, ia menyembah dan berdoa kepadanya, katanya: "Tolonglah aku, sebab engkaulah allahku!"
Waktu kecil dulu saya sering diajak oleh almarhum papa saya ke Klenteng dekat rumah kami. Karena beliau salah satu pemain musik di band yang ada di situ. Sering saya mondar-mandir di ruang-ruang yang banyak dihuni patung-patung, yang katanya adalah para dewa mereka. Wajahnya ngeri-ngeri. Ada yang membawa tombak, pedang dan ada yang duduk di atas naga. Secara seni, memang menakjubkan. Bagus dan mirip sekali dengan manusia. Dan di depan tiap-tiap patung itu ditaruh beberapa lilin yang terus menyala, juga beberapa sesajen, dan asap bau-bau an yang menyesakkan nafas dari hio yang dibakar memenuhi ruangan itu.
Tiap akan tahun baru Imlek atau waktu-waktu tertentu patung-patung itu akan dibersihkan, "dimandikan".
Pada waktu "sembahyangan" ruang-ruang itu akan dipenuhi jemaat yang menyembah dan memohon berkat dan perlindungan sambil menaikkan doa-doa menurut bahasa mereka. Mereka berdoa dengan sangat khusyuk. Sikap saya waktu ibadah di gereja kalah jauh dengan mereka yang begitu takut dan hormat pada para dewa, yang sejatinya adalah iblis dan kawan-kawannya. Seolah-olah dari patung-patung itulah mereka mendapatkan apa yang mereka pinta dan doakan.. Padahal, untuk "mandi" saja mereka harus dimandikan. Bergeming dari tempatnya saja juga tak mungkin patung-patung itu bisa, tapi penyembahnya begitu mendewakan dan menyamakan patung itu dengan allahnya..
*Yesaya 46:5-6 (TB)*
Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
Orang mengeluarkan emas dari dalam kantongnya dan menimbang perak dengan dacing, mereka mengupah tukang emas untuk membuat allah dari bahan itu, lalu mereka menyembahnya, juga sujud kepadanya!
Tapi begitulah manusia. Cenderung percaya dengan apa yang nampak mata. Buatan sesamanya tapi bisa didewakan melebihi Tuhan yang sebenarnya.
Kitapun, sadar atau tidak kadang masih melakukan hal-hal seperti itu, walaupun tidak persis sama. Tidak terbatas hanya pada patung dan sejenisnya. Uang, kekayaan, harta, pekerjaan, jabatan, juga bisa menjadi "sesembahan" yang kita dewa-dewakan melebihi Allah.
Penyimpangan terhadap hukum pertama dari Hukum Taurat ini sangatlah ditentang Allah.
Saudara terkasih, kita yang sudah mengalami begitu banyak keajaiban Allah melalui Karya-Nya kiranya semakin bergiat untuk bekerja di ladang-Nya.
Sangat disayangkan apabila Allah yang telah begitu luar biasa berkarya dalam kehidupan kita, tetapi dengan entengnya kita "berkubang" kembali pada dosa menduakan-Nya..
*Galatia 4:9 (TB)*
Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada *roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?*
Mari, jangan sia² kan pengenalan-Nya pada kita dengan menggantikannya dengan hal-hal yang remeh, lemah dan miskin. Apalagi menghamba pada mereka.
Selamat Pagi,Selamat Beribadah.
Tetap Bersemangat!
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
```hasansantoso```
Komentar
Posting Komentar