2873 Rema :
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Damai sejahtera Allah Bapa, Tuhan Yesus Sang Putra dan kuasa Roh Kudus, memberkati kita semua nya.
Mari kita arahkan hati, pikiran dan roh kita, kepada Allah yang adalah Roh dan kebenaran, karena itu mari kita tinggalkan segala akal budi dan pikiran-pikiran yang tidak berkenan pada Allah, agar kita dimengerti kan apa menjadi kehendakNya.
Firman Tuhan dalam
*Yohanes 7:1 (TB)* Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab *Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.*
Saudaraku, apakah yang ada dalam pikiran kita, ketika kita membaca dan merenungkan Firman di atas, yang menyatakan bahwa Yesus tidak mau tinggal di Yudea karena orang-orang Yahudi berusaha mau membunuhNya?.
Apakah Yesus seorang pengecut atau apakah Yesus tidak berani menghadapi bahaya yang ada, sehingga Yesus harus menghindar dari orang-orang yang akan membunuhNya?.
Mungkinkah Yesus juga tidak percaya artinya tidak memiliki iman bahwa Allah Bapa sanggup untuk melepaskan Yesus dari marabahaya tersebut?.
Gambaran inilah sebenarnya yang terjadi saat ini bagi kita semuanya di dalam menghadapi wabah nasional yang sangat mengancam kelangsungan hidup manusia.
Apakah dengan kita mematuhi peraturan pemerintah yang untuk sementara waktu ini kita harus mengisolasi diri, di dalam kegiatan-kegiatan kita termasuk dalam beribadah, disamakan kita takut mati, atau iman kita yang layu, ataupun menganggap bahwa Tuhan Yesus sebagai juruselamat kita kalah dengan virus Corona ini?
Ingatlah firman Tuhan yang mengatakan "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka".
*Amsal 22:3 (TB)*
Tuhan Yesus memberikan akal dan pikiran, juga memberikan hikmat bagi kita ,apakah kita mau menjadi orang bijak atau menjadi orang yang tak berpengalaman atau orang bodoh ,semua terlihat dan diuji bagaimana na ketika masalah besar atau marabahaya ada di depan kita, sikap apakah yang akan kita ambil.
Apakah kita meneladani Tuhan Yesus yang mengetahui marabahaya di depan nya ia menghindar atau justru karena kebebalan dan iman kita yang ceroboh terus menerjang bahaya yang ada di depan kita.
Jika kita berpedoman pada *Amsal 22:3*, kita akan menjadi orang bijak, bila kita mengetahui malapetaka yang akan menimpa kita, kita menghindar atau berusaha lari menjauhkan diri kita dari malapetaka tersebut, namun kalau kita menjadi orang bebal pasti kita akan menantang merabahaya yaitu dengan terus maju menerobos, menerjang dan menghampiri bahaya tersebut, dengan keyakinan iman yang ceroboh.
Ingat Tuhan Yesus mengajar pada kita agar kita menjadi orang bijak sebagaimana firman yang disampaikan dalam
*Matius 10:23 (TB)* Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, *larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu*: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.
Bagaimana kita menyikapi Firman ini, apakah Tuhan Yesus mengajarkan kita sebagai seorang pengecut atau kita sebagai orang yang bijak untuk menyelamatkan nyawa kita.
Demikian juga saat ini pemerintah dalam menyikapi penyebaran virus Corona yang mematikan, menghendaki agar kita pun mau mengarantina diri, tidak aktif di dalam kegiatan-kegiatan, dalam perkumpulan perkumpulan dengan banyak orang dalam sementara waktu, menjauhi tempat-tempat keramaian, supaya kita tidak menjadi penyebar virus tersebut, ataupun diri kita, keluarga rekan-rekan terdekat, sanak saudara ,tertular virus yang dari kita.
Memang ada yang terasa hilang dalam kehidupan kita, suatu contoh yang seharusnya kita membangun hubungan dengan Tuhan kita , lewat perkumpulan-perkumpulan ibadah baik di gereja, persekutuan- persekutuan doa ataupun pelayanan-pelayanan doa dalam pekerjaan Kristus.
Namun adakah kita sadari, bila terus kita melakukan semuanya itu, sementara di depan kita bahaya yang mematikan virus Corona selalu mengancam semua orang, tidak peduli orang itu beriman ataupun tidak, harus terus kita terjang?
Marilah kita belajar bijak, hal ini kalau kita yakin dengan iman, tidak akan berlangsung lama, jika kita mau taat peraturan pemerintah dan hidup bijak dengan menghindari, menjauhkan diri kita dari marabahaya itu ,pasti semuanya akan segera selesai dan kita akan bisa kembali melakukan aktivitas-aktivitas tersebut seperti sediakala, karena itu lebih baik kita bersabar, terus bertekun dalam doa, memohon belas kasih Tuhan Yesus dalam ibadah- ibadah keluarga yang bisa kita lakukan saat ini, yakinlah apa yang dikatakan dalam
*Pengkhotbah 3:11 (TB)* Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Saudaraku kekasih Kristus marilah kita memiliki iman dan hikmat yang benar supaya kita bisa mengerti dan memahami kehendak Allah dan tidak salah melangkah.
saya ibaratkan demikian jika di depan kita ada seekor singa apakah yang akan kita lakukan
1.Karena kita memiliki iman kita terus berjalan di depan singa tersebut dan yakin Tuhan pasti mengatupkan mulut singa sehingga kita tidak diterkamnya.
2.Karena dengan yakin bahwa kita pun akan mati, entah besok ,lusa ataupun sekarang maka kita pun dengan beraninya berjalan di depan singa tersebut.
3.Dengan kekuatan kita yakin bahwa kita sanggup mengalahkan singa tersebut maka kita pun terus melangkah maju ke depan menghadapi singa itu
4. Atau kita bersembunyi menghindar dari singa tersebut dan terus berdoa supaya singa tidak mengejar kita.
Disinilah kita akan mengetahui apakah diri kita menjadi orang yang beriman dan memiliki nikmat yang bijaksana ataupun menjadi orang yang beriman tetapi tetap mengandalkan akal budi dan kekuatannya sendiri.
Karena itu saudaraku ,marilah kita lindungi diri kita, keluarga, saudara dan teman terdekat, agar terhindar dari virus Corona dengan kita mau taat setia terhadap perintah Tuhan Yesus ataupun peraturan-peraturan pemerintah.
Inilah wujud kasih kita terhadap sesama, untuk menjaga keselamatan bersama, agar karya Allah terus berjalan dan bisa dirasakan banyak orang, sekali lagi marilah kita hidup bijak sebagaimana yang diajarkan dalam *Amsal 22: 3*, supaya kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
*Titus 3:1 (TB)* Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik.
Saudaraku marilah kita belajar menjadi warga negara yang baik taat pada peraturan pemerintah terlebih pada perintah- perintah Tuhan Yesus.
Selamat malam, selamat merenungkan, firman Tuhan dan selamat istirahat, kiranya Damai Sejahtera Allah Bapa dan Yesus Sang putra dan kuasa Roh Kudus memberkati kita semuanya ,haleluyah Amin
Damai sejahtera Allah Bapa, Tuhan Yesus Sang Putra dan kuasa Roh Kudus, memberkati kita semua nya.
Mari kita arahkan hati, pikiran dan roh kita, kepada Allah yang adalah Roh dan kebenaran, karena itu mari kita tinggalkan segala akal budi dan pikiran-pikiran yang tidak berkenan pada Allah, agar kita dimengerti kan apa menjadi kehendakNya.
Firman Tuhan dalam
*Yohanes 7:1 (TB)* Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab *Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.*
Saudaraku, apakah yang ada dalam pikiran kita, ketika kita membaca dan merenungkan Firman di atas, yang menyatakan bahwa Yesus tidak mau tinggal di Yudea karena orang-orang Yahudi berusaha mau membunuhNya?.
Apakah Yesus seorang pengecut atau apakah Yesus tidak berani menghadapi bahaya yang ada, sehingga Yesus harus menghindar dari orang-orang yang akan membunuhNya?.
Mungkinkah Yesus juga tidak percaya artinya tidak memiliki iman bahwa Allah Bapa sanggup untuk melepaskan Yesus dari marabahaya tersebut?.
Gambaran inilah sebenarnya yang terjadi saat ini bagi kita semuanya di dalam menghadapi wabah nasional yang sangat mengancam kelangsungan hidup manusia.
Apakah dengan kita mematuhi peraturan pemerintah yang untuk sementara waktu ini kita harus mengisolasi diri, di dalam kegiatan-kegiatan kita termasuk dalam beribadah, disamakan kita takut mati, atau iman kita yang layu, ataupun menganggap bahwa Tuhan Yesus sebagai juruselamat kita kalah dengan virus Corona ini?
Ingatlah firman Tuhan yang mengatakan "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka".
*Amsal 22:3 (TB)*
Tuhan Yesus memberikan akal dan pikiran, juga memberikan hikmat bagi kita ,apakah kita mau menjadi orang bijak atau menjadi orang yang tak berpengalaman atau orang bodoh ,semua terlihat dan diuji bagaimana na ketika masalah besar atau marabahaya ada di depan kita, sikap apakah yang akan kita ambil.
Apakah kita meneladani Tuhan Yesus yang mengetahui marabahaya di depan nya ia menghindar atau justru karena kebebalan dan iman kita yang ceroboh terus menerjang bahaya yang ada di depan kita.
Jika kita berpedoman pada *Amsal 22:3*, kita akan menjadi orang bijak, bila kita mengetahui malapetaka yang akan menimpa kita, kita menghindar atau berusaha lari menjauhkan diri kita dari malapetaka tersebut, namun kalau kita menjadi orang bebal pasti kita akan menantang merabahaya yaitu dengan terus maju menerobos, menerjang dan menghampiri bahaya tersebut, dengan keyakinan iman yang ceroboh.
Ingat Tuhan Yesus mengajar pada kita agar kita menjadi orang bijak sebagaimana firman yang disampaikan dalam
*Matius 10:23 (TB)* Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, *larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu*: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.
Bagaimana kita menyikapi Firman ini, apakah Tuhan Yesus mengajarkan kita sebagai seorang pengecut atau kita sebagai orang yang bijak untuk menyelamatkan nyawa kita.
Demikian juga saat ini pemerintah dalam menyikapi penyebaran virus Corona yang mematikan, menghendaki agar kita pun mau mengarantina diri, tidak aktif di dalam kegiatan-kegiatan, dalam perkumpulan perkumpulan dengan banyak orang dalam sementara waktu, menjauhi tempat-tempat keramaian, supaya kita tidak menjadi penyebar virus tersebut, ataupun diri kita, keluarga rekan-rekan terdekat, sanak saudara ,tertular virus yang dari kita.
Memang ada yang terasa hilang dalam kehidupan kita, suatu contoh yang seharusnya kita membangun hubungan dengan Tuhan kita , lewat perkumpulan-perkumpulan ibadah baik di gereja, persekutuan- persekutuan doa ataupun pelayanan-pelayanan doa dalam pekerjaan Kristus.
Namun adakah kita sadari, bila terus kita melakukan semuanya itu, sementara di depan kita bahaya yang mematikan virus Corona selalu mengancam semua orang, tidak peduli orang itu beriman ataupun tidak, harus terus kita terjang?
Marilah kita belajar bijak, hal ini kalau kita yakin dengan iman, tidak akan berlangsung lama, jika kita mau taat peraturan pemerintah dan hidup bijak dengan menghindari, menjauhkan diri kita dari marabahaya itu ,pasti semuanya akan segera selesai dan kita akan bisa kembali melakukan aktivitas-aktivitas tersebut seperti sediakala, karena itu lebih baik kita bersabar, terus bertekun dalam doa, memohon belas kasih Tuhan Yesus dalam ibadah- ibadah keluarga yang bisa kita lakukan saat ini, yakinlah apa yang dikatakan dalam
*Pengkhotbah 3:11 (TB)* Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Saudaraku kekasih Kristus marilah kita memiliki iman dan hikmat yang benar supaya kita bisa mengerti dan memahami kehendak Allah dan tidak salah melangkah.
saya ibaratkan demikian jika di depan kita ada seekor singa apakah yang akan kita lakukan
1.Karena kita memiliki iman kita terus berjalan di depan singa tersebut dan yakin Tuhan pasti mengatupkan mulut singa sehingga kita tidak diterkamnya.
2.Karena dengan yakin bahwa kita pun akan mati, entah besok ,lusa ataupun sekarang maka kita pun dengan beraninya berjalan di depan singa tersebut.
3.Dengan kekuatan kita yakin bahwa kita sanggup mengalahkan singa tersebut maka kita pun terus melangkah maju ke depan menghadapi singa itu
4. Atau kita bersembunyi menghindar dari singa tersebut dan terus berdoa supaya singa tidak mengejar kita.
Disinilah kita akan mengetahui apakah diri kita menjadi orang yang beriman dan memiliki nikmat yang bijaksana ataupun menjadi orang yang beriman tetapi tetap mengandalkan akal budi dan kekuatannya sendiri.
Karena itu saudaraku ,marilah kita lindungi diri kita, keluarga, saudara dan teman terdekat, agar terhindar dari virus Corona dengan kita mau taat setia terhadap perintah Tuhan Yesus ataupun peraturan-peraturan pemerintah.
Inilah wujud kasih kita terhadap sesama, untuk menjaga keselamatan bersama, agar karya Allah terus berjalan dan bisa dirasakan banyak orang, sekali lagi marilah kita hidup bijak sebagaimana yang diajarkan dalam *Amsal 22: 3*, supaya kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
*Titus 3:1 (TB)* Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik.
Saudaraku marilah kita belajar menjadi warga negara yang baik taat pada peraturan pemerintah terlebih pada perintah- perintah Tuhan Yesus.
Selamat malam, selamat merenungkan, firman Tuhan dan selamat istirahat, kiranya Damai Sejahtera Allah Bapa dan Yesus Sang putra dan kuasa Roh Kudus memberkati kita semuanya ,haleluyah Amin
Komentar
Posting Komentar