2862 Regi : KEBERHASILAN SEJATI

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua ha Maschiach.
Selamat pagi, salam sejahtera di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Renungan pagi ini berjudul:

*KEBERHASILAN SEJATI*


Para Kekasih Kristus, marilah kita memohon tuntunan Roh Kudus dalam membaca serta merenungkan firman-firman-Nya pada pagi hari ini. Agar hikmat-Nya diberikan tidak sekedar untuk memahami, melainkan untuk mempraktekkan sabda-sabda ini dalam kehidupan kita sehari-hari.

Nats bacaan Alkitab:

*Efesus 2: 10*
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”


Keadaan dunia yang serba tidak pasti seperti ini mendorong manusia berlomba-lomba untuk menciptakan kestabilan dalam segala aspek melalui caranya sendiri dengan tujuan agar hidupnya aman, nyaman dan tenteram.
Kekayaan dikejar melalui berbagai cara. Ketika nanti sudah didapat, dia berpikir untuk bisa berkata: “Aku sekarang sudah menjadi kaya dan akan menikmati kekayaanku ini. Nah, tibalah sekarang waktunya bagiku bersantai untuk menikmati hidup.” Namun ternyata firman TUHAN menyebutkan:

*Lukas 12: 19-21*
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: “Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” Tetapi firman Allah kepadanya: “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.


Para kekasih Kristus, sebagai makhluk ciptaan-Nya seyogyanya kita lebih mengarahkan segenap keberadaan kita kepada Sang Pencipta, BUKAN YANG LAIN.
Namun kenyataan, alih-alih berfokus terhadap Sang Firman, manusia lebih cenderung mengerahkan daya upaya melalui “kepandaian sendiri” memenuhi kebutuhan dan kenyamanan hidup dengan caranya.
Dalam dua deKade belakangan ini, penemuan artificial intelegence (AI) yang dibenamkan pada sistem komputer akan digunakan untuk menyempurnakan kinerja pengendalian robot buatan yang digadang-gadang bisa memudahkan berbagai permasalahan manusia.

Padahal pada *Efesus 2: 10* di atas secara jelas Allah menghendaki agar diri kita, selaku ciptaan-Nya dalam Kristus Yesus, berfokus kepada perbuatan baik, sebagaimana yang telah dipersiapkan-Nya dan agar kita hidup dalam perbuatan baik itu. Bentuk dari perbuatan baik itu adalah hasil buah-buah Roh, yang meliputi kesembilan hal yaitu:

*Gal. 5: 22-23*
… buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

Melalui perbuatan-perbuatan baik di atas, kita juga diberi kesempatan oleh Allah untuk dapat berbagi secara tulus kepada orang lain, agar mereka pun menikmati sukacita rohani, kebahagiaan yang sejati yang berasal dari Pencipta kita semua.

Kita sadari bahwa kemampuan menghasilkan buah-buah roh di atas TIDAK DAPAT kita lakukan dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri, melainkan memerlukan kehadiran-Nya dalam kehidupan kita. Bersyukur Tuhan Yesus pun mengetahui persis akan hal ini, sehingga memberikan jaminan penyelamatan kepada kita melalui iman, bukan perbuatan:

*Efesus 2: 8-9*
 “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”

Dan iman timbul:

*Roma 10: 17*
“… iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Kristus.”


Pemeliharaan iman terjadi melalui pendengaran akan Firman Kristus, sehingga pergaulan kita terhadap Sang Firman tidak boleh renggang. Artinya, tidak boleh ada suatu waktu pun tanpa mendengar akan Firman tersebut, dengan kata lain tidak ada hari tanpa ibadah. Karena sesungguhnya ibadah itu apabila dilakukan dengan tulus serta motivasi yang benar akan memberikan manfaat yang besar:

*1 Timotius 6: 6*
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.


Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa ibadah sejati merupakan persembahan tubuh mereka dalam kekudusan:

*Roma 12: 1*
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.


Jadi sekarang, apakah keberhasilan yang sejati menurut Allah itu?
Sungguhlah bukan banyaknya harta benda yang kita miliki, melainkan buah-buah Roh yang kita hasilkan melalui persembahan tubuh kita dalam kekudusan.

Sebab waktunya singkat dan bahkan lebih singkat lagi akan kedatangan-Nya yang tidak ditangguhkan-Nya *(Ibrani 10: 37)*.

Marilah kita memegang erat-erat kepercayaan kita kepada Kristus, karena besar upah menantinya
*(Ibrani 10: 35)*.

Oleh karenanya, Kitab Wahyu menegaskan:

 *Wahyu 3: 11*
"Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu."

Immanuel, Roh Kudus memampukan kita memegang erat-erat mahkota pemberian-Nya, dan tidak akan terlepas hingga pada pertemuan kita dengan Tuhan Yesus kelak!

*PD Autopia – Malang*
 _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR