2875 Rema : Mencukupkan diri
Shalom aleicyhem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini diambil dari :
*Filipi 4 : 11*
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Tema :
*Mencukupkan diri*
Ketika ditanya “Kapan ibu merasa cukup?" Seorang ibu menjawab , “ Tuhan sudah memberkati hidup saya.Saya rasa cukup sekarang ini. Tapi kalau bisa, sedikit lebih lagi eee.... Buat tambah tambahan di rumah ".
Rasa cukup adalah mutiara yang paling berharga. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi memberi kita pelajaran berharga soal rasa cukup. Paulus tidak hanya sekedar bicara saja, karena dia sendiri juga mengalami.
*Filipi 4 : 12*
Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Paulus ingin mengatakan bahwa rasa cukup bukan dibawa sejak lahir, ataupun sesuatu yang mudah dilakukan. Paulus tahu bagaimana rasanya mengalami kelimpahan maupun kekurangan. Dia tahu bagaimana rasanya tidak mampu membayar besarnya biaya perjalanan pelayanannya, dia tahu bagaimana rasanya kelaparan, dia tahu bagaimana rasanya tidak ada uang yang tersisa.
Bagaimana dengan kita ?
Apakah jawaban ketika seseorang bertanya apakah Anda sudah merasa cukup ?
Biasanya apabila materi mengalir dengan deras ke kantong kita, kita bisa menjawab; puji Tuhan saya merasa berkat Tuhan cukup. Walaupun dalam hati masih menginginkan aliran berkat jasmani yang lebih deras lagi sehingga kita tidak akan puas sampai kapan pun.
Sedangkan ketika kita sedang kekurangan, kita sering mengeluh, apalagi saat kita membandingkan hidup kita dengan orang lain. Sehingga sering kehabisan akal dan meminjam pada bank atau bank tidak resmi, tanpa pikir panjang dengan bunga selangit. Pembayaran cicilan menjadi masalah di kemudian hari. Istilahnya gali lubang tutup lubang. Kemanapun kita pergi bahkan pergi beribadah orientasi kita bukan untuk mendapatkan berkat rohani yaitu firman. Tetapi berkat jasmani bagaimana supaya dapat membayar cicilan. Tidak jarang justru menjadi batu sandungan. Apakah ini diperkenan Allah ?
*Ibrani 13 : 5*
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Ada 2 hal:
1. Diawali dengan larangan : jangan jadi hamba uang.
2. Dan suatu perintah : cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Diperintahkan merasa cukuplah dengan apa yang ada.
Karena berkat Tuhan itu cukup.
Tuhan Yesus tahu apa yang kita butuhkan bukan yang kita perlukan. Tidak mungkin Tuhan menjerumuskan umatNya dan tidak mendapatkan makanan atau minuman. Sedangkan akal dan nafsu manusia melebihi apa yang dibutuhkan.
Seperti umat Israel dalam perjalanan 40 tahun di Padang gurun. Selalu dipenuhi kebutuhan makan, minum, berjalan tidak panas waktu siang dan dingin waktu malam. Tetapi bangsa Israel masih saja mengeluh dan merasa kurang. Sehingga banyak yang tidak bisa masuk tanah Kanaan atau tanah perjanjan. Pastilah mereka menyesal.
Karena itu marilah kita belajar memiliki rasa cukup karena percayalah Tuhan selalu mencukupkan kebutuhan, bukan keinginan kita.
Itu terjadi ketika Firman Allah hidup dalam diri kita dan kita bisa merasakan kecukupan atas semua yang sudah Tuhan beri. Tanpa membanding-bandingkan dengan orang lain. Ini akan membuat kita akan merasakan kedamaian Ilahi. Seperti teladan Rasul Paulus di atas.
Karena itu mohonlah hikmat Allah sehingga kita dimampukan hidup seperti
*Amsal 30:7-9 (TB)* Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Selamat berjuang untuk merasa cukup dan selalu bersyukur akan apa yang Tuhan Yesus beri supaya Tuhan berkenan memberkati kebutuhan kita. Amin.
*PD Autopia Malang*
Wita
Renungan malam ini diambil dari :
*Filipi 4 : 11*
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Tema :
*Mencukupkan diri*
Ketika ditanya “Kapan ibu merasa cukup?" Seorang ibu menjawab , “ Tuhan sudah memberkati hidup saya.Saya rasa cukup sekarang ini. Tapi kalau bisa, sedikit lebih lagi eee.... Buat tambah tambahan di rumah ".
Rasa cukup adalah mutiara yang paling berharga. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi memberi kita pelajaran berharga soal rasa cukup. Paulus tidak hanya sekedar bicara saja, karena dia sendiri juga mengalami.
*Filipi 4 : 12*
Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Paulus ingin mengatakan bahwa rasa cukup bukan dibawa sejak lahir, ataupun sesuatu yang mudah dilakukan. Paulus tahu bagaimana rasanya mengalami kelimpahan maupun kekurangan. Dia tahu bagaimana rasanya tidak mampu membayar besarnya biaya perjalanan pelayanannya, dia tahu bagaimana rasanya kelaparan, dia tahu bagaimana rasanya tidak ada uang yang tersisa.
Bagaimana dengan kita ?
Apakah jawaban ketika seseorang bertanya apakah Anda sudah merasa cukup ?
Biasanya apabila materi mengalir dengan deras ke kantong kita, kita bisa menjawab; puji Tuhan saya merasa berkat Tuhan cukup. Walaupun dalam hati masih menginginkan aliran berkat jasmani yang lebih deras lagi sehingga kita tidak akan puas sampai kapan pun.
Sedangkan ketika kita sedang kekurangan, kita sering mengeluh, apalagi saat kita membandingkan hidup kita dengan orang lain. Sehingga sering kehabisan akal dan meminjam pada bank atau bank tidak resmi, tanpa pikir panjang dengan bunga selangit. Pembayaran cicilan menjadi masalah di kemudian hari. Istilahnya gali lubang tutup lubang. Kemanapun kita pergi bahkan pergi beribadah orientasi kita bukan untuk mendapatkan berkat rohani yaitu firman. Tetapi berkat jasmani bagaimana supaya dapat membayar cicilan. Tidak jarang justru menjadi batu sandungan. Apakah ini diperkenan Allah ?
*Ibrani 13 : 5*
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Ada 2 hal:
1. Diawali dengan larangan : jangan jadi hamba uang.
2. Dan suatu perintah : cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Diperintahkan merasa cukuplah dengan apa yang ada.
Karena berkat Tuhan itu cukup.
Tuhan Yesus tahu apa yang kita butuhkan bukan yang kita perlukan. Tidak mungkin Tuhan menjerumuskan umatNya dan tidak mendapatkan makanan atau minuman. Sedangkan akal dan nafsu manusia melebihi apa yang dibutuhkan.
Seperti umat Israel dalam perjalanan 40 tahun di Padang gurun. Selalu dipenuhi kebutuhan makan, minum, berjalan tidak panas waktu siang dan dingin waktu malam. Tetapi bangsa Israel masih saja mengeluh dan merasa kurang. Sehingga banyak yang tidak bisa masuk tanah Kanaan atau tanah perjanjan. Pastilah mereka menyesal.
Karena itu marilah kita belajar memiliki rasa cukup karena percayalah Tuhan selalu mencukupkan kebutuhan, bukan keinginan kita.
Itu terjadi ketika Firman Allah hidup dalam diri kita dan kita bisa merasakan kecukupan atas semua yang sudah Tuhan beri. Tanpa membanding-bandingkan dengan orang lain. Ini akan membuat kita akan merasakan kedamaian Ilahi. Seperti teladan Rasul Paulus di atas.
Karena itu mohonlah hikmat Allah sehingga kita dimampukan hidup seperti
*Amsal 30:7-9 (TB)* Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Selamat berjuang untuk merasa cukup dan selalu bersyukur akan apa yang Tuhan Yesus beri supaya Tuhan berkenan memberkati kebutuhan kita. Amin.
*PD Autopia Malang*
Wita
Komentar
Posting Komentar