42259 Regi : Memutuskan Pilihan
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan pagi ini berkaitan dengan:
*Memutuskan Pilihan*
Nas Alkitab:
*Yosua 24:15* (TB)
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. *Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"*
Para kekasih Kristus menentukan suatu pilihan sungguh tidak mudah, sebab jikalau seseorang salah dalam memilih, maka ada konsekuensi yang harus ditanggungnya. Dampaknya bisa sebentar, namun juga bisa seumur hidup. Lebih-lebih jika terkait dengan pilihan sebagaimana tertuang dalam Kitab Yosua di atas, salah pilih akan berimbas penyesalan kekal!
Setelah lebih dari empat puluh tahun mendampingi Musa memimpin umat Israel, Yosua paham sekali akan karakteristik bangsa itu, mereka suka mengeluh, acapkali tidak taat kepada TUHAN condong ke arah penyembahan berhala.
Oleh karenanya setelah berhasil menduduki Tanah Kanaan, Yosua menegaskan kepada mereka mengenai siapa yang akan mereka sembah:
"... pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah ..."
Sedangkan Yosua dengan tegas mengatakan:
"Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
Mengapa Yosua dengan sikap tegas memilih TUHAN? Mengapa bukan allah lain? Pengalaman terhadap laporan para pengintai Tanah Kanaan, sepuluh suku kepada Musa yang penuh kebusukan:
*Bilangan 13:27-28, 33* (TB)
Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.
Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.
Informasi negatif yang dipengaruhi rasa takut kesepuluh suku tersebut, nyatanya tidak terbukti. Bersama TUHAN, Yosua berhasil merebut tanah itu dan mendudukinya sebagaimana janji TUHAN.
Melalui berbagai tantangan di padang gurun selama empat dekade, sukaduka telah dilewatinya bersama TUHAN, hingga akhirnya dia bisa memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan.
Pengalaman mengenai campur tangan TUHAN sepanjang hidupnya, menciptakan relasi tak tergoyahkan dan menimbulkan rasa syukur yang tak terkira bagi Yosia sekeluarga bahkan seisi rumahnya untuk berketetapan menyembah TUHAN.
Sebagaimana Yosua, kita saat ini sebagai orang percaya kepada TUHAN, yang telah turun ke bumi sebagai Sang Mesias dalam Kristus Yesus, tentunya memiliki alasan untuk tetap memilih Dia sebagai Allah yang kita sekeluarga menyembah Nya.
Seperti umat Israel disertai mukjizat Nya, demikian pula kita. Tuhan Yesus pasti menyertai kita melalui liku-liku perjalanan hidup hingga kelak saat kita memasuki alam kekekalan.
*Mazmur 23:4* (TB)
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Selamat pagi, selamat berbakti di gereja kita masing-masing dan tetap semangat bersama Kristus, Tuhan pilihan kita yang menyelamatkan kita dari lembah kekelaman.
*PD Autopia - Malang*
gunawanwibisono
Komentar
Posting Komentar