2529 Rema : BERTEKUN MENCARI TUHAN
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach,
Renungan malam ini bertema:
*BERTEKUN MENCARI TUHAN*
Diambil dari
*Amsal 1:28* (TB) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku."
Saudaraku kekasih Tuhan Yesus,
Bukanlah rahasia lagi bahwa seseorang giat mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh saat berada dalam kondisi yang sulit dan terjepit. Dalam keadaan demikian kita datang menghampiri Tuhan Yesus dengan ratap tangis dan cucuran air mata tiada henti. Kita rela berdoa semalaman dan hampir setiap jadwal peribadatan datang dengan harapan agar permasalahan segera dituntaskan-Nya karena hanya jalan itulah solusi yang bisa kita lakukan.
Namun, jika permasalahan telah diselesaikan-Nya, sakit-penyakit disembuhkan-Nya, ekonomi dipulihkan-Nya, dan segala sesuatunya berjalan dengan baik dan normal, kita tidak lagi bersemangat mencari Tuhan. Semangat pun redup dan roh kita tidak lagi bernyala-nyala untuk mencari Tuhan. Bahkan peribadatan pun dilakukan secara asal-asalan, sebatas rutinitas, dan bukanlah sebagai suatu prioritas yang perlu dinomorsatukan!
Saat kondisi aman dan nyaman, orang cenderung melupakan Tuhan. Seolah-olah Tuhan hanya diperlukan pada saat-saat genting, gawat darurat, atau dengan kata lain sebagai ban serep alias _tambel butuh_ saja! Kita lalai dengan apa yang telah Tuhan perbuat dalam hidup kita. Kita lupa berterima kasih kepada-Nya sebagaimana sembilan dari sepuluh penderita kusta yang telah disembuhkan-Nya. Mereka pergi begitu saja tanpa mengucap syukur dan berterima kasih. Bukankah ini sangat keterlaluan?
*Lukas 17:15-18* (TB) (15) Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, (16) lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. (17) Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? (18) Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain daripada orang asing ini?"
Ada baiknya kita mencoba mengecek apa kekurangan kita sebagaimana kita harus melakukan cek laboratorium agar mengetahui kekurangsehatan kondisi jasmani kita. Mari kita _cek lab_ dengan laboratorium ilahi yang bernama Sabda Tuhan Yesus melalui pembacaan Alkitab kita di dalam ibadah pribadi. Sudahkah kita bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya dalam segala hal yang terjadi di dalam hidup kita? Seandainya kita mengalami sesuatu yang tidak enak pun, itu diizinkan-Nya terjadi sebagaimana penggal syair lagu, " *Bila Hu izinkan* *sesuatu terjadi*, *kupercaya semua untuk kebaikanku* ..!”
Hari ini kita belajar dari Amsal Salomo sebagai nas di atas. Jangan sampai Tuhan Yesus mengabaikan permohonan kita karena Tuhan Yesus tidak berkenan akan hidup kita. Mari berkaca pada pengalaman Raja Daud. Sesibuk apa pun sebagai raja, Daud masih meluangkan waktu dan menyempatkan beribadah tujuh kali dalam sehari.
Ya.. benar! Inilah kesaksian Raja Daud yang patut diteladani, “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau …”
( *Mazmur 119:164* ).
Itu dilakukannya karena sadar diri betapa ia membutuhkan pertolongan dan kuasa Tuhan dalam melakukan tugas kewajibannya setiap hari. Maka Daud tegaskan pula, "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu.."
( *Mazmur 63:2* )
"Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-Mu."
( *Mazmur 119:15* )
Nah, bagaimana dengan kita? Mari bersegera mengubah pola hidup kita dengan selalu berpaut dan senantiasa mencari-Nya! “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.”
( *Yesaya 55:6* )
karena dengan mencari Tuhan kita akan hidup! “Carilah Aku maka kamu akan hidup! (6) Carilah TUHAN maka kamu akan hidup
( *Amos 5:4, 6a* )
Kiranya kasih karunia Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Rohul Kudus membersamai dan memberkati hidup kita. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Renungan malam ini bertema:
*BERTEKUN MENCARI TUHAN*
Diambil dari
*Amsal 1:28* (TB) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku."
Saudaraku kekasih Tuhan Yesus,
Bukanlah rahasia lagi bahwa seseorang giat mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh saat berada dalam kondisi yang sulit dan terjepit. Dalam keadaan demikian kita datang menghampiri Tuhan Yesus dengan ratap tangis dan cucuran air mata tiada henti. Kita rela berdoa semalaman dan hampir setiap jadwal peribadatan datang dengan harapan agar permasalahan segera dituntaskan-Nya karena hanya jalan itulah solusi yang bisa kita lakukan.
Namun, jika permasalahan telah diselesaikan-Nya, sakit-penyakit disembuhkan-Nya, ekonomi dipulihkan-Nya, dan segala sesuatunya berjalan dengan baik dan normal, kita tidak lagi bersemangat mencari Tuhan. Semangat pun redup dan roh kita tidak lagi bernyala-nyala untuk mencari Tuhan. Bahkan peribadatan pun dilakukan secara asal-asalan, sebatas rutinitas, dan bukanlah sebagai suatu prioritas yang perlu dinomorsatukan!
Saat kondisi aman dan nyaman, orang cenderung melupakan Tuhan. Seolah-olah Tuhan hanya diperlukan pada saat-saat genting, gawat darurat, atau dengan kata lain sebagai ban serep alias _tambel butuh_ saja! Kita lalai dengan apa yang telah Tuhan perbuat dalam hidup kita. Kita lupa berterima kasih kepada-Nya sebagaimana sembilan dari sepuluh penderita kusta yang telah disembuhkan-Nya. Mereka pergi begitu saja tanpa mengucap syukur dan berterima kasih. Bukankah ini sangat keterlaluan?
*Lukas 17:15-18* (TB) (15) Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, (16) lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. (17) Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? (18) Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain daripada orang asing ini?"
Ada baiknya kita mencoba mengecek apa kekurangan kita sebagaimana kita harus melakukan cek laboratorium agar mengetahui kekurangsehatan kondisi jasmani kita. Mari kita _cek lab_ dengan laboratorium ilahi yang bernama Sabda Tuhan Yesus melalui pembacaan Alkitab kita di dalam ibadah pribadi. Sudahkah kita bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya dalam segala hal yang terjadi di dalam hidup kita? Seandainya kita mengalami sesuatu yang tidak enak pun, itu diizinkan-Nya terjadi sebagaimana penggal syair lagu, " *Bila Hu izinkan* *sesuatu terjadi*, *kupercaya semua untuk kebaikanku* ..!”
Hari ini kita belajar dari Amsal Salomo sebagai nas di atas. Jangan sampai Tuhan Yesus mengabaikan permohonan kita karena Tuhan Yesus tidak berkenan akan hidup kita. Mari berkaca pada pengalaman Raja Daud. Sesibuk apa pun sebagai raja, Daud masih meluangkan waktu dan menyempatkan beribadah tujuh kali dalam sehari.
Ya.. benar! Inilah kesaksian Raja Daud yang patut diteladani, “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau …”
( *Mazmur 119:164* ).
Itu dilakukannya karena sadar diri betapa ia membutuhkan pertolongan dan kuasa Tuhan dalam melakukan tugas kewajibannya setiap hari. Maka Daud tegaskan pula, "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu.."
( *Mazmur 63:2* )
"Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-Mu."
( *Mazmur 119:15* )
Nah, bagaimana dengan kita? Mari bersegera mengubah pola hidup kita dengan selalu berpaut dan senantiasa mencari-Nya! “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.”
( *Yesaya 55:6* )
karena dengan mencari Tuhan kita akan hidup! “Carilah Aku maka kamu akan hidup! (6) Carilah TUHAN maka kamu akan hidup
( *Amos 5:4, 6a* )
Kiranya kasih karunia Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Rohul Kudus membersamai dan memberkati hidup kita. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar