2505 Rema: MENDIDIK AGAR ANAK MENIKMATI BERKAT BAPA
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, renungan malam ini dengan tema:
*MENDIDIK AGAR ANAK MENIKMATI BERKAT BAPA*
Diambil dari:
*Markus 10:13-16* (TB) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Saudaraku kekasih Kristus, perubahan zaman dan budaya menggeser pelajaran tatakrama sehingga ditengarai kian pudar. Pada zaman dulu, tatakrama diajarkan orang tua kepada anaknya dengan sangat baik. Namun, akhir-akhir ini ditengarai sudah mulai luntur. Tatakrama itu misalnya, jika berjalan melewati orang yang lebih sepuh harus berjalan membungkuk, jika ada tamu tidak diperkenan berlarian hilir mudik di ruangan, jika berada di rumah orang lain tidak boleh _mlandit_ atau _hiperaktif_ berulah keterlaluan, harus berjabat dengan cium tangan, dan lain-lain.
Ternyata, didikan seperti itu berkenan di hati Tuhan Yesus. Sangat menyentuh dan mengesankan. Pengetahuan ini kami peroleh beberapa saat lalu pada ibadah khusus di rumah hamba-Nya. Bahkan, pemberian nama anak pun diulas-Nya. Namun, di sini saya tidak akan mengulas nama, tetapi bagaimana mendidik anak bertatakrama seperti yang dikehendaki-Nya.
Akhir-akhir ini, Tuhan Yesus menghendaki agar mulai anak dan pemuda pun melakukan ibadah pribadi setidaknya sekali per hari. Bahkan ibadah keluarga lengkap (orang tua dan anak-anak), _buka hari dan tutup hari_ sudah kami dengar dari karya Roh Kudus sejak awal ikut persekutuan doa (empat dasawarsa silam) dan kami lakukan hingga saat ini. Kini ditekankan ulang kepada kita. Ini sungguh luar biasa. Tuhan Yesus ingin membentuk karakter unggul generasi masa depan persekutuan doa dimulai dari keluarga kita masing-masing dengan lebih intens.
Kita masih ingat peribahasa, “Kecil termanja-manja, besar teranja-anja!” Artinya, jika sejak kecil selalu dimanjakan, sudah besar terbawa-bawa, lalu tua berubah tidak (KBBI). Lihatlah bagaimana hasil didikan yang cenderung memanjakan anak, bukankah masa dewasa (tua) mereka tampak kurang rajin dan tidak militan? Banyak contoh bagaimana keluarga yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan karakter pada masa kecil anak mereka, ternyata sang anak terjerumus ke dalam dunia narkoba, lembah hitam, kriminal, dan sebagainya. Maka, dua nasihat pada Amsal berikut sangat jelas bagi kita bahwa tugas kita mendidik mereka agar tidak menyimpang dari jalan Tuhan Yesus dan membawa sukacita kepada kita.
*Amsal 29:17* (TB) Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
*Amsal 22:6* (TB) Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Bahkan, ditekankan agar kita tidak jemu-jemu mempercakapkan firman Tuhan Yesus itu di mana pun, pada saat apa pun, dan kapan pun sebagaimana firman berikut:
*Ulangan 6:6-9* (TB) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Kami berdua, yang berangkat dari nol, dimulai dari dikontrakkan rumah oleh Tuhan Yesus hingga saat ini, merasakan betapa tuntunan-Nya luar biasa. Ibadah keluarga kami mulai sejak tiga anak kami balita, bahkan Tuhan Yesus mengajarkan-Nya pada ibadah khusus Juni 1980 untuk selalu memohonkan _pinter_ _wasis_, _wicaksono, mursid, sampurno_ .
Dan Bapak, Ibu, Saudara menyaksikan sendiri ketiga anak kami bagaimana. Dahulu, karena ekonomi yang tidak berlebihan, kami tidak pernah memprogramkan asuransi pendidikan anak. Jangankan membayar asuransi, susu dan suplemen makanan bayi saja disubsidi dari RSB Mardi Waluyo via hamba-Nya. Namun, Tuhan Yesus pribadi yang berkenan bertanggung jawab dan memberikan kesempatan kepada tiga anak kami dengan cara ajaib. Ketiganya boleh lulus dengan _cumlaude_ , bahkan dikuliahkan lanjut berbeasiswa ke mancanegara. Sungguh, tidak pernah terlintas pada pikiran kami bahwa karya agung-Nya demikian luar biasa.
*1 Korintus 2:9* (TB) Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Karena itu, mari kita melakukan kehendak-Nya dengan mendidik anak cucu kita sesuai kehendak-Nya, kita ajak beribadah keluarga dan kerabat persekutuan doa dengan sukacita agar mereka pun diberkati-Nya. Kiranya Tuhan Yesus yang memampukan kita melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
*MENDIDIK AGAR ANAK MENIKMATI BERKAT BAPA*
Diambil dari:
*Markus 10:13-16* (TB) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Saudaraku kekasih Kristus, perubahan zaman dan budaya menggeser pelajaran tatakrama sehingga ditengarai kian pudar. Pada zaman dulu, tatakrama diajarkan orang tua kepada anaknya dengan sangat baik. Namun, akhir-akhir ini ditengarai sudah mulai luntur. Tatakrama itu misalnya, jika berjalan melewati orang yang lebih sepuh harus berjalan membungkuk, jika ada tamu tidak diperkenan berlarian hilir mudik di ruangan, jika berada di rumah orang lain tidak boleh _mlandit_ atau _hiperaktif_ berulah keterlaluan, harus berjabat dengan cium tangan, dan lain-lain.
Ternyata, didikan seperti itu berkenan di hati Tuhan Yesus. Sangat menyentuh dan mengesankan. Pengetahuan ini kami peroleh beberapa saat lalu pada ibadah khusus di rumah hamba-Nya. Bahkan, pemberian nama anak pun diulas-Nya. Namun, di sini saya tidak akan mengulas nama, tetapi bagaimana mendidik anak bertatakrama seperti yang dikehendaki-Nya.
Akhir-akhir ini, Tuhan Yesus menghendaki agar mulai anak dan pemuda pun melakukan ibadah pribadi setidaknya sekali per hari. Bahkan ibadah keluarga lengkap (orang tua dan anak-anak), _buka hari dan tutup hari_ sudah kami dengar dari karya Roh Kudus sejak awal ikut persekutuan doa (empat dasawarsa silam) dan kami lakukan hingga saat ini. Kini ditekankan ulang kepada kita. Ini sungguh luar biasa. Tuhan Yesus ingin membentuk karakter unggul generasi masa depan persekutuan doa dimulai dari keluarga kita masing-masing dengan lebih intens.
Kita masih ingat peribahasa, “Kecil termanja-manja, besar teranja-anja!” Artinya, jika sejak kecil selalu dimanjakan, sudah besar terbawa-bawa, lalu tua berubah tidak (KBBI). Lihatlah bagaimana hasil didikan yang cenderung memanjakan anak, bukankah masa dewasa (tua) mereka tampak kurang rajin dan tidak militan? Banyak contoh bagaimana keluarga yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan karakter pada masa kecil anak mereka, ternyata sang anak terjerumus ke dalam dunia narkoba, lembah hitam, kriminal, dan sebagainya. Maka, dua nasihat pada Amsal berikut sangat jelas bagi kita bahwa tugas kita mendidik mereka agar tidak menyimpang dari jalan Tuhan Yesus dan membawa sukacita kepada kita.
*Amsal 29:17* (TB) Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
*Amsal 22:6* (TB) Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Bahkan, ditekankan agar kita tidak jemu-jemu mempercakapkan firman Tuhan Yesus itu di mana pun, pada saat apa pun, dan kapan pun sebagaimana firman berikut:
*Ulangan 6:6-9* (TB) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Kami berdua, yang berangkat dari nol, dimulai dari dikontrakkan rumah oleh Tuhan Yesus hingga saat ini, merasakan betapa tuntunan-Nya luar biasa. Ibadah keluarga kami mulai sejak tiga anak kami balita, bahkan Tuhan Yesus mengajarkan-Nya pada ibadah khusus Juni 1980 untuk selalu memohonkan _pinter_ _wasis_, _wicaksono, mursid, sampurno_ .
Dan Bapak, Ibu, Saudara menyaksikan sendiri ketiga anak kami bagaimana. Dahulu, karena ekonomi yang tidak berlebihan, kami tidak pernah memprogramkan asuransi pendidikan anak. Jangankan membayar asuransi, susu dan suplemen makanan bayi saja disubsidi dari RSB Mardi Waluyo via hamba-Nya. Namun, Tuhan Yesus pribadi yang berkenan bertanggung jawab dan memberikan kesempatan kepada tiga anak kami dengan cara ajaib. Ketiganya boleh lulus dengan _cumlaude_ , bahkan dikuliahkan lanjut berbeasiswa ke mancanegara. Sungguh, tidak pernah terlintas pada pikiran kami bahwa karya agung-Nya demikian luar biasa.
*1 Korintus 2:9* (TB) Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Karena itu, mari kita melakukan kehendak-Nya dengan mendidik anak cucu kita sesuai kehendak-Nya, kita ajak beribadah keluarga dan kerabat persekutuan doa dengan sukacita agar mereka pun diberkati-Nya. Kiranya Tuhan Yesus yang memampukan kita melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar