2508 Regi : Relakah Kita Berubah?
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi ini berjudul:
*Relakah Kita Berubah?*
Dasar firmanNya dari:
*Yesaya 53: 3-5*
"…; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."
Saudara ku dalam Kristus, nubuat nabi Yesaya di atas merupakan nubuat terlengkap mengenai kedatangan Mesias di dalam Alkitab Ibrani (PL) hingga bagian ini diberi judul: “Hamba yang Menderita,” Pertanyaannya: “Mengapa Mesias rela tertikam dan diremukkan demi kita?”
Setidaknya ada dua alasan. Pertama, Allah telah mengikat perjanjian dengan Abraham bahwa Ialah yang menjadi Allah-nya turun-temurun:
*Kejadian 17: 7*
“Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.”
Kedua, kita berharga di mata-Nya dan Allah mengasihi kita:
*Yesaya 43: 4a*
“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau”
Kasih-Nya begitu besar terhadap kita, sehingga Bapa mengaruniakan Putra Tunggal-Nya, agar setiap orang yang percaya kepada Sang Putra beroleh kehidupan kekal
*Yohanes 3: 16.*
Tujuan Sang Putra datang ke dunia ini menghendaki agar kita bertobat:
*Lukas 15: 3*
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Apa bentuk dosa kita itu dan dengan cara apakah kita harus bertobat?
Ada dua macam dosa yang terdapat dalam diri kita:
1) dosa asal; dan
2) dosa perbuatan.
Dosa asal merupakan dosa bawaan akibat kesalahan Adam dan Hawa yang telah melanggar perintah Allah. Dosa ini dihapuskan ketika kita berikrar percaya pada saat dibaptis kemudian mengaku sidi. Sedangkan dosa perbuatan adalah dosa yang mengikat kita berwujud perbuatan-perbuatan yang tidak menyukakan hati Allah.
Dosa-dosa itu bisa berbentuk: ketidaksetiaan, ketidaktaan, kesombongan, iri hati; marah; dendam, kata-kata kasar, egois, pamrih; sulit mengampuni, suka berpura-pura serta masih banyak lagi ragam bentuknya.
Sang Putra rela ditikam dan diremukkan demi “penyakit” kita itu! Sekarang, relakah kita menderita demi memerangi sifat-sifat buruk di atas?
Demi menebus ketidaksetiaannya, ketika menyangkali Tuhan Yesus sampai tiga kali, rasul Petrus rela dikejar-kejar, dipenjara, hingga diancam untuk dibunuh. Untuk menebus kesalahannya, dia *rela berubah setia* mengajarkan Injil, hingga tidak lagi memikirkan keselamatan dirinya. Sehingga, Tuhan Yesus menganugerahkan kepada Petrus melakukan hal-hal yang besar.
Eneas yang sudah delapan tahun lumpuh disembuhkan
*(Kisah Rasul 9: 34)*,
bahkan Tabita yang telah mati dibangkitkannya
*(Kisah Rasul 9: 40).*
Marilah kita bertekun *meninggalkan sifat-sifat buruk*, beralih pada *hidup sesuai dengan kehendak-Nya, meskipun harus mengalami penderitaan.*
Agar hal-hal yang besar, yang tadinya mustahil bagi kita, dapat kita lakukan dalam kehendak-Nya.
*(Lukas 18: 27).*
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Immanuel, amin.
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Renungan pagi ini berjudul:
*Relakah Kita Berubah?*
Dasar firmanNya dari:
*Yesaya 53: 3-5*
"…; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."
Saudara ku dalam Kristus, nubuat nabi Yesaya di atas merupakan nubuat terlengkap mengenai kedatangan Mesias di dalam Alkitab Ibrani (PL) hingga bagian ini diberi judul: “Hamba yang Menderita,” Pertanyaannya: “Mengapa Mesias rela tertikam dan diremukkan demi kita?”
Setidaknya ada dua alasan. Pertama, Allah telah mengikat perjanjian dengan Abraham bahwa Ialah yang menjadi Allah-nya turun-temurun:
*Kejadian 17: 7*
“Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.”
Kedua, kita berharga di mata-Nya dan Allah mengasihi kita:
*Yesaya 43: 4a*
“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau”
Kasih-Nya begitu besar terhadap kita, sehingga Bapa mengaruniakan Putra Tunggal-Nya, agar setiap orang yang percaya kepada Sang Putra beroleh kehidupan kekal
*Yohanes 3: 16.*
Tujuan Sang Putra datang ke dunia ini menghendaki agar kita bertobat:
*Lukas 15: 3*
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Apa bentuk dosa kita itu dan dengan cara apakah kita harus bertobat?
Ada dua macam dosa yang terdapat dalam diri kita:
1) dosa asal; dan
2) dosa perbuatan.
Dosa asal merupakan dosa bawaan akibat kesalahan Adam dan Hawa yang telah melanggar perintah Allah. Dosa ini dihapuskan ketika kita berikrar percaya pada saat dibaptis kemudian mengaku sidi. Sedangkan dosa perbuatan adalah dosa yang mengikat kita berwujud perbuatan-perbuatan yang tidak menyukakan hati Allah.
Dosa-dosa itu bisa berbentuk: ketidaksetiaan, ketidaktaan, kesombongan, iri hati; marah; dendam, kata-kata kasar, egois, pamrih; sulit mengampuni, suka berpura-pura serta masih banyak lagi ragam bentuknya.
Sang Putra rela ditikam dan diremukkan demi “penyakit” kita itu! Sekarang, relakah kita menderita demi memerangi sifat-sifat buruk di atas?
Demi menebus ketidaksetiaannya, ketika menyangkali Tuhan Yesus sampai tiga kali, rasul Petrus rela dikejar-kejar, dipenjara, hingga diancam untuk dibunuh. Untuk menebus kesalahannya, dia *rela berubah setia* mengajarkan Injil, hingga tidak lagi memikirkan keselamatan dirinya. Sehingga, Tuhan Yesus menganugerahkan kepada Petrus melakukan hal-hal yang besar.
Eneas yang sudah delapan tahun lumpuh disembuhkan
*(Kisah Rasul 9: 34)*,
bahkan Tabita yang telah mati dibangkitkannya
*(Kisah Rasul 9: 40).*
Marilah kita bertekun *meninggalkan sifat-sifat buruk*, beralih pada *hidup sesuai dengan kehendak-Nya, meskipun harus mengalami penderitaan.*
Agar hal-hal yang besar, yang tadinya mustahil bagi kita, dapat kita lakukan dalam kehendak-Nya.
*(Lukas 18: 27).*
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Immanuel, amin.
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar