2081 Rema: Meluaskan Ruang Allah Menyempitkan Ruang Akal
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, renungan malam ini dengan tema:
*Meluaskan Ruang Allah Menyempitkan Ruang Akal*
Dasar firmanNya dari:
*1 Samuel 17: 40-58*
Nats.
*1 Samuel 17:45 (TB)* Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, *tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam,* Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Saudara terkasih,
Daud melawan Goliat menjadi cerita inspirasi perjuangan. Ukuran tubuh Daud kecil melawan Goliat berukuran besar tentu tidak sebanding. Sebuah pertarungan tidak seimbang.
Kompetisi tidak fair jika diletakkan pada sebuah pertarungan merebutkan kejuaraan.
Namun, pertarungan Daud melawan Goliat menjadi menarik ketika diliat pada cara pandang lebih luas. Cara pandang perlu diperluas untuk menemukan aspek lain.
Aspek lain tersebut yaitu perjuangan. Bahwa perjuangan Daud melawan Goliat memiliki dimensi rasional dan dimensi Iman.
Perlawan Daud atas Goliat merupakan perumpamaan "mengahadapi persoalan, permasalahan hidup."
Persoalan hidup sering kali diliat "lebih besar" daripada diri kita, sementara diri kita lebih kecil daripada persoalan hidup.
Meletakkan dimensi rasional dan dimensi Iman menjadi dilema tersendiri.
Dimensi rasional maksudnya, manusia dibekali modal berpikir sebagai alat menemukan cara, strategi perjuangan.
Dimensi Iman maksudnya, manusia dibekali keyakinan atas campur tangan Allah dalam diri kita.
Namun perlu disadari bahwa rasional manusia memiliki keterbatasan untuk melihat persoalan hidup . Manusia memiliki keterbatasan "melihat, menemuka, membaca, menganalisa" hal hal yang tak terjangkau, tak terpikir, dan tak terkira.
Manusia sering kali lupa untuk melibatkan, menarik dimensi Iman dalam persoalan. Dimensi Iman disini bahwa meletakan kekuatan Iman, kekuatan karya Allah atas persoalan hidup. Karya Allah lebih besar dari persoalan. Karya Allah mampu mengurai kerumitan persoalan hidup.
Atas hal tersebut , teringat pujian..
*Gunung gunung kesusahan, gunung gunung pencobaan, dengan berdoa, semua berlalu.*
Berdoa merupakan dimensi Iman, bukan berarti persoalan selesai, melainkan cara kerja dalam pikiran, dalam otak ketika menghadapi persoalan.
Karya Allah menuntun pikiran kita bukan fokus pada persoalan melainkan terhadap kerja Allah.
Kerja Allah membutuhkan ruang Iman lebih luas daripada ruang rasional. Sering kali dalam parkaryaan diingatkan bahwa menerima karya Allah bukan menggunakan rasional, bukan menggunakan akal melainkan melibatkan Iman Allah.
Maka dimensi Iman Allah sesungguhnya menggerakkan, menggeser agar kita lebih fokus pada Allah, bahwa Allah kuasa melakukan segala perkara.
Daud memberikan contoh bahwa fokus pada Allah yaitu memberi ruang bagi karya Allah atas diri hidup kita. Memberi ruang bagi Allah maknanya bersediakah meluaskan ruang dalam akal kita bagi kerja Allah.
Selamat berjuang mengurangi kerja akal demi meluaskan ruang Allah berkerja, maka genaplah *TIADA YANG MUSTAHIL DAN TIADA YANG SUKAR, BILA ROH ALLAH TURUT BEKERJA, TIADA YANG MUSTAHIL BAGI ORANG PERCAYA*
Salam Immanuel
*PD Autopia Malang*
_kukuh widijatmoko_
*Meluaskan Ruang Allah Menyempitkan Ruang Akal*
Dasar firmanNya dari:
*1 Samuel 17: 40-58*
Nats.
*1 Samuel 17:45 (TB)* Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, *tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam,* Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Saudara terkasih,
Daud melawan Goliat menjadi cerita inspirasi perjuangan. Ukuran tubuh Daud kecil melawan Goliat berukuran besar tentu tidak sebanding. Sebuah pertarungan tidak seimbang.
Kompetisi tidak fair jika diletakkan pada sebuah pertarungan merebutkan kejuaraan.
Namun, pertarungan Daud melawan Goliat menjadi menarik ketika diliat pada cara pandang lebih luas. Cara pandang perlu diperluas untuk menemukan aspek lain.
Aspek lain tersebut yaitu perjuangan. Bahwa perjuangan Daud melawan Goliat memiliki dimensi rasional dan dimensi Iman.
Perlawan Daud atas Goliat merupakan perumpamaan "mengahadapi persoalan, permasalahan hidup."
Persoalan hidup sering kali diliat "lebih besar" daripada diri kita, sementara diri kita lebih kecil daripada persoalan hidup.
Meletakkan dimensi rasional dan dimensi Iman menjadi dilema tersendiri.
Dimensi rasional maksudnya, manusia dibekali modal berpikir sebagai alat menemukan cara, strategi perjuangan.
Dimensi Iman maksudnya, manusia dibekali keyakinan atas campur tangan Allah dalam diri kita.
Namun perlu disadari bahwa rasional manusia memiliki keterbatasan untuk melihat persoalan hidup . Manusia memiliki keterbatasan "melihat, menemuka, membaca, menganalisa" hal hal yang tak terjangkau, tak terpikir, dan tak terkira.
Manusia sering kali lupa untuk melibatkan, menarik dimensi Iman dalam persoalan. Dimensi Iman disini bahwa meletakan kekuatan Iman, kekuatan karya Allah atas persoalan hidup. Karya Allah lebih besar dari persoalan. Karya Allah mampu mengurai kerumitan persoalan hidup.
Atas hal tersebut , teringat pujian..
*Gunung gunung kesusahan, gunung gunung pencobaan, dengan berdoa, semua berlalu.*
Berdoa merupakan dimensi Iman, bukan berarti persoalan selesai, melainkan cara kerja dalam pikiran, dalam otak ketika menghadapi persoalan.
Karya Allah menuntun pikiran kita bukan fokus pada persoalan melainkan terhadap kerja Allah.
Kerja Allah membutuhkan ruang Iman lebih luas daripada ruang rasional. Sering kali dalam parkaryaan diingatkan bahwa menerima karya Allah bukan menggunakan rasional, bukan menggunakan akal melainkan melibatkan Iman Allah.
Maka dimensi Iman Allah sesungguhnya menggerakkan, menggeser agar kita lebih fokus pada Allah, bahwa Allah kuasa melakukan segala perkara.
Daud memberikan contoh bahwa fokus pada Allah yaitu memberi ruang bagi karya Allah atas diri hidup kita. Memberi ruang bagi Allah maknanya bersediakah meluaskan ruang dalam akal kita bagi kerja Allah.
Selamat berjuang mengurangi kerja akal demi meluaskan ruang Allah berkerja, maka genaplah *TIADA YANG MUSTAHIL DAN TIADA YANG SUKAR, BILA ROH ALLAH TURUT BEKERJA, TIADA YANG MUSTAHIL BAGI ORANG PERCAYA*
Salam Immanuel
*PD Autopia Malang*
_kukuh widijatmoko_
Komentar
Posting Komentar