2068 Regi: Berproses Sebagai Ciptaan Baru

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach
Renungan pagi hari ini bertemakan:

*Berproses Sebagai Ciptaan Baru*

Dasar firmanNya dari:

 *2 Korintus 5: 17 - (TB)* “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Firman di atas, jika dibaca apa adanya seolah menyatakan bahwa seseorang yang berada di dalam Kristus, ia secara langsung akan berubah menjadi pribadi baru, yang lama menghilang begitu saja. Padahal dalam kenyataannya tidak demikian.

Untuk menjadi pribadi baru bebas dari keburukan sifat-sifat lama, membutuhkan proses, bahkan proses itu bisa tidak sebentar, terutama jika salah dalam menyikapi firman TUHAN, karena sejak kecil kita telah dididik salah fokus oleh orangtua.

Secara umum ortu menginginkan anak-anak mereka sukses dalam hidup yang berarti sukses secara finansial. Para orang tua menginginkan hidup anak-anaknya menjadi kaya (raya) dan inilah keberhasilan yang dimaksudkan, yang ditanamkan kepada anak-anak sejak dini.

Tanpa disadari bahwa banyak kejadian membuktikan justru kekayaan mendatangkan kesusahan bahkan kebinasaan. Alkitab mencatat Daud yang berasal dari gembala miskin, ketika menjadi raja yang kaya raya, jatuh moralnya melihat Batsyeba mandi melalui tingkat dua istananya. Timbul niat jahat mengabaikan firman TUHAN dengan melakukan dosa.
Terlebih lagi Salomo, anak Daud, karena kekayaan dan kehormatan dia terjatuh ke dalam kebinasaan, yaitu ketika pada masa tuanya dia menuruti bujukan para selir yang bukan orang Israel menyembah allah lain. Hal ini merupakan kekejian di mata Allah, sehingga dia terjatuh kedalam dosa pelanggaran yang berat.

Dengan demikian, mengejar kekayaan duniawi  seperti yang ditanamkan oleh para orangtua kepada anak-anaknya merupakan kekeliruan besar. Hal itu memperlambat transformasi diri kita menjadi ciptaan baru.
Pertanyaannya sekarang, kapan yang lama itu berlalu dan yang baru itu datang?

Pertama: apabila *kita bergaul dengan firman Allah.
*Yosua1: 8 (Shellabear, 2011).*
“Janganlah berhenti mempercakapkan Kitab Suci Taurat ini, tetapi renungkanlah siang dan malam, supaya engkau dapat bertindak hati-hati menurut segala sesuatu yang tertulis di dalamnya. Dengan demikian perjalananmu akan beruntung dan engkau akan berhasil.”


Kitab Yosua  merupakan kitab pertama dari Kitab Nabi-nabi yang terdahulu, yang berisi kisah bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di bawah pimpinan Yosua bin Nun pada sekitar abad ke-8 SM. Sejak saat itu manusia diperintahkan untuk merenungkan firman Allah siang dan malam.

Demikian pula pada masa kejayaan Israel, ditekankan hidup bersukacita bersama hukum TUHAN siang dan malam,

*Mazmur 1: 2 (AVB, 2015)* “Kemudian pada masa kejayaan Raja Daud disebutkan pula bahwa: Tetapi dia bersukacita dengan hukum TUHAN, dan merenung hukum-Nya siang dan malam.”
 

Kedua: apabila *kita mengandalkan Penolong dari Bapa yang menyertai kita selama-lamanya:

*Yohanes 14: 16 (TB)..* “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”

Karena Sang Penolong itu berasal dari Bapa, maka pastilah Ia mampu untuk *memampukan kita menjalani perintah-perintah Bapa.*

Melalui kedua hal di atas, kita akan diproses menuju manusia baru dan dimampukan melepaskan kebiasaan-kebiasaan buruk serta menyematkan hal-hal yang baik yang mencerminkan buah-buah roh *Galatia 5: 22- 23.* 

Marilah kita terus berjuang untuk berproses menjadi ciptaan baru dengan bergaul erat siang dan malam dengan firman-firman-Nya serta mengandalkan Sang Penolong yaitu Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan yang berkenan menyertai kita selamanya hingga hari pemanggilan kita pulang ke sorga.

Selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati amin

*PD Autopia – Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR