541 Rensi: Berkenankah Allah?
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach
Saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, renungan siang hari ini dengan tema
*BERKENANKAH ALLAH?*
Lukas 2:14 (TB) "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan *damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."*
Tahun ini, 2016, merupakan perayaan Natal yang kesekian kali bagi saya. Terasa ada yang berbeda Natal di tahun ini dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Entah mengapa, saya jadi tidak tertarik dengan hingar bingar Natal, gemerlap lampu sorot dan dentuman musik yang dulu begitu saya nanti-nanti dan saya begitu menikmati menjadi bagian di dalamnya.
Saya mengundurkan diri dari semua tugas yang di tahun-tahun sebelumnya begitu saya nanti-nantikan. Ada sesuatu di dalam hati saya yang mengusik dan membuat saya berpikir.. _"apakah yang selama ini saya lakukan berkenan kepadaNya.."_ Terus terang, firman ini membuka pikiran saya.., *Galatia 1:10*
*Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.*
Ayat ini sedemikian telak menempelak hati saya. Ternyata jelas, "Kesukaan manusia" saja yang selama ini saya dapatkan ketika saya melakukan tugas-tugas pelayanan yang diberikan kepada saya, minimal, kesukaan manusia diri saya sendiri.
Saya kehilangan makna Natal yang sejati,dan tahun ini, Tuhan Yesus menyadarkan saya, bahwa Natal adalah sesuatu yang *harusnya berkenan kepada Allah* , karena ternyata inti Natal adalah *_memberi_*.
Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, *sehingga Ia telah mengaruniakan* Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sangat jelas mengatakan, _Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah *mengaruniakan* AnakNya yang tunggal..._ ingat, Allah lah yang punya itikad untuk berdamai dengan manusia melalui *pemberian Nya* kepada manusia, yaitu bayi suci Yesus melalui peristiwa ajaib Natal.
Lalu apa yang telah saya berikan kepada Allah? Apakah pelayanan yang selama ini saya lakukan benar-benar berkenan kepadaNya? Benarkah saya sudah mempersembahkan tubuh saya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapanNya? Waktu, tenaga, uang yang telah saya korbankan di dalam "pengabdian" saya, apakah memiliki "nilai rohani" di hadapanNya? Ketika menyadari hal ini, saya teringat firman-firman ini:
1 Korintus 9:27 (TB) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, *supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.*
dan ayat ini :
1 Petrus 4:18 (TB) *Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan,* apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?
Saudara terkasih bagaimana? Bila sudut pandang Allah benar-benar kita terapkan dalam hidup kita, sudah berkenankah hidup kita di hadapanNya? Bila seorang Paulus dan Petrus yang begitu luar biasa mempunyai pendapat sedemikian, bagaimana dengan kita..? benar-benar bagaikan sejauh jarak langit dari bumi, bila membandingkan apa yang telah Allah lakukan dalam hidup kita , dan balasan yang kita lakukan kepadaNya.
Saudara terkasih, mari di Natal ini, tidak hanya simbolis dan rutinitas saja yang kita lakukan, perayaan dan pelayanan yang begitu menyita waktu kedekatan kita bersamaNya, kesibukan yang menjadikan kita seperti Marta, tetapi mari berupaya melakukan sesuatu yang berkenan pada Allah, dan bernilai rohani dihadapanNya, ingat Tuhan Yesus tidak memilih lahir di tempat yang mewah, Tuhan Yesus tidak hadir di ibadah-ibadah yang penuh dengan hingar bingar musik dan penuh kemewahan duniawi, tetapi Dia lebih memilih lahir di kandang binatang, Dia memilih "blusukan" di kolong-kolong jembatan, untuk membersamai anak-anakNya yang berbagi Kasih dengan orang-orang yang terpinggirkan.. sungguh, sekali lagi, inipun sangat pas dengan firman Nya di
Lukas 5:31-32 (TB) Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
*Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa,* supaya mereka bertobat."
Banyak gereja di akhir jaman sudah melupakan visi dan misi TuhanYesus ini, sehingga banyak hal yang dilakukan hanyalah yang _berkenan kepada manusia_ daripada _berkenan kepada Allah._
Ingat, ayat di atas tadi, *damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."* -- berarti ada juga manusia yang *tidak berkenan* kepadaNya, yang pastinya, mereka juga tidak akan mengalami damai sejahteraNya.
Saudara terkasih, seperti yang dikehendaki TuhanYesus, mari semakin meningkatkan Proyek Kasih, yang telah kita lakukan selama ini, Tuhan Yesus ingin supaya lebih ditingkat kan lagi, kalau sekarang kepada kawan kita seiman, _next_ kepada semua orang, tanpa memandang ras, suku, agama, karena TuhanYesus adalah milik semua orang.. Karena puncak tertinggi Kasih adalah *Kasih akan semua orang*
2 Petrus 1:5-7 (TB) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, *dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.*
Inilah yang berkenan kepadaNya.
Mari memanfaatkan waktu dan momentum Natal tahun ini, dan gunakan kesempatan yang ada.. karena belum tentu Natal tahun depan kita masih hidup..!!
Selamat Natal, terus berjuang.Tuhan Yesus membersamai kita.amin
*PD AUTOPIA Malang*
26122016
_hasannysantoso_
Saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, renungan siang hari ini dengan tema
*BERKENANKAH ALLAH?*
Lukas 2:14 (TB) "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan *damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."*
Tahun ini, 2016, merupakan perayaan Natal yang kesekian kali bagi saya. Terasa ada yang berbeda Natal di tahun ini dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Entah mengapa, saya jadi tidak tertarik dengan hingar bingar Natal, gemerlap lampu sorot dan dentuman musik yang dulu begitu saya nanti-nanti dan saya begitu menikmati menjadi bagian di dalamnya.
Saya mengundurkan diri dari semua tugas yang di tahun-tahun sebelumnya begitu saya nanti-nantikan. Ada sesuatu di dalam hati saya yang mengusik dan membuat saya berpikir.. _"apakah yang selama ini saya lakukan berkenan kepadaNya.."_ Terus terang, firman ini membuka pikiran saya.., *Galatia 1:10*
*Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.*
Ayat ini sedemikian telak menempelak hati saya. Ternyata jelas, "Kesukaan manusia" saja yang selama ini saya dapatkan ketika saya melakukan tugas-tugas pelayanan yang diberikan kepada saya, minimal, kesukaan manusia diri saya sendiri.
Saya kehilangan makna Natal yang sejati,dan tahun ini, Tuhan Yesus menyadarkan saya, bahwa Natal adalah sesuatu yang *harusnya berkenan kepada Allah* , karena ternyata inti Natal adalah *_memberi_*.
Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, *sehingga Ia telah mengaruniakan* Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sangat jelas mengatakan, _Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah *mengaruniakan* AnakNya yang tunggal..._ ingat, Allah lah yang punya itikad untuk berdamai dengan manusia melalui *pemberian Nya* kepada manusia, yaitu bayi suci Yesus melalui peristiwa ajaib Natal.
Lalu apa yang telah saya berikan kepada Allah? Apakah pelayanan yang selama ini saya lakukan benar-benar berkenan kepadaNya? Benarkah saya sudah mempersembahkan tubuh saya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapanNya? Waktu, tenaga, uang yang telah saya korbankan di dalam "pengabdian" saya, apakah memiliki "nilai rohani" di hadapanNya? Ketika menyadari hal ini, saya teringat firman-firman ini:
1 Korintus 9:27 (TB) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, *supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.*
dan ayat ini :
1 Petrus 4:18 (TB) *Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan,* apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?
Saudara terkasih bagaimana? Bila sudut pandang Allah benar-benar kita terapkan dalam hidup kita, sudah berkenankah hidup kita di hadapanNya? Bila seorang Paulus dan Petrus yang begitu luar biasa mempunyai pendapat sedemikian, bagaimana dengan kita..? benar-benar bagaikan sejauh jarak langit dari bumi, bila membandingkan apa yang telah Allah lakukan dalam hidup kita , dan balasan yang kita lakukan kepadaNya.
Saudara terkasih, mari di Natal ini, tidak hanya simbolis dan rutinitas saja yang kita lakukan, perayaan dan pelayanan yang begitu menyita waktu kedekatan kita bersamaNya, kesibukan yang menjadikan kita seperti Marta, tetapi mari berupaya melakukan sesuatu yang berkenan pada Allah, dan bernilai rohani dihadapanNya, ingat Tuhan Yesus tidak memilih lahir di tempat yang mewah, Tuhan Yesus tidak hadir di ibadah-ibadah yang penuh dengan hingar bingar musik dan penuh kemewahan duniawi, tetapi Dia lebih memilih lahir di kandang binatang, Dia memilih "blusukan" di kolong-kolong jembatan, untuk membersamai anak-anakNya yang berbagi Kasih dengan orang-orang yang terpinggirkan.. sungguh, sekali lagi, inipun sangat pas dengan firman Nya di
Lukas 5:31-32 (TB) Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
*Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa,* supaya mereka bertobat."
Banyak gereja di akhir jaman sudah melupakan visi dan misi TuhanYesus ini, sehingga banyak hal yang dilakukan hanyalah yang _berkenan kepada manusia_ daripada _berkenan kepada Allah._
Ingat, ayat di atas tadi, *damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."* -- berarti ada juga manusia yang *tidak berkenan* kepadaNya, yang pastinya, mereka juga tidak akan mengalami damai sejahteraNya.
Saudara terkasih, seperti yang dikehendaki TuhanYesus, mari semakin meningkatkan Proyek Kasih, yang telah kita lakukan selama ini, Tuhan Yesus ingin supaya lebih ditingkat kan lagi, kalau sekarang kepada kawan kita seiman, _next_ kepada semua orang, tanpa memandang ras, suku, agama, karena TuhanYesus adalah milik semua orang.. Karena puncak tertinggi Kasih adalah *Kasih akan semua orang*
2 Petrus 1:5-7 (TB) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, *dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.*
Inilah yang berkenan kepadaNya.
Mari memanfaatkan waktu dan momentum Natal tahun ini, dan gunakan kesempatan yang ada.. karena belum tentu Natal tahun depan kita masih hidup..!!
Selamat Natal, terus berjuang.Tuhan Yesus membersamai kita.amin
*PD AUTOPIA Malang*
26122016
_hasannysantoso_
Komentar
Posting Komentar