507 Rensi: Lilin-Lilin Allah
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach
Saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, firmanNya hari ini dengan tema :
*Lilin-lilin Allah*
Natal seringkali dilambangkan dengan lilin, bahkan saat dikumandangkan pujian malam kudus, hampir selalu dibarengi dengan penyalaan lilin.
Kalau hari selasa kemarin karya Roh Kudus mengingatkan kita akan arti makna Natal yang sesungguhnya, dimana Natal tidak bisa dipisahkan dari peristiwa Golgolta dan Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, ketiga peristiwa ini harus senantiasa kita ingat saat merayakan Natal, bukan hanya hura-hura dan pesta dengan kemeriahannya saja tetapi bagaimana Tuhan Yesus hadir dalam palung hati kita, mengubah hidup kita melalui Salib dan pengharapan kita akan kedatanganNya kembali.
Lilin adalah sumber terang yang paling sederhana, walaupun sinarnya tidak seterang lampu-lampu modern, namun disaat kita dalam kondisi gelap, lilin mampu menerangi jalan kita, mampu menerangi ruangan kita dan lilin tidak butuh batere, sumber energinya dari dalam dirinya sendiri, namun sebuah lilin yang menjadi terang, dia harus dinyalakan, dengan dibakar, dan dia harus mau mengorbankan dirinya, hingga habis untuk bisa menjadi terang (tanpa dibakar atau dinyalakan lilin tidak akan bisa menjadi terang)
Dan kitalah Lilin-lilin itu...
Kisah Para Rasul 13:47 (TB) Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."
Menjadi terang bagi sesama kita memang perlu pengorbanan, entah itu tenaga, waktu, materi, dan pengorbanan yang paling sulit adalah menjadi teladan (harus mau menyangkal diri, melawan ego, melawan sakit hati, melawan kesombongan dll), kita harus menjadi orang baik, orang benar ditengah-tengah bangsa yang gelap ini, menjadi berbeda, kalau yang lain menambah kegelapan, sebaliknya kita harus menjadi terang.
Lalu bagaimana kita bisa menjadi Lilin-lilin Allah.
Yohanes 1:4 (TB) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Jika Yesus ada didalam kita, karena Dia adalah Sang Terang itu, maka terang itu pun akan terpancar keluar, seperti lilin yang memancarkan terang dari dirinya, karena energi terang itu berada didalam lilin tersebut.
Bagaimana Yesus mau tinggal didalam kita?
Sudah sangat sering kita mendengar baik dalam karya Roh, regi maupun rensi (tidak saya bahas disini)
Yang intinya, jika kita hidup benar, menurut firmanNya dan melakukanNya, pastilah Yesus sang Sumber Terang itu tinggal didalam kita.
Jadi, maukah engkau menjadi Terang, menjadi lilin-lilin Allah, yang dipakai untuk menerangi dunia yang semakin gelap ini, namun dengan menjadi lilin-lilin Allah, ada pengorbanan yang harus engkau kerjakan, sudah siapkah engkau?
Semua tergantung dari diri kita sendiri, dan kita sendiri yang bisa menjawab apa yang Tuhan kehendaki bagi kita, untuk kemulianan namaNya.
Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
08122016
Andika Zakharia
Saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, firmanNya hari ini dengan tema :
*Lilin-lilin Allah*
Natal seringkali dilambangkan dengan lilin, bahkan saat dikumandangkan pujian malam kudus, hampir selalu dibarengi dengan penyalaan lilin.
Kalau hari selasa kemarin karya Roh Kudus mengingatkan kita akan arti makna Natal yang sesungguhnya, dimana Natal tidak bisa dipisahkan dari peristiwa Golgolta dan Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, ketiga peristiwa ini harus senantiasa kita ingat saat merayakan Natal, bukan hanya hura-hura dan pesta dengan kemeriahannya saja tetapi bagaimana Tuhan Yesus hadir dalam palung hati kita, mengubah hidup kita melalui Salib dan pengharapan kita akan kedatanganNya kembali.
Lilin adalah sumber terang yang paling sederhana, walaupun sinarnya tidak seterang lampu-lampu modern, namun disaat kita dalam kondisi gelap, lilin mampu menerangi jalan kita, mampu menerangi ruangan kita dan lilin tidak butuh batere, sumber energinya dari dalam dirinya sendiri, namun sebuah lilin yang menjadi terang, dia harus dinyalakan, dengan dibakar, dan dia harus mau mengorbankan dirinya, hingga habis untuk bisa menjadi terang (tanpa dibakar atau dinyalakan lilin tidak akan bisa menjadi terang)
Dan kitalah Lilin-lilin itu...
Kisah Para Rasul 13:47 (TB) Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."
Menjadi terang bagi sesama kita memang perlu pengorbanan, entah itu tenaga, waktu, materi, dan pengorbanan yang paling sulit adalah menjadi teladan (harus mau menyangkal diri, melawan ego, melawan sakit hati, melawan kesombongan dll), kita harus menjadi orang baik, orang benar ditengah-tengah bangsa yang gelap ini, menjadi berbeda, kalau yang lain menambah kegelapan, sebaliknya kita harus menjadi terang.
Lalu bagaimana kita bisa menjadi Lilin-lilin Allah.
Yohanes 1:4 (TB) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Jika Yesus ada didalam kita, karena Dia adalah Sang Terang itu, maka terang itu pun akan terpancar keluar, seperti lilin yang memancarkan terang dari dirinya, karena energi terang itu berada didalam lilin tersebut.
Bagaimana Yesus mau tinggal didalam kita?
Sudah sangat sering kita mendengar baik dalam karya Roh, regi maupun rensi (tidak saya bahas disini)
Yang intinya, jika kita hidup benar, menurut firmanNya dan melakukanNya, pastilah Yesus sang Sumber Terang itu tinggal didalam kita.
Jadi, maukah engkau menjadi Terang, menjadi lilin-lilin Allah, yang dipakai untuk menerangi dunia yang semakin gelap ini, namun dengan menjadi lilin-lilin Allah, ada pengorbanan yang harus engkau kerjakan, sudah siapkah engkau?
Semua tergantung dari diri kita sendiri, dan kita sendiri yang bisa menjawab apa yang Tuhan kehendaki bagi kita, untuk kemulianan namaNya.
Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
08122016
Andika Zakharia
Komentar
Posting Komentar