532 Rensi: Natal
*Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach*
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus renungan siang ini tentang:
*Natal*
A. Ilustrasi pertama:
ketika saya SD, saya sangat ingat ketika satu per satu murid dipanggil ke depan panggung, berfoto bersama Sinterklas, kemudian menerima KADO NATAL (yang sebenarnya titipan dari orang tua masing-masing). Sementara teman-teman berisik dan yang lain tertawa-tawa memamerkan kado yang berisi mainan baru yang luar biasa bagus, saya menunggu dengan sabar sampai nama saya dipanggil. kapan ya giliran saya..
"Andreas Tri Susanto"
Saya langsung melompat dan berjalan naik ke panggung dan dalam hati menebak-nebak apa yang orang tua saya berikan untuk Natal itu.
Mainan apa ya? robot-robotan atau mobil-mobilan?
Kemudian kado kecil itu diberikan kepada saya, dan saya buka isinya...ternyata..
"Spidol warna warni"
Loh! huwalaah...reekk...
teman-teman saya mendapatkan mainan bagus..saya.......spidol....Duh Gusti..kenapa? kenapa Spidol ya TUHAN...kenapa bukan mainan Power Rangers? kenapa bukan mobil-mobilan remote control?
sejak itu saya tidak begitu suka Sinterklas.
Secara definitif:
1. Natal - natalitas - kelahiran.
2. Christmas - Christ - "any expected deliverer" - Sang Pembawa Kabar.
B. Ilustrasi Kedua
Umat Yahudi sangat mengharapkan seseorang untuk diberi gelar "Sang Mesias" (sinonim dgn gelar KRISTUS) yang berarti "Sang Pembawa Kabar" bagi siapa saja yg bisa melepaskan mereka dari penderitaan duniawi.
Seseorang yg tangguh! yang mempunyai kekuatan tak terkalahkan lebih dari Samson! yang bisa bangkit memimpin mereka melawan Romawi seperti Musa memimpin keluar dr Mesir! Pembawa Kabar Sukacita dr Langit agar hidup mereka bebas dari penderitaan dan hidup dalam kemuliaan!
Bukannya seseorang yang ternyata mati di salib...lho kok..Mesias kami mati di salib..kok tidak kekal?
Why GOD? Ini bukan Mesias. Mesias tidak mati! IA seharusnya perkasa! lebih dari dewa manapun!
...
Dua ilustrasi di atas mengenai "Kelahiran Mesias" menggambarkan betapa "Natal" bila tidak dimaknai secara personal (melihat ke dalam diri) akan kabur dan hilang ,sehingga yang ada hanya KEKECEWAAN.
Natal hendaknya bukan kepada "Apa yg TUHAN berikan kepada saya melalui kelahiran Nya?"
tetapi lebih kepada
"Apa yang kita bisa berikan untuk menyambut kedatangan Nya?"
Jadi:
Perubahan diri kita melalui pertobatan Jalan Salib seharusnya membuat kita semakin lebih baik dan mantap menyambut Natal. Mari menyerahkan segala kebodohan dan kelemahan kita dalam pertobatan untuk mengenal Allah lebih dalam lagi.
*1 Korintus 1:*
"(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: *untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan*, (24) *tetapi untuk mereka yang dipanggil*, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, *Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah*. (25) Sebab *yang bodoh* dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan *yang lemah* dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang."
hingga tiba saatnya Kedatangan yang Kedua
1 Timotius 6:15-16 (TB) yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
21122016
Andrias Tri Susanto
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus renungan siang ini tentang:
*Natal*
A. Ilustrasi pertama:
ketika saya SD, saya sangat ingat ketika satu per satu murid dipanggil ke depan panggung, berfoto bersama Sinterklas, kemudian menerima KADO NATAL (yang sebenarnya titipan dari orang tua masing-masing). Sementara teman-teman berisik dan yang lain tertawa-tawa memamerkan kado yang berisi mainan baru yang luar biasa bagus, saya menunggu dengan sabar sampai nama saya dipanggil. kapan ya giliran saya..
"Andreas Tri Susanto"
Saya langsung melompat dan berjalan naik ke panggung dan dalam hati menebak-nebak apa yang orang tua saya berikan untuk Natal itu.
Mainan apa ya? robot-robotan atau mobil-mobilan?
Kemudian kado kecil itu diberikan kepada saya, dan saya buka isinya...ternyata..
"Spidol warna warni"
Loh! huwalaah...reekk...
teman-teman saya mendapatkan mainan bagus..saya.......spidol....Duh Gusti..kenapa? kenapa Spidol ya TUHAN...kenapa bukan mainan Power Rangers? kenapa bukan mobil-mobilan remote control?
sejak itu saya tidak begitu suka Sinterklas.
Secara definitif:
1. Natal - natalitas - kelahiran.
2. Christmas - Christ - "any expected deliverer" - Sang Pembawa Kabar.
B. Ilustrasi Kedua
Umat Yahudi sangat mengharapkan seseorang untuk diberi gelar "Sang Mesias" (sinonim dgn gelar KRISTUS) yang berarti "Sang Pembawa Kabar" bagi siapa saja yg bisa melepaskan mereka dari penderitaan duniawi.
Seseorang yg tangguh! yang mempunyai kekuatan tak terkalahkan lebih dari Samson! yang bisa bangkit memimpin mereka melawan Romawi seperti Musa memimpin keluar dr Mesir! Pembawa Kabar Sukacita dr Langit agar hidup mereka bebas dari penderitaan dan hidup dalam kemuliaan!
Bukannya seseorang yang ternyata mati di salib...lho kok..Mesias kami mati di salib..kok tidak kekal?
Why GOD? Ini bukan Mesias. Mesias tidak mati! IA seharusnya perkasa! lebih dari dewa manapun!
...
Dua ilustrasi di atas mengenai "Kelahiran Mesias" menggambarkan betapa "Natal" bila tidak dimaknai secara personal (melihat ke dalam diri) akan kabur dan hilang ,sehingga yang ada hanya KEKECEWAAN.
Natal hendaknya bukan kepada "Apa yg TUHAN berikan kepada saya melalui kelahiran Nya?"
tetapi lebih kepada
"Apa yang kita bisa berikan untuk menyambut kedatangan Nya?"
Jadi:
Perubahan diri kita melalui pertobatan Jalan Salib seharusnya membuat kita semakin lebih baik dan mantap menyambut Natal. Mari menyerahkan segala kebodohan dan kelemahan kita dalam pertobatan untuk mengenal Allah lebih dalam lagi.
*1 Korintus 1:*
"(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: *untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan*, (24) *tetapi untuk mereka yang dipanggil*, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, *Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah*. (25) Sebab *yang bodoh* dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan *yang lemah* dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang."
hingga tiba saatnya Kedatangan yang Kedua
1 Timotius 6:15-16 (TB) yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
21122016
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar