520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman hari ini diambil dari:
Amsal 30:6 (TB) Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.
Dengan tema:
*HUKUMAN MENAMBAH DAN MENGURANGI FIRMAN*
Betapa berat resiko jika kita, menambahi atau mengurangi firman TUHAN, dan hukumannya adalah kematian, jadi dalam menyampaikan firman harus tepat,karena jika kita menambahi firmanNya maka Allah juga akan menambah malapetaka dan jika kita mengurangi firmanNya maka Allah pun akan mengurangi hak kita atas pohon kehidupan. Jika demikian mestinya kita harus takut jika kita tidak seturut firman atau semau kita sendiri untuk menyampaikan firman Allah itu
Wahyu 22:18-19 (TB) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: *"Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.*
Dan *jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,* seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Oleh karena itu kita harus hati-hati dalam menyampaikan firman itu, dan firman itu tidak boleh ditafsirkan dengan akal budinya sendiri, tetapi hendaknya setiap perkataan dalam Alkitab ini harus direnungkan,diucapkan oleh Roh Kudus yang sudah Allah karuniakan kepada siapa yang diutus menyampaikan firman itu, bukan dengan kedagingan atau pikirannya sendiri. Yang menjadi pertanyaan bagaimana cara menyampaikan firman itu dengan Roh, yaitu harus diawali dengan doa, mohon hikmat, pengertian dan pengetahuan dari Roh Kudus ,supaya kuasa Allah yang menguasai hati, pikiran dan roh kita, sehingga setiap apa yang keluar dari mulut ini bersumber dari Allah saja dan dengan percaya bahwa
Yohanes 3:34 (TB) *Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.*
Jika hal ini yang terjadi maka firman itu pasti akan membawa dampak yang baik, benar, penuh sukacita dan hati yang damai, inilah tandanya jika firman itu benar tidak ditambah dan dikurangi, tetapi firman yang dikuasai Roh Kudus, sebab
2 Petrus 1:20-21 (TB) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Maka marilah dengan sepenuh hati dalam menyampaikan firman Allah itu, sebab setiap perkataan yang kita ucapkan akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah dan oleh ucapan itu kita bisa dibenarkan atau dihukum, ingat bagaimana kisah nabi Hanaya yang terlalu berani mengucapkan perkataan demi nama Allah, sedangkan allah tidak merintahkan maka nabi itu akan mati
Yeremia 28:9, 15-16 (TB) Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN."
Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya: "Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta.
Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap TUHAN."
Jadi betapa mengerikan jika perkataan yang keluar dari mulut kita ini, bukan yang Allah perintahkan, oleh karena itu mohon tuntunan dan kuasa Roh Kudus agar setiap ucapan kita, terlebih dalam menyampaikan firman agar benar -benar Roh Kudus yang berbicara,untuk kemuliaan Tuhab dan menjadi berkat bagi sesama, sehingga kita bisa terlepas dari hukuman Allah.
Tuhan Yesus memberkati kita amin
*PD AUTOPIA MALANG*
15122016
Wibisono
Amsal 30:6 (TB) Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.
Dengan tema:
*HUKUMAN MENAMBAH DAN MENGURANGI FIRMAN*
Betapa berat resiko jika kita, menambahi atau mengurangi firman TUHAN, dan hukumannya adalah kematian, jadi dalam menyampaikan firman harus tepat,karena jika kita menambahi firmanNya maka Allah juga akan menambah malapetaka dan jika kita mengurangi firmanNya maka Allah pun akan mengurangi hak kita atas pohon kehidupan. Jika demikian mestinya kita harus takut jika kita tidak seturut firman atau semau kita sendiri untuk menyampaikan firman Allah itu
Wahyu 22:18-19 (TB) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: *"Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.*
Dan *jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,* seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Oleh karena itu kita harus hati-hati dalam menyampaikan firman itu, dan firman itu tidak boleh ditafsirkan dengan akal budinya sendiri, tetapi hendaknya setiap perkataan dalam Alkitab ini harus direnungkan,diucapkan oleh Roh Kudus yang sudah Allah karuniakan kepada siapa yang diutus menyampaikan firman itu, bukan dengan kedagingan atau pikirannya sendiri. Yang menjadi pertanyaan bagaimana cara menyampaikan firman itu dengan Roh, yaitu harus diawali dengan doa, mohon hikmat, pengertian dan pengetahuan dari Roh Kudus ,supaya kuasa Allah yang menguasai hati, pikiran dan roh kita, sehingga setiap apa yang keluar dari mulut ini bersumber dari Allah saja dan dengan percaya bahwa
Yohanes 3:34 (TB) *Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.*
Jika hal ini yang terjadi maka firman itu pasti akan membawa dampak yang baik, benar, penuh sukacita dan hati yang damai, inilah tandanya jika firman itu benar tidak ditambah dan dikurangi, tetapi firman yang dikuasai Roh Kudus, sebab
2 Petrus 1:20-21 (TB) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Maka marilah dengan sepenuh hati dalam menyampaikan firman Allah itu, sebab setiap perkataan yang kita ucapkan akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah dan oleh ucapan itu kita bisa dibenarkan atau dihukum, ingat bagaimana kisah nabi Hanaya yang terlalu berani mengucapkan perkataan demi nama Allah, sedangkan allah tidak merintahkan maka nabi itu akan mati
Yeremia 28:9, 15-16 (TB) Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN."
Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya: "Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta.
Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap TUHAN."
Jadi betapa mengerikan jika perkataan yang keluar dari mulut kita ini, bukan yang Allah perintahkan, oleh karena itu mohon tuntunan dan kuasa Roh Kudus agar setiap ucapan kita, terlebih dalam menyampaikan firman agar benar -benar Roh Kudus yang berbicara,untuk kemuliaan Tuhab dan menjadi berkat bagi sesama, sehingga kita bisa terlepas dari hukuman Allah.
Tuhan Yesus memberkati kita amin
*PD AUTOPIA MALANG*
15122016
Wibisono
Komentar
Posting Komentar