536 Rensi: Apa Arti Ibadahmu?
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach
Saudaraku, renungan siang hari ini dengan tema
*APA ARTI IBADAHMU?*
*Yosua 24:14* (TB) *Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia.* Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Kita sering menyanyikan lagu dengan judul "Apalah arti ibadahmu" , sebagian syairnya berbunyi,
_“Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan bila tiada rela sujud dan sungkur? Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan bila tiada hati tulus dan syukur?”_
Di bagian lain, lagu itu kembali menyodorkan pertanyaan kepada kita, “Apakah kita benar-benar beribadah dengan tulus ikhlas dan setia kepada Dia?”_ *Tulus ikhlas dan setia*—dua kata yang perlu digaris bawahi. Apakah ibadah kita seperti di
Yesaya 29:13 (TB) Dan Tuhan telah berfirman: *"Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,*
Acapkali kita menjadikan ibadah sebagai sebuah rutinitas. Beribadah karena sebuah keharusan, istilah lain "setor muka", karena "sungkan" dengan pak ini, "gak enak dengan pak itu"... atau lebih celaka lagi, beribadah dengan tujuan untuk mendapatkan berkat dan mujizat. Kita tidak bersungguh-sungguh saat beribadah, datang dengan tanpa ada sedikit pun kerinduan akan kehadiran dan hadirat Allah, tidak jarang kita masih asyik dengan gadget atau ngobrol dengan teman. Bahkan bisa jadi kita malah tertidur saat ibadah sedang berlangsung.
Kita melupakan intisari ibadah yang sangat penting, bahkan rasul Paulus sampai mengatakan bahwa, *_ibadah itu berguna dalam segala hal.._* *1 Tim 4:8*
Saudara terkasih dalam Kristus, Beribadah dengan tulus ikhlas berarti kita membawa diri atau mempersembahkan persembahan yang hidup, yaitu diri kita sendiri secara jasmani dan rohani kepada Tuhan, dan datang menyembah dengan menanggalkan segala kepentingan diri.
Sangat diperlukan hidup yang benar dan bersih dari segala pencemaran jasmani dan rohani
2 Korintus 7:1 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Ketika beribadah kita sedang menyembah Tuhan, Raja yang memiliki nafas hidup kita, dan kita harus rela meninggalkan segala kepentingan kita untuk benar-benar menyembah, memuji, dan mengagungkan Tuhan Yesus, sebagai wujud syukur kita atas kasih karunia dan anugerah-Nya. Dia hadir sebagai Raja dan Allah yang MahaKudus di dalam setiap ibadah kita.
Mengapa di saat kita menghadap pimpinan, atau menghadap RT/RW atau menghadap atasan, yang notabene sama manusianya dengan kita, kita bisa begitu tunduk dan hormat. Apalagi ketika kita menghadap Tuhan, Sang Pencipta segalanya, yang berkuasa mutlak atas hidup dan mati kita, sepatutnya kita harus bersikap jauh lebih baik dari itu. Kita menghadap Allah yang MahaKuasa dan menguasai segala-galanya di dalam kehidupan kita, sudahkah kita benar-benar menyembah-Nya dengan tulus ikhlas dan setia?
Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing, dan ingatlah, *BUKAN ALLAH YANG BUTUH KITA, TAPI KITA YANG SANGAT BUTUH ALLAH.*
Tanpa kita, Allah tetap pada Ke MahaKuasaanNya, karena itu, mari semakin bergiat dalam usaha mendekat padaNya dalam ibadah, percayalah, ibadah berguna dalam segala hal, baik dalam hidup sekarang maupun hidup yang akan datang.
Selamat siang, tetap semangaat dalam ibadah, Tuhan Yesus memberkati.
by PD AUTOPIA Malang
23122016
_hasannysantoso_
Saudaraku, renungan siang hari ini dengan tema
*APA ARTI IBADAHMU?*
*Yosua 24:14* (TB) *Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia.* Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Kita sering menyanyikan lagu dengan judul "Apalah arti ibadahmu" , sebagian syairnya berbunyi,
_“Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan bila tiada rela sujud dan sungkur? Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan bila tiada hati tulus dan syukur?”_
Di bagian lain, lagu itu kembali menyodorkan pertanyaan kepada kita, “Apakah kita benar-benar beribadah dengan tulus ikhlas dan setia kepada Dia?”_ *Tulus ikhlas dan setia*—dua kata yang perlu digaris bawahi. Apakah ibadah kita seperti di
Yesaya 29:13 (TB) Dan Tuhan telah berfirman: *"Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,*
Acapkali kita menjadikan ibadah sebagai sebuah rutinitas. Beribadah karena sebuah keharusan, istilah lain "setor muka", karena "sungkan" dengan pak ini, "gak enak dengan pak itu"... atau lebih celaka lagi, beribadah dengan tujuan untuk mendapatkan berkat dan mujizat. Kita tidak bersungguh-sungguh saat beribadah, datang dengan tanpa ada sedikit pun kerinduan akan kehadiran dan hadirat Allah, tidak jarang kita masih asyik dengan gadget atau ngobrol dengan teman. Bahkan bisa jadi kita malah tertidur saat ibadah sedang berlangsung.
Kita melupakan intisari ibadah yang sangat penting, bahkan rasul Paulus sampai mengatakan bahwa, *_ibadah itu berguna dalam segala hal.._* *1 Tim 4:8*
Saudara terkasih dalam Kristus, Beribadah dengan tulus ikhlas berarti kita membawa diri atau mempersembahkan persembahan yang hidup, yaitu diri kita sendiri secara jasmani dan rohani kepada Tuhan, dan datang menyembah dengan menanggalkan segala kepentingan diri.
Sangat diperlukan hidup yang benar dan bersih dari segala pencemaran jasmani dan rohani
2 Korintus 7:1 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Ketika beribadah kita sedang menyembah Tuhan, Raja yang memiliki nafas hidup kita, dan kita harus rela meninggalkan segala kepentingan kita untuk benar-benar menyembah, memuji, dan mengagungkan Tuhan Yesus, sebagai wujud syukur kita atas kasih karunia dan anugerah-Nya. Dia hadir sebagai Raja dan Allah yang MahaKudus di dalam setiap ibadah kita.
Mengapa di saat kita menghadap pimpinan, atau menghadap RT/RW atau menghadap atasan, yang notabene sama manusianya dengan kita, kita bisa begitu tunduk dan hormat. Apalagi ketika kita menghadap Tuhan, Sang Pencipta segalanya, yang berkuasa mutlak atas hidup dan mati kita, sepatutnya kita harus bersikap jauh lebih baik dari itu. Kita menghadap Allah yang MahaKuasa dan menguasai segala-galanya di dalam kehidupan kita, sudahkah kita benar-benar menyembah-Nya dengan tulus ikhlas dan setia?
Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing, dan ingatlah, *BUKAN ALLAH YANG BUTUH KITA, TAPI KITA YANG SANGAT BUTUH ALLAH.*
Tanpa kita, Allah tetap pada Ke MahaKuasaanNya, karena itu, mari semakin bergiat dalam usaha mendekat padaNya dalam ibadah, percayalah, ibadah berguna dalam segala hal, baik dalam hidup sekarang maupun hidup yang akan datang.
Selamat siang, tetap semangaat dalam ibadah, Tuhan Yesus memberkati.
by PD AUTOPIA Malang
23122016
_hasannysantoso_
Komentar
Posting Komentar