3877 Regi : Sepanjang Hayatku, di didik oleh Allah
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan firman, pagi ini dengan tema:
*Sepanjang Hayatku, di didik oleh Allah*.
Bacaan firman
*Yunus 4:1-11*.
Kekasih Kristus, pernahkah di dalam hati dan benak kita terbersit sebuah pengakuan bahwa dalam perjalanan iman kita telah dididik oleh Allah pribadi.
Marilah kita menghayati karya Allah kepada Yunus dalam tugas pagggilanya dan dalam pelayanannya mengalami suka dan duka.
Kita sering merasa kesal kepada Allah ketika tugas pelayanan tidak sesuai dengan keinginan hati seperti yang dilakukan Yunus ketika mendapat perintah Tuhan untuk menegur, mengingatkan bangsa Ninewe, perasaan itu terungkap pada
*Yunus 4:1 (TB)*
Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
Kita sebagai umat pilihan Allah, yang sudah mengerti pengajaran Nya, bagaimana respon kita ketika menyaksikan seseorang yang mau hidup dalam pertobatan untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Allah.
Apakah kita kecewa seperti Yunus ataukah kita bersyukur sebab orang ini juga mendapatkan belaskasih pengampunan Allah, supaya ia juga mendapatkan janji Allah.
Sebagai orang yang mengerti karya Allah seharusnya kita juga ada greget mencontoh tindakan saudara kita itu, karena kitapun tak jauh berbeda dengan saudara kita, karena kita juga banyak salah dan dosa.
Namun, apa yang terjadi dengan Yunus, ia begitu kesal dan marah kepadaTuhan, karena Allah berbelas kasih terhadap Niniwe karena mereka sadar dan mau hidup dalam pertobatan.
Dalam ayat selanjutnya, hati Yunus tetap jengkel dan marah, dan ia berjalan keluar kota untuk istirahat, sambil menunggu barangkali Allah berubah pikiran dan keputusan Nya, seperti pada *Yunus 4: 3-5*
Tetapi, justru Allah sedang memproses cara berpikir Yunus untuk di ubah dan diperbaharui seturut dengan rencana dan kehendakNya. Percakapan Allah dan Yunus begitu mengesankan penuh dengan makna.
Disatu sisi, Yunus masih kekeh dalam pendiriannya dengan hati yang dipenuhi, marah, kesal, benci dan egois.
Namun Allah tidak membiarkan Yunus dalam kepahitan hatinya maka Allah dengan cepat merespondnya dengan penuh kasih dan sabar, sambil berkata
"Layakkah engkau marah? "
*Yunus 4:9 (TB)*
Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."
Allah yang penuh kasih sayang begitu sabar serta lemah lembut, menyadarkan Yunus dan dengan cara serta kuasaNya, Allah memberi pengertian kepada Yunus, seperti yang difirmankan dalam
*Yunus 4:10-11 (TB)*
Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Inilah wujud kasih Allah terhadap siapa yang mau bertobat juga terhadap Yunus orang pilihanNya agar tidak terjerumus dalam dosa, maka marilah kita ingat apa yang dinyatakan Tuhan Yesus dalam
*Matius 5:45 (TB)*
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Karena itu marilah kita sadar bagaimana kasih Allah kepada kita orang pilihanNya, agar terus mau bertobat dan merasakan bagaimana Allah mendidik kita sepanjang hidup kita, ini dapat kita alami jika hidup kita mau hidup merendahkan hati dan tidak keras hati.
Sebab kita sering gagal dan salah dalam memahami maksud karya Allah, ketika firman atau petunjukNya tidak sesuai hati ,sehingga tidak jarang kita memprotes dan berontak terhadap Allah yang begitu mengasihi kita.
Sehingga ketika hidup kita melenceng, tidak seturut dan jauh dari jalan Allah maka Allah akan melakukan seperti yang difirmankan dalam
*Wahyu 3:19 (TB)*
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Karena itu marilah kita terus belajar untuk memahami dan mengerti kasih dan rencana Allah yang sepanjang hidup kita dengan sabar menuntun dan mendidik kita untuk hidup dalam jalan kebenaran dan kekudusanNya.
Selamat pagi,selamat beraktivitas libatkanlah Roh Kudus agar damai sejahtera Allah Bapa dan kasih Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita, Amin!.
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar