1636 Rensi: JANGAN BERTANGGUH
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan ini adalah:
*"JANGAN BERTANGGUH"*
Dasar firmannya dari
*Lukas 12:16-21* (TB) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, *pada malam ini juga* jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Beberapa kali saya mendengar jawaban atau pernyataan seperti ini, ”Yah, aku ‘kan masih hidup di dunia, maka aku masih membutuhkan hal-hal yang bersifat dunia pula!” Atau juga seperti ini, “Buat apa hidup ini jika tidak untuk kesenangan? Selama kita hidup, Tuhan mengizinkan kita mempergunakan hidup ini untuk kesenangan, kebahagiaan, bukan untuk kesengsaraan! Selama kita masih bisa menikmati, ya.. nikmati saja!”
Demikianlah pendapat dunia tentang hidup ini. Berbahagialah jika kita masih mau membaca, mendengar, memperhatikan, dan menggumuli firman Tuhan Yesus pada Lukas 12: 16-21 di atas.
Kita sudah mengikuti Tuhan Yesus sekian lama, namun sering kita menyangsikan karya-Nya melalui Rohul Kudus. Ini terbukti dari betapa seringnya Tuhan Yesus mengingatkan lewat pakaryan. Kita sudah memahami firman di atas, namun acapkali masih terpeleset dengan hal duniawi. Misalnya, pernah saya dengar karena kebaktian agung bersamaan dengan perayaan tertentu, seseorang mengatakan, “Lah, saya sudah berjanji dengan keluarga besar saya untuk ikut berkumpul bersama. Ya, tidak bisa dong saya membatalkannya karena kebaktian itu. Kalah janji soalnya!”
Berikut dua firman sama dengan versi berbeda dengan makna sama, yakni isi dunia itu tidak menyelamatkan, mencari dunia itu sia-sia, bahkan merugikan diri sendiri!
*Markus 8:36* (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?
*Lukas 9 :25* (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Karena itu, seyogyanya kita memang harus mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, mendahulukan kepentingan jiwa dan rohani seperti firman berikut:
*Matius 6: 33* (TB) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Kita hafal benar firman tersebut, namun dengan berbagai dalih, kita pun masih sering terpelicuk karenanya. Padahal, Tuhan Yesus tidak pernah bertangguh dalam hal menolong kita, seperti sabda berikut:
*Yesaya 46:13* (TB) Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan *tidak bertangguh* lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku kepada Israel."
selayaknya kita tidak menangguhkan apalagi mengeraskan hati sebagimana sabda ini:
*Ibrani 4:7* (TB) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"
Kiranya Bapa mengampuni kesalahan dan kekurangperhatian saya terhadap hari-hari kebaktian dan memampukan saya untuk memilih yang paling urgent, yakni mencari Kerajaan Allah tanpa bertangguh. Rohul Kudus membantu kita untuk tidak bertangguh (hari ini bukan hari lain) dalam mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Haleluya.
*PD AUTOPIA MALANG*
30062018
Ninik SR
Tema renungan ini adalah:
*"JANGAN BERTANGGUH"*
Dasar firmannya dari
*Lukas 12:16-21* (TB) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, *pada malam ini juga* jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Beberapa kali saya mendengar jawaban atau pernyataan seperti ini, ”Yah, aku ‘kan masih hidup di dunia, maka aku masih membutuhkan hal-hal yang bersifat dunia pula!” Atau juga seperti ini, “Buat apa hidup ini jika tidak untuk kesenangan? Selama kita hidup, Tuhan mengizinkan kita mempergunakan hidup ini untuk kesenangan, kebahagiaan, bukan untuk kesengsaraan! Selama kita masih bisa menikmati, ya.. nikmati saja!”
Demikianlah pendapat dunia tentang hidup ini. Berbahagialah jika kita masih mau membaca, mendengar, memperhatikan, dan menggumuli firman Tuhan Yesus pada Lukas 12: 16-21 di atas.
Kita sudah mengikuti Tuhan Yesus sekian lama, namun sering kita menyangsikan karya-Nya melalui Rohul Kudus. Ini terbukti dari betapa seringnya Tuhan Yesus mengingatkan lewat pakaryan. Kita sudah memahami firman di atas, namun acapkali masih terpeleset dengan hal duniawi. Misalnya, pernah saya dengar karena kebaktian agung bersamaan dengan perayaan tertentu, seseorang mengatakan, “Lah, saya sudah berjanji dengan keluarga besar saya untuk ikut berkumpul bersama. Ya, tidak bisa dong saya membatalkannya karena kebaktian itu. Kalah janji soalnya!”
Berikut dua firman sama dengan versi berbeda dengan makna sama, yakni isi dunia itu tidak menyelamatkan, mencari dunia itu sia-sia, bahkan merugikan diri sendiri!
*Markus 8:36* (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?
*Lukas 9 :25* (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Karena itu, seyogyanya kita memang harus mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, mendahulukan kepentingan jiwa dan rohani seperti firman berikut:
*Matius 6: 33* (TB) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Kita hafal benar firman tersebut, namun dengan berbagai dalih, kita pun masih sering terpelicuk karenanya. Padahal, Tuhan Yesus tidak pernah bertangguh dalam hal menolong kita, seperti sabda berikut:
*Yesaya 46:13* (TB) Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan *tidak bertangguh* lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku kepada Israel."
selayaknya kita tidak menangguhkan apalagi mengeraskan hati sebagimana sabda ini:
*Ibrani 4:7* (TB) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"
Kiranya Bapa mengampuni kesalahan dan kekurangperhatian saya terhadap hari-hari kebaktian dan memampukan saya untuk memilih yang paling urgent, yakni mencari Kerajaan Allah tanpa bertangguh. Rohul Kudus membantu kita untuk tidak bertangguh (hari ini bukan hari lain) dalam mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Haleluya.
*PD AUTOPIA MALANG*
30062018
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar