1617 Regi: Hiduplah Meneladan Nuh

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan pagi hari ini:

*Hiduplah Meneladan Nuh*

Dasar firmannya dari:

*Kejadian 6: 5-9* Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN … …: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, …" *Tetapi Nuh  mendapat kasih karunia di mata TUHAN* … Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan *Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.*

Begitu besar kekecewaan dan penyesalan TUHAN atas seluruh manusia di bumi, tetapi tidak kepada Nuh. Bahkan Nuh dikatakan hidup benar dan tidak bercela di antara manusia sezamannya dan mendapatkan kasih karunia TUHAN. Bagaimana hal itu terjadi?
Apakah Nuh dikategorikan orang baik, orang beriman dan orang taat kepada Allah?

“Tidak seorang pun yang benar
*(Roma 3: 10 – BIS).*

Firman itu pasti berlaku pula bagi Nuh; artinya Nuh pun tadinya juga pasti bukan orang benar. Lalu dari mana dia mendapatkan kebenaran itu?
Alkitab menjelaskan bahwa kebenaran Nuh diperoleh dari pergaulannya dengan TUHAN.
Dalam pergaulan dengan TUHAN, Nuh memperhatikan dan mempelajari dengan seksama karakteristik Sang Khalik. Nuh sangat menghormati dan mengagumi TUHAN. Sehingga dengan demikian ia berupaya menyerasikan diri dan meneladani sifat-sifat,  kebiasaan, hingga berusaha untuk melakukan hal-hal yang menjadi kesukaan Allah.
Untuk itu Nuh pun, melakukan penyesuaian dan penyerasian diri terhadap hal-hal yang disukai Allah. Dan pada akhirnya, Allah menjumpai perbuatan Nuh benar di mata-Nya!

Kebenaran perbuatan Nuh dibuktikan melalui loyalitasnya kepada TUHAN, khususnya, ketika diutus untuk membuat bahtera di atas gunung yang tempatnya jauh dari samudera.
Semua orang mengoloknya, menganggap Nuh tidak waras, tetapi dia teguh pada pendirian dan yakin bahwa firman Allah itu “ya” dan “amin”. Nuh sepenuhnya menjunjung tinggi kedaulatan TUHAN yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun.
Ketika Ia berkehendak, maka apapun bisa terjadi! Tidak ada yang bisa menghalangi kehendak-Nya. Kemudian terbukti hanya Nuh dan keluarganya yang selamat dari bencana banjir yang melanda seantero dunia itu.

Saudara sekalian, kita perlu introspeksi. Apakah yang dilakukan oleh Nuh itu ada dalam diri kita? Sudahkah kita berusaha mengenali sifat-sifat Allah kemudian menempatkan diri kita agar tidak bertentangan dengan karakteristik Allah itu? Jika belum, marilah kita mulai melakukannya dan terus-menerus menggali dalam-dalam, *sehingga Allah akan menyukai kita dan kita semakin akrab dengan-Nya. Agar anugerah keselamatan serta lenan halus yang berkilau-kilauan (Wahyu19: 8)*
yang akan dikenakan bagi kita tidak dikenakan bagi orang lain …

Selamat berjuang hidup meneladani Nuh untuk hidup taat setia manut akan perintah Allah supaya kasih karuniaNya dicurahkan dalam hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati,amin.

*PD Autopia Malang*
19062018
_gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR