1589 Regi: Melatih Kepekaan Dalam Mendengarkan Suara TUHAN

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi ini bertemakan:

*Melatih Kepekaan Dalam Mendengarkan Suara TUHAN*

Dasar firmannya dari:

*Yesaya  50: 4-5* Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. *5)* Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.

Para kekasih Kristus, kita meyakini hanyalah lidah yang dituntun Tuhan Yesus yang mampu memberikan semangat kepada orang yang letih lesu, sebagaimana firman Tuhan Yesus sendiri:

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. *Matius 11: 28.*

Yesaya pun menyebutkan bahwa kemampuannya dalam menyampaikan perkataan yang membangun dikarenakan dia dianugerahi TUHAN lidah seorang murid, sebab hanyalah murid yang baik yang senantiasa mengingat dan melaksanakan kata-kata gurunya.

Lebih jauh, Yesaya menjelaskan akan “resep” keberhasilannya dalam mengelola lidahnya, yaitu ketika TUHAN membuka telinganya, dia tidak memberontak dan tidak lagi mengingat-ingat perbuatannya yang lama. Dengan demikian, anugerah lidah yang memberikan semangat hanya bisa terjadi jika terdapat kepekaan dalam mendengarkan suara Allah.

*Kejadian 6: 13* Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.

Firman Allah di atas jika didengarkan tanpa adanya kepekaan, maka akan dianggap sebagai kata-kata yang mustahil saja. Masakan segala makhluk di bumi akan musnah, namun Nuh peka dan yakin bahwa perkataan Allah ini pasti terjadi.

Demikian pula, ketika Abraham diperintahkan Allah untuk mempersembahkan anak tunggalnya, dia memiliki kepekaan dan percaya bahwa meskipun harus melakukan hal yang secara manusia berat; namun pasti akan terjadi hal yang baik *Kejadian22: 2.*

Baik Nuh maupun Abraham menggunakan kepekaan dan keyakinan mereka secara tepat, sehingga timbul ketaatan dalam menjalankan firman TUHAN.
Oleh karena itu kehidupan mereka pun diberkati. Nuh lolos dari maut yang menimpa seluruh makhluk di dunia ini dan Abraham diberi kelimpahan dalam hidupnya.

Sebaliknya, Yunus tidak melatih kepekaannya, sehingga mengalami peristiwa yang mengenaskan, dan ia tinggal dalam perut ikan tiga hari lamanya *Yunus 1: 17*

Marilah kita melatih kepekaan dalam mendengarkan suara Allah, dan tidak menolak serta memberontak terhadap perintah-perintah-Nya; dengan cara setiap pagi datang bersujud kepada Tuhan Yesus memohon pendengaran kita dipertajam dengan bersikap sebagai seorang murid yang baik, sehingga janji akan berkat-berkat-Nya akan kita nikmati. Tuhan Yesus memberkati Haleluya,amin.

*PD Autopia Malang*
06062018
_gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR