1603 Regi: Balasan Atas Ketaatan, Kesetiaan, Kepatuhan Dan Jerih Lelah

Shalom Aleichem b’shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan pagi ini:

*Balasan Atas Ketaatan, Kesetiaan, Kepatuhan Dan Jerih Lelah*

Dasar firmannya :

*Keluaran 25:22 (AYT)*
“Aku akan menemuimu di situ, dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara dua kerub di tabut hukum itu, Aku akan berbicara kepadamu mengenai segala sesuatu yang akan Aku berikan kepadamu, yaitu perintah untuk keturunan Israel."

Allah akan berbicara kepada Musa dari atas tutup tabut, sehingga TUHAN memerintahkan Musa untuk memahat dua loh batu yang serupa dengan yang pertama; ketika kedua loh batu yang pertama hancur akibat kemarahan Musa menjumpai bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas.

TUHAN menyuruh Musa untuk membawa kedua loh batu yang baru itu mendaki Gunung Sinai, agar TUHAN menuliskan kembali kesepuluh Firman Allah di batu itu *(Ulangan 10: 1-5).*
Bahkan Musa tinggal selama empat puluh hari dan empat puluh malam bersama Allah tanpa makan dan minum untuk penulisan firman Allah *(Keluaran 34: 28).*

Pada usia yang sudah lebih dari 80 tahun, *ketaatan Musa* memenuhi perintah Allah ini tidaklah mudah. Mendaki gunung, menapaki jalan yang menanjak dengan kedua tangan membawa dua loh batu yang berat, merupakan pekerjaan yang menguras tenaga. Ditambah lagi, setelah di puncak, tinggal selama empat puluh hari dan empat puluh malam tanpa makan dan minum. Namun Musa tidak mengeluh dan bersungut-sungut.
Hal ini membuktikan tingkat *kesetiaan yang tinggi.* Setelahnya, Musa harus turun gunung sambil tetap membawa dua loh batu, hal ini juga membutuhkan *kepatuhan yang luar biasa.*

Secara manusiawi, fisik Musa yang renta pasti lelah sekali dan dalam keadaan seperti itu pasti mudah jatuh ke dalam godaan kedagingan. Namun, sekali lagi Musa mampu melewati masa-masa “kritis” ini dengan sempurna.

Hasil atas ketaatan, kesetiaan dan kepatuhan Musa dalam melewati keadaan sulit di atas berbuah manis.
Kubur Musa tidak pernah dijumpai *(Ulaangan 34: 6),*

demikian pula tabut perjanjian pun tidak ditemukan sampai saat ini. Karena kesemuanya sudah berada di tempat kudus-Nya di sorga.

 “terbukalah tempat kudus Allah di surga, dan terlihatlah tabut perjanjian-Nya di tempat kudus-Nya” *(Wahyu 11: 19a, MILT).*

Balasan atas ketaatan, kesetiaan dan kepatuhan Musa ketika di dunia adalah *anugerah kasih dan kesetiaan Allah yang kekal hingga di sorga yang baka.*

Tidakkah kita menginginkan sorga yang sama dengan Musa?
Untuk itu marilah kita mempersembahkan loh hati kepada Allah, agar dituliskan-Nya tebal-tebal bahwa kasih dan kesetiaan-Nya tidak pernah meninggalkan kita untuk selamanya *(Amsal 3: 3).*

Marilah kita hidup dengan berpaut kepada-Nya, meskipun ada harga yang harus dibayar yaitu kesetiaan, ketaatan dan kepatuhan, juga seperti Musa, fisik yang berletih-lelah.

Selamat mempraktikkan dalam kehidupan kita masing-masing. Immanuel! Amin

*PD AUTOPIA Malang*
13062018
gunawanwibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR