127 Rensi: Pengalaman Iman
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach. Firman Tuhan Yesus hari ini:
PENGALAMAN IMAN
Sejak sekolah kita selalu belajar minimal dengan dua metode, yaitu teori dan praktek, sejak taman kanan-kanan hingga S3 sekalipun minimal metode ini yang akan kita pakai dalam belajar.
2 metode ini saling melengkapi, jika hanya satu saja tidaklah cukup untuk membuat sesorang menjadi mahir atau ahli disuatu bidang atau pelajaran dan tidak mungkin bisa mencapai jenjang yang lebih tinggi.
Demikian juga dalam menjalani kehidupan rohani kita, perlu 2 hal ini yang tidak bisa dipisahkan, ada teori (pemahaman akan firman) dan praktek (pengalaman iman).
Teori dan praktek ini akan sangat dibutuhkan dalam menghadapi persoalan hidup, mengapa demikian?
Karena persoalan hidup merupakan "ujian" dan apakah "teori" dan "praktek" selama ini sudah cukup, atau kurang, jika kurang berarti membutuhkan "teori" dan "praktek" lebih.
Dalam hal kehidupan rohani inilah "teori" belajar kita, yaitu Firman Allah karena
Mazmur 119:105 (TB) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. *
Sebuah pelita/terang hanya akan menerangi jalan kita, namun bila tidak kita gunakan untuk berjalan, kita tidak akan menerima manfaat dari terang itu dengan kata lain"teori" ini hanya sekedar teori tanpa berguna, bila kita tidak gunakan untuk "praktek" dalam hal ini menjalani hidup.
Demikian juga dengan Firman Allah, kita tidak akan pernah menerima manfaat dengan merasakan kuasa dari firman ini , bila tidak kita "pakai", kalau kita hanya membaca, menghafal, memahami tapi tidak kita terapkan (implementasikan) dalam menjalani hidup.
seperti nats berikut....
Yakobus 2:14, 17, 20, 26 (TB)
14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. *
Namun jika kita melengkapi teori dengan praktek maka pengenalan kita akan Allah akan semakin bertambah, karena dengan kita menjalani hidup bersama sang Firman (yang adalah terang) kita akan mengalami berbagai kondisi ,misal jalanan penuh lubang, licin, naik/turun, berbatu, bahkan jalan mulus, dsb
Pengalaman inilah yang akan membentuk iman kita (tentu jika kita bersama sang Terang)
Seperti nats berikut...
2 Petrus 1:5-8 (TB)
5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. *
Pengalaman iman yang makin bertambah-tambah, hingga kita berhasil dalam pengenalan kita akan Yesus Kristus yang menjadikan Goal kita.
Namun seringkali kita hanya ingin melakukan metode ini sebagian aja (salah satu saja), misal kita hanya suka akan firman saat firman ini membawa kita di jalan yang mulus, namun saat kita diperhadapkan pada jalan licin, berbatu, naik/turun dan jalan sulit lainnya kita akan mengatakan bahwa "firman ini bukan untuk saya" atau "lho firman kok menuntun saya kepada jalan yang sulit?"
Namun bila kita percaya bahwa tuntunan firman ini wujud dari "praktek" dimana kita harus mengalami hal buruk supaya kita mengalami janji-janjiNya, pertolonganNya, bimbinganNya dsb
Seperti halnya terang tadi, dimana kita akan merasakan manfaat yang sangat besar, bila kita berjalan di jalan gelap, berbatu, penuh lubang, licin dan berliku?
Namun jika dijalan mulus, lebar mungkin tanpa terang (sekalipun gelap) kita masih mampu berjalan, manfaat terang itu tidak begitu terasa bukan?
Jadi jika saat ini kita sedang menghadapi sakit, pergumulan hidup, tantangan hidup dan berbagai jenis jalan yang sulit tadi, sepatutnya kita bersyukur karena kita memiliki Sang Terang itu, dan saat ini saatnya kita "praktek", gunakan "Terang" ini dalam menghadapi jalan yang sulit dan gelap, sehingga kita bisa melewati setiap jalan sulit ini dan menjadikan ini sebagai "pengalaman iman" dlm berjalan bersama sang Terang.
Sehingga kita bisa bersaksi, tidak "katanya lagi", tapi "pengalaman sendiri" kepada orang-orang lain yang juga sedang menghadapi jalan yang sulit, dengan demikian kita akan membagikan "Terang" kepada mereka, sehingga mereka pun akan mengalami tuntunan sang Terang, sungguh indah bukan jika itu bisa terjadi dalam hidup kita?
Demikian juga jika kita hanya ingin "praktek" langsung tanpa teori
Seperti nats berikut...
Amsal 19:2 (TB) Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. *
Tanpa firman dan pengetahuan yang benar akan Kristus, kita akan salah langkah seperti orang berjalan digelepan tanpa terang, dan tentu kita tidak ingin kan jika kita tersesat sehingga kita "kecele" hal ini sering terjadi jika kita menganggap bener sendiri, sehingga kita tidak menerima kebenaran Allah (firman Allah)
Roma 10:3 (TB) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. *
Oleh karena itu saudara-saudaraku ...
Inilah mengapa Tuhan Yesus tidak henti-hentinya dengan berulang-ulang mengajar kita, melalui karya Roh yang begitu luar biasa, supaya kita "mengalami sendiri" bagaimana hidup bersama sang "Terang" hanya saja, kita harus "patuh" dengan menempatkan sang Terang didepan, bukan dibelakang (mengikuti kita) supaya nyata tuntunannya
Amin
By PD Autopia Malang
(4nd1k4) 30052016
PENGALAMAN IMAN
Sejak sekolah kita selalu belajar minimal dengan dua metode, yaitu teori dan praktek, sejak taman kanan-kanan hingga S3 sekalipun minimal metode ini yang akan kita pakai dalam belajar.
2 metode ini saling melengkapi, jika hanya satu saja tidaklah cukup untuk membuat sesorang menjadi mahir atau ahli disuatu bidang atau pelajaran dan tidak mungkin bisa mencapai jenjang yang lebih tinggi.
Demikian juga dalam menjalani kehidupan rohani kita, perlu 2 hal ini yang tidak bisa dipisahkan, ada teori (pemahaman akan firman) dan praktek (pengalaman iman).
Teori dan praktek ini akan sangat dibutuhkan dalam menghadapi persoalan hidup, mengapa demikian?
Karena persoalan hidup merupakan "ujian" dan apakah "teori" dan "praktek" selama ini sudah cukup, atau kurang, jika kurang berarti membutuhkan "teori" dan "praktek" lebih.
Dalam hal kehidupan rohani inilah "teori" belajar kita, yaitu Firman Allah karena
Mazmur 119:105 (TB) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. *
Sebuah pelita/terang hanya akan menerangi jalan kita, namun bila tidak kita gunakan untuk berjalan, kita tidak akan menerima manfaat dari terang itu dengan kata lain"teori" ini hanya sekedar teori tanpa berguna, bila kita tidak gunakan untuk "praktek" dalam hal ini menjalani hidup.
Demikian juga dengan Firman Allah, kita tidak akan pernah menerima manfaat dengan merasakan kuasa dari firman ini , bila tidak kita "pakai", kalau kita hanya membaca, menghafal, memahami tapi tidak kita terapkan (implementasikan) dalam menjalani hidup.
seperti nats berikut....
Yakobus 2:14, 17, 20, 26 (TB)
14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. *
Namun jika kita melengkapi teori dengan praktek maka pengenalan kita akan Allah akan semakin bertambah, karena dengan kita menjalani hidup bersama sang Firman (yang adalah terang) kita akan mengalami berbagai kondisi ,misal jalanan penuh lubang, licin, naik/turun, berbatu, bahkan jalan mulus, dsb
Pengalaman inilah yang akan membentuk iman kita (tentu jika kita bersama sang Terang)
Seperti nats berikut...
2 Petrus 1:5-8 (TB)
5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. *
Pengalaman iman yang makin bertambah-tambah, hingga kita berhasil dalam pengenalan kita akan Yesus Kristus yang menjadikan Goal kita.
Namun seringkali kita hanya ingin melakukan metode ini sebagian aja (salah satu saja), misal kita hanya suka akan firman saat firman ini membawa kita di jalan yang mulus, namun saat kita diperhadapkan pada jalan licin, berbatu, naik/turun dan jalan sulit lainnya kita akan mengatakan bahwa "firman ini bukan untuk saya" atau "lho firman kok menuntun saya kepada jalan yang sulit?"
Namun bila kita percaya bahwa tuntunan firman ini wujud dari "praktek" dimana kita harus mengalami hal buruk supaya kita mengalami janji-janjiNya, pertolonganNya, bimbinganNya dsb
Seperti halnya terang tadi, dimana kita akan merasakan manfaat yang sangat besar, bila kita berjalan di jalan gelap, berbatu, penuh lubang, licin dan berliku?
Namun jika dijalan mulus, lebar mungkin tanpa terang (sekalipun gelap) kita masih mampu berjalan, manfaat terang itu tidak begitu terasa bukan?
Jadi jika saat ini kita sedang menghadapi sakit, pergumulan hidup, tantangan hidup dan berbagai jenis jalan yang sulit tadi, sepatutnya kita bersyukur karena kita memiliki Sang Terang itu, dan saat ini saatnya kita "praktek", gunakan "Terang" ini dalam menghadapi jalan yang sulit dan gelap, sehingga kita bisa melewati setiap jalan sulit ini dan menjadikan ini sebagai "pengalaman iman" dlm berjalan bersama sang Terang.
Sehingga kita bisa bersaksi, tidak "katanya lagi", tapi "pengalaman sendiri" kepada orang-orang lain yang juga sedang menghadapi jalan yang sulit, dengan demikian kita akan membagikan "Terang" kepada mereka, sehingga mereka pun akan mengalami tuntunan sang Terang, sungguh indah bukan jika itu bisa terjadi dalam hidup kita?
Demikian juga jika kita hanya ingin "praktek" langsung tanpa teori
Seperti nats berikut...
Amsal 19:2 (TB) Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. *
Tanpa firman dan pengetahuan yang benar akan Kristus, kita akan salah langkah seperti orang berjalan digelepan tanpa terang, dan tentu kita tidak ingin kan jika kita tersesat sehingga kita "kecele" hal ini sering terjadi jika kita menganggap bener sendiri, sehingga kita tidak menerima kebenaran Allah (firman Allah)
Roma 10:3 (TB) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. *
Oleh karena itu saudara-saudaraku ...
Inilah mengapa Tuhan Yesus tidak henti-hentinya dengan berulang-ulang mengajar kita, melalui karya Roh yang begitu luar biasa, supaya kita "mengalami sendiri" bagaimana hidup bersama sang "Terang" hanya saja, kita harus "patuh" dengan menempatkan sang Terang didepan, bukan dibelakang (mengikuti kita) supaya nyata tuntunannya
Amin
By PD Autopia Malang
(4nd1k4) 30052016
Komentar
Posting Komentar