1439 Rensi: Trik Unik Bapa

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach,
Saudaraku kekasih Kristus, renungan siang ini didasarkan pada :

*Yosua 18:3 (TB)* Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?

dengan tema:

*TRIK UNIK BAPA* 

Sejak menikmati masa purna, saya merasa takpunya beban lagi. Bangun juga takperlu terlalu pagi karena sudah takada kewajiban untuk berdinas. Namun, ternyata ada satu hal yang ikut molor, yakni kebaktian buka hari. Sebelum purna dulu, sebelum berangkat bekerja sudah harus beribadah agar sepanjang hari diberkati-Nya. Namun, setelah situasi berubah, bukannya  kian tekun, melainkan semakin molor segalanya. Dan tiba-tiba Rohul Kudus membisikkan perumpamaan tentang semut tepat ketika seekor semut menggigit lipatan siku tangan saya  pagi itu.

*Amsal 6:6-9 (TB)* Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?

Sambil berucap syukur, kami langsung mengambil saat teduh. Saya akui saya menjadi malas. Padahal, jika malas, saya takakan menduduki negeri kekal sebagaimana Yosua 18:3 di atas. Bahkan, dalam karya Roh Kudus selalu diingatkan agar kita ikut serta dalam proyek kasih, sebagai wujud kasih yang nyata dan pelayanan terhadap sesama. Ya, saya berupaya untuk ikut jejak saudara yang lain melaksanakan kunjungan kasih. Namun, saya lupa bahwa saya harus menyediakan minyak untuk pelita saya sendiri agar tidak kehabisan minyak saat Bapa datang kembali.Mestinya saya mendengar dan melakukan sabda ini:

*Roma 12:11 (TB)* Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Beruntung, Roh Kudus langsung mengingatkan agar saya seperti semut. Dan manakala semangat saya lemah, Bapa pun menyemangati agar hati saya  kuat sebagaimana sabda berikut:

*2 Tawarikh 15:7 (TB)* Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"

Ya, saya harus mengejar upah itu, yaitu mahkota kehidupan, meski tidak cumlaude! Supaya saya tidak dijerat oleh iblis melalui kelemahan dan kemalasan, saya harus tegak dan bangun kembali. Karena begitu liciknya roh jahat dalam menjerat saya untuk tidak hadir di hadapan Bapa melalui mezbah keluarga ini.

*Mazmur 142:4 (TB)* Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku.

Ya, justru pada saat saya lengah, lemah, dan malas inilah iblis memasang jerat untukku! Persis sebagaimana sabda pada:

*Efesus 5:16 (TB)* dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Waktu pun takboleh saya sia-siakan agar si jahat tidak menjerat saya, tidak menguasai saya, tidak memenjarakan saya! Terima kasih Bapa, saat saya teledor sedikit saja, sudah Bapa ingatkan! Bapa benar-benar melihat bahwa jalan saya sedang serong! Saya berada pada persimpangan yang menuju kebinasaan!

Maka, berbahagialah kita yang selalu diingatkan-Nya melalui apa saja. Meski sedikit sakit saat digigit semut, Bapa menunjukkan bahwa Bapa sangat mengasihi kita dan ingin kita mengubah kebiasaan buruk (dalam hal ini contoh konkretnya kemalasan) dan makin mendekatkan diri  melalui P3 (pandonga, pamuji, pangabekti).P3 ini harus kita lakukan dan disabdakan-Nya sejak 19 Januari 1980.

*Mazmur 139:23-24 (TB)* Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

Akhirnya, Bapa, Putra, dan Roh Kudus yang mengasihi kita, memberkati kita pula. Amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
21032018
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

1523 Regi: Selamatkan lah waktumu