2433 Rema : Karena Allah di Pihak Kita
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Saudara-saudari kekasih di dalam Kristus, renungan malam ini berdasarkan firman:
*Ulangan 1:28-31 (BIMK)*
Jadi untuk apa kita ke sana? Orang-orang yang kita kirim ke sana membuat kita takut dengan melaporkan bahwa bangsa itu lebih kuat dan lebih gagah dari kita, dan bahwa mereka tinggal di kota-kota yang temboknya setinggi langit. Mereka melihat raksasa di sana!' Tetapi saya berkata: Jangan takut kepada orang-orang itu. TUHAN Allahmu akan memimpin kamu dan berjuang untukmu seperti sudah kamu saksikan di Mesir
dan di padang gurun. Kamu melihat bagaimana TUHAN Allahmu membawa kamu dengan selamat sepanjang jalan itu sampai ke tempat ini, tiada bedanya seperti seorang ayah menggendong anaknya.
Dengan judul:
*Karena Allah di Pihak Kita*
Saudara-saudari dalam Kristus, sering kita melihat tugas perutusan Kristus itu berat, baik dalam keluarga, pekerjaan, atau pergaulan hidup. Ketika TUHAN Yesus mengutus kita, sering kita melihat bahwa di depan kita seakan-akan ada bahaya yang mengancam kita terutama dalam menunaikan pewartaan Injil Kristus atau pelayanan kasih kepada sesama, juga dalam cita-cita positif kita.
Timbul dalam hati atau pikiran bagaimana ya TUHAN, di depan saya ada banyak rintangan dalam menjalankan tugas perutusan Hu, ada permasalahan yang sepertinya pasti bisa menjegalku.
Mari kita renungkan firman di atas. Personifikasi *"seperti seorang ayah menggendong anaknya"* mewakili prakarsa TUHAN yang sebenarnya kita hanya bermodal mau dan melaksanakan. TUHAN sendiri yang menggendong, berarti kita hanya mau dan mengikut saja kemana gendongan BAPA ini. Bisa dibayangkan ketika seorang anak yang rewel ketika digendong, pasti orang tua akan menunggu hingga si anak diam tenang nyaman dalam gendongan.
Kalau kita tidak yakin bahwa Allah BAPA yang menggendong kita, lalu apa kita mau turun sendiri dan berjalan sendiri?
Sangat berisiko dan dapat dipastikan kita gagal.
*Roma 8:31 (TB)*
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Bila kita memanggil Allah kita BAPA, maka ada konsekuensi dalam mengikuti-Nya, yakni menyerahkan segala urusan hidup ini ke dalam tangan Nya yang perkasa membawa kemenangan, kehidupan, kehormatan, dan kemuliaan.
Selamat malam, TUHAN Yesus memberkati.
Halleluya!
Amin.
*PD Autopia Malang*
Andrias
Saudara-saudari kekasih di dalam Kristus, renungan malam ini berdasarkan firman:
*Ulangan 1:28-31 (BIMK)*
Jadi untuk apa kita ke sana? Orang-orang yang kita kirim ke sana membuat kita takut dengan melaporkan bahwa bangsa itu lebih kuat dan lebih gagah dari kita, dan bahwa mereka tinggal di kota-kota yang temboknya setinggi langit. Mereka melihat raksasa di sana!' Tetapi saya berkata: Jangan takut kepada orang-orang itu. TUHAN Allahmu akan memimpin kamu dan berjuang untukmu seperti sudah kamu saksikan di Mesir
dan di padang gurun. Kamu melihat bagaimana TUHAN Allahmu membawa kamu dengan selamat sepanjang jalan itu sampai ke tempat ini, tiada bedanya seperti seorang ayah menggendong anaknya.
Dengan judul:
*Karena Allah di Pihak Kita*
Saudara-saudari dalam Kristus, sering kita melihat tugas perutusan Kristus itu berat, baik dalam keluarga, pekerjaan, atau pergaulan hidup. Ketika TUHAN Yesus mengutus kita, sering kita melihat bahwa di depan kita seakan-akan ada bahaya yang mengancam kita terutama dalam menunaikan pewartaan Injil Kristus atau pelayanan kasih kepada sesama, juga dalam cita-cita positif kita.
Timbul dalam hati atau pikiran bagaimana ya TUHAN, di depan saya ada banyak rintangan dalam menjalankan tugas perutusan Hu, ada permasalahan yang sepertinya pasti bisa menjegalku.
Mari kita renungkan firman di atas. Personifikasi *"seperti seorang ayah menggendong anaknya"* mewakili prakarsa TUHAN yang sebenarnya kita hanya bermodal mau dan melaksanakan. TUHAN sendiri yang menggendong, berarti kita hanya mau dan mengikut saja kemana gendongan BAPA ini. Bisa dibayangkan ketika seorang anak yang rewel ketika digendong, pasti orang tua akan menunggu hingga si anak diam tenang nyaman dalam gendongan.
Kalau kita tidak yakin bahwa Allah BAPA yang menggendong kita, lalu apa kita mau turun sendiri dan berjalan sendiri?
Sangat berisiko dan dapat dipastikan kita gagal.
*Roma 8:31 (TB)*
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Bila kita memanggil Allah kita BAPA, maka ada konsekuensi dalam mengikuti-Nya, yakni menyerahkan segala urusan hidup ini ke dalam tangan Nya yang perkasa membawa kemenangan, kehidupan, kehormatan, dan kemuliaan.
Selamat malam, TUHAN Yesus memberkati.
Halleluya!
Amin.
*PD Autopia Malang*
Andrias
Komentar
Posting Komentar