999 Regi: Allah Yang Murah Hati
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan pagi ini adalah:
*Allah yang Murah Hati*
*Yesaya.65: 1* _Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: “Ini Aku, ini Aku!” kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku._
Firman di atas ini menunjukkan bahwa *begitu murah hatinya Allah kita*, hingga Ia berkenan memberi petunjuk tidak saja kepada orang yang mencari-Nya, tetapi juga kepada orang yang tidak mencari-Nya.
Kemurahan hati Allah ini dipandang sebagai sesuatu yang perlu kita teladani, sehingga *Ia menghendaki agar kitapun bermurah hati.* seperti
*Lukas 6:36* _"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."_
Ternyata murah hati itu adalah *bagian dari sifat utama Allah yang adalah kasih*:
Perhatikan ayat ini: _"Kasih itu sabar; *kasih itu murah hati*; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong."_ ( *1 Korintus 13:4*)
Murah hati memang *bersifat memberi*, meskipun tidak harus berwujud uang. Bisa berupa waktu, perhatian, dukungan doa, kunjungan kasih, berbagi rasa, *agar lebih mendekatkan seseorang kepada Tuhan Yesus*; dan semuanya itu bersifat *tidak mengharapkan imbalan*. Namun, *Allah sendiri memberikan jaminan kepada barangsiapa melakukan hal ini akan beroleh kemurahan dari-Nya* ,sebagaimana sabdaNya
_"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."_ ( *Matius 5: 7*).
Marilah kita mencoba mempraktekkan kemurahan hati ini sebagai bekal dalam memberitakan Injil Kerajaan Sorga, agar dengan demikian *kita memang patut mendapatkan upah dari Nya*.
Karena upah itu tidak saja kita terima di dunia ini, terlebih nanti di Kerajaan Sorga ketika kita *melihat muka dengan muka, seperti saat ini kita dikenal-Nya (1 Korintus 13: 12)*.
Kita praktekkan, kemurahan hati ini melalui *tindakan proyek kasih pada hari ini*, atau setidaknya jika kita belum bisa bergabung dengan para saudara kita yang melakukan proyek kasih itu, maka *kita terus mendukung doa* bagi mereka, seraya *kita mempraktekkan kemurahan hati ini di tempat kita masing-masing berkarya/bekerja*.
Selamat bermurah hati, janganlah kerajinanmu kendor sebab upah dari Tuhan Yesus sudah menanti, bagi kita yang setia, melakukan kehendak dan perintah Nya, Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
09082017
Gunawan Wibisono
Tema renungan pagi ini adalah:
*Allah yang Murah Hati*
*Yesaya.65: 1* _Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: “Ini Aku, ini Aku!” kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku._
Firman di atas ini menunjukkan bahwa *begitu murah hatinya Allah kita*, hingga Ia berkenan memberi petunjuk tidak saja kepada orang yang mencari-Nya, tetapi juga kepada orang yang tidak mencari-Nya.
Kemurahan hati Allah ini dipandang sebagai sesuatu yang perlu kita teladani, sehingga *Ia menghendaki agar kitapun bermurah hati.* seperti
*Lukas 6:36* _"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."_
Ternyata murah hati itu adalah *bagian dari sifat utama Allah yang adalah kasih*:
Perhatikan ayat ini: _"Kasih itu sabar; *kasih itu murah hati*; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong."_ ( *1 Korintus 13:4*)
Murah hati memang *bersifat memberi*, meskipun tidak harus berwujud uang. Bisa berupa waktu, perhatian, dukungan doa, kunjungan kasih, berbagi rasa, *agar lebih mendekatkan seseorang kepada Tuhan Yesus*; dan semuanya itu bersifat *tidak mengharapkan imbalan*. Namun, *Allah sendiri memberikan jaminan kepada barangsiapa melakukan hal ini akan beroleh kemurahan dari-Nya* ,sebagaimana sabdaNya
_"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."_ ( *Matius 5: 7*).
Marilah kita mencoba mempraktekkan kemurahan hati ini sebagai bekal dalam memberitakan Injil Kerajaan Sorga, agar dengan demikian *kita memang patut mendapatkan upah dari Nya*.
Karena upah itu tidak saja kita terima di dunia ini, terlebih nanti di Kerajaan Sorga ketika kita *melihat muka dengan muka, seperti saat ini kita dikenal-Nya (1 Korintus 13: 12)*.
Kita praktekkan, kemurahan hati ini melalui *tindakan proyek kasih pada hari ini*, atau setidaknya jika kita belum bisa bergabung dengan para saudara kita yang melakukan proyek kasih itu, maka *kita terus mendukung doa* bagi mereka, seraya *kita mempraktekkan kemurahan hati ini di tempat kita masing-masing berkarya/bekerja*.
Selamat bermurah hati, janganlah kerajinanmu kendor sebab upah dari Tuhan Yesus sudah menanti, bagi kita yang setia, melakukan kehendak dan perintah Nya, Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
09082017
Gunawan Wibisono
Komentar
Posting Komentar