2536 Regi: JANGAN MENGASIHANI DIRI

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.

Judul renungan pagi ini:

*JANGAN MENGASIHANI DIRI* 

Dasar firmanNya dari

*1 Timotius 1:13-14*
“aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.


Kekasih Kristus, Rasul Paulus menggambarkan dirinya, ketika berada di luar iman Kristen, sebagai penghujat, penganiaya bahkan seorang yang ganas! Namun, kasih Allah telah mengubah pribadi Paulus menjadi pribadi yang mau berkorban bagi Kristus. Dikatakannya: “Kasih Tuhan Yesus telah dikaruniakan kepadaku dengan limpahnya.”
Rasul Paulus paham sekali akan nilai kasih Kristus itu, sehingga dia merespon dengan sangat tepat. Dia mengerti jalan pikiran Tuhan, sehingga di dalam keadaan terjepit sekalipun tetap melakukan tugas penginjilan tanpa menghiraukan nyawanya.

*Kisah Rasul 20: 24*
“Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”


Paulus tidak gentar dan tidak menerima firman Tuhan dengan pandangan mengasihani diri. Dia mengatakan kepada dirinya, bahwa apa saja yang direncanakan Tuhan tidak ada yang buruk, biarpun seketika itu dirasa tidak enak. Dengan demikian, Paulus tetap pergi ke Yerusalem, meskipun para murid melarangnya (Kis. 21: 10-14).

Karena ketaatan dan kesetiaan inilah, Paulus kemudian dijumpai Tuhan Yesus:

*Kisah Rasul 23: 11*
Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."


Kesaksian Paulus terus berlanjut, bahkan dia beroleh kesempatan bertemu dengan kaisar dan bersaksi akan pertobatan dan panggilannya, serta mengajak sang kaisar untuk percaya kepada Tuhan Yesus.

Dengan demikian, seluruh rencana Allah atas dirinya tergenapi dalam kehidupannya. Paulus mengalami pengalaman rohani yang tidak dirasakan oleh rasul-rasul lain, sehingga pantaslah jika pada akhir hidupnya dia mengatakan:

*2 Timotius 4: 7-8*
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; ...”


Siapa di antara kita yang tidak ingin mendapatkan mahkota kebenaran pada akhir hidupnya? Semuanya pasti mengingini, … untuk itu marilah mulai sekarang belajar meneladani kehidupan Rasul Paulus, *TIDAK mengasihani diri sendiri dalam menjalankan firman Allah, beriman bahwa apa saja yang direncanakan-Nya merupakan yang terbaik bagi kita.*

Selamat pagi selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati, amin.

*PD Autopia – Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR