1068 Rensi: Hidup Mati Milik Tuhan
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan siang ini diambil dari:
Roma 14:8 (VMD) *Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan. Dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi, hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan*.
Dengan tema:
*Hidup Mati Milik Tuhan*
Saudaraku apakah kita menyadari bahwa sesungguhnya baik hidup atau mati kita ini bukan milik kita sendiri?
Sadarkah kalau kita juga tidak berkuasa atas hidup dan mati kita? Sebagaimana firman Tuhan Yesus dalam
Yeremia 10:23 (TB) *Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.*
Mari coba kita koreksi diri kita sendiri, bukankah kita lebih banyak meyakini kalau hidup ini milik kita sendiri, sehingga banyak yang hidup hanya menuruti keinginannya sendiri dari pada menuruti keinginan Allah. Hal ini bisa kita lihat bagaimana buah yang sudah kita hasilkan, apakah lebih banyak untuk diri kita sendiri atau kita lebih peduli dan mengutamakan kepentingan orang lain lebih utama dari diri kita sendiri? Dari apa yang kita perbuat maka kita akan dapat menilai apakah hidup mati kita milik kita sendiri atau milik Tuhan.
Sebab jika meyakini hidup kita ini milik Tuhan, tentunya kita bisa menghasilkan buah yang baik ,yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Namun jika hidup kita belum bisa menjadi berkat bagi orang lain maka kitapun belum bisa menyatakan bahwa baik hidup dan mati ini milik Tuhan, ingat jika kita hidup, Tuhan Yesus menghendaki agar kita berbuah banyak
Filipi 1:22 (TSI) *Tetapi kalau saya masih hidup di dunia ini, saya akan terus berusaha untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak lagi dalam pelayanan saya kepada Tuhan*. Jadi, kalau saya diberi ijin untuk memilih, saya tidak tahu apakah saya lebih senang hidup atau segera mati.
Kerinduan Rasul Paulus ini hendaknya menjadi teladan bagi hidup kita, karena saat hidup inilah waktu kita untuk menabur dan menebarkan kasih, agar buahnya bisa dirasakan oleh banyak orang sehingga merekapun bisa merasakan kasih Kristus sebagaimana yang sudah kita rasakan.
Kiranya Roh Kudus menyadarkan kita bahwa hidup mati kita hanya untuk Tuhan, sehingga kita dimampukan hidup seturut firmanNya dan menyerahkan sepenuhnya hidup ini dalam rancangan dan kehendak Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus memberkati dan menolong kita,amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
13092017
Wibisono
Roma 14:8 (VMD) *Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan. Dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi, hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan*.
Dengan tema:
*Hidup Mati Milik Tuhan*
Saudaraku apakah kita menyadari bahwa sesungguhnya baik hidup atau mati kita ini bukan milik kita sendiri?
Sadarkah kalau kita juga tidak berkuasa atas hidup dan mati kita? Sebagaimana firman Tuhan Yesus dalam
Yeremia 10:23 (TB) *Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.*
Mari coba kita koreksi diri kita sendiri, bukankah kita lebih banyak meyakini kalau hidup ini milik kita sendiri, sehingga banyak yang hidup hanya menuruti keinginannya sendiri dari pada menuruti keinginan Allah. Hal ini bisa kita lihat bagaimana buah yang sudah kita hasilkan, apakah lebih banyak untuk diri kita sendiri atau kita lebih peduli dan mengutamakan kepentingan orang lain lebih utama dari diri kita sendiri? Dari apa yang kita perbuat maka kita akan dapat menilai apakah hidup mati kita milik kita sendiri atau milik Tuhan.
Sebab jika meyakini hidup kita ini milik Tuhan, tentunya kita bisa menghasilkan buah yang baik ,yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Namun jika hidup kita belum bisa menjadi berkat bagi orang lain maka kitapun belum bisa menyatakan bahwa baik hidup dan mati ini milik Tuhan, ingat jika kita hidup, Tuhan Yesus menghendaki agar kita berbuah banyak
Filipi 1:22 (TSI) *Tetapi kalau saya masih hidup di dunia ini, saya akan terus berusaha untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak lagi dalam pelayanan saya kepada Tuhan*. Jadi, kalau saya diberi ijin untuk memilih, saya tidak tahu apakah saya lebih senang hidup atau segera mati.
Kerinduan Rasul Paulus ini hendaknya menjadi teladan bagi hidup kita, karena saat hidup inilah waktu kita untuk menabur dan menebarkan kasih, agar buahnya bisa dirasakan oleh banyak orang sehingga merekapun bisa merasakan kasih Kristus sebagaimana yang sudah kita rasakan.
Kiranya Roh Kudus menyadarkan kita bahwa hidup mati kita hanya untuk Tuhan, sehingga kita dimampukan hidup seturut firmanNya dan menyerahkan sepenuhnya hidup ini dalam rancangan dan kehendak Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus memberkati dan menolong kita,amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
13092017
Wibisono
Komentar
Posting Komentar