1067 Regi: Anak-anak Allah yang Hidup Dalam Kekayaan Anugerah Anak Allah
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema regi hari ini:
*Anak-anak Allah yang Hidup Dalam Kekayaan Anugerah Anak Allah*
Pada Perjanjian Lama, Bangsa Israel digambarkan sebagai *anak-anak Allah yang sulung* yang dikehendaki untuk *dekat* dan *beribadah kepada-Nya*, sehingga tidak dibiarkan tinggal sebagai bangsa jajahan di Mesir. Kepada barangsiapa *yang menghalangi, anak sulungnya akan dibunuh oleh TUHAN.* sebagaimana firmanNya yang mengatakan
*Israel adalah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.”*
(Keluaran 4: 22b-23)
Demikian pula, Israel dipanggil dan dikasihi-Nya:
_… *Kukasihi* dia, dan dari Mesir *Kupanggil anak-Ku* itu._ (Hosea11: 1)
Namun, *semakin* mereka *dipanggil* _*semakin*_ mereka _*menjauh*_ dari hadapan-Nya bahkan melakukan perselingkuhan dengan allah lain:
Hosea 11:2 (TB) *Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.*
Akibatnya, mereka kembali mengalami keterpurukan lagi hingga pembuangan ke Babel. Kejatuhan anak-anak Allah ini berlarut-larut dan tidak terhindarkan, sehingga *Bapa mengutus Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, turun ke dunia* dan kepada-Nya Allah berfirman:
“Engkaulah *Anak-Ku yang Kukasihi*. Engkau *menyenangkan hati-Ku*.(Markus 1: 11).
Tidaklah seperti Israel, *Yesus menyukakan hati Allah*, karenanya
Di dalam Al Masih, kita memperoleh tebusan melalui darah-Nya, yaitu pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita, sesuai dengan kekayaan anugerah-Nya (Efesus. 1: 7 Shellabear, 2000).
Saat ini kita semua dianugerahi sebutan sebagai anak-anak Allah:
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, *sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.* (1Yohanes 3: 1a)
Sebagai *anak-anak Allah*, seyogyanya tidak seperti Israel yang semaunya sendiri, tetapi *hidup di dalam Anak Allah*; karena pada-Nya *ada pengampunan* atas *pelanggaran*, pada-Nya ada *penebusan atas dosa* kita, bahkan ada *kekayaan anugerah-Nya*.
Pula kita dikehendaki-Nya untuk *mendekat* dan *beribadah kepada Sang Anak Allah*, *Tuhan Yesus Kristus*, dengan demikian kita *dimampukan memerangi dosa* dan *mengalahkan Iblis*, sehingga kita menjadi *anak-anak Allah yang hidup dalam kekayaan anugerah-Nya.*
*Haleluya Tuhan Yesus memberkati amin*
*PD AUTOPIA MALANG*
13092017
Gunawan Wibisono
Tema regi hari ini:
*Anak-anak Allah yang Hidup Dalam Kekayaan Anugerah Anak Allah*
Pada Perjanjian Lama, Bangsa Israel digambarkan sebagai *anak-anak Allah yang sulung* yang dikehendaki untuk *dekat* dan *beribadah kepada-Nya*, sehingga tidak dibiarkan tinggal sebagai bangsa jajahan di Mesir. Kepada barangsiapa *yang menghalangi, anak sulungnya akan dibunuh oleh TUHAN.* sebagaimana firmanNya yang mengatakan
*Israel adalah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.”*
(Keluaran 4: 22b-23)
Demikian pula, Israel dipanggil dan dikasihi-Nya:
_… *Kukasihi* dia, dan dari Mesir *Kupanggil anak-Ku* itu._ (Hosea11: 1)
Namun, *semakin* mereka *dipanggil* _*semakin*_ mereka _*menjauh*_ dari hadapan-Nya bahkan melakukan perselingkuhan dengan allah lain:
Hosea 11:2 (TB) *Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.*
Akibatnya, mereka kembali mengalami keterpurukan lagi hingga pembuangan ke Babel. Kejatuhan anak-anak Allah ini berlarut-larut dan tidak terhindarkan, sehingga *Bapa mengutus Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, turun ke dunia* dan kepada-Nya Allah berfirman:
“Engkaulah *Anak-Ku yang Kukasihi*. Engkau *menyenangkan hati-Ku*.(Markus 1: 11).
Tidaklah seperti Israel, *Yesus menyukakan hati Allah*, karenanya
Di dalam Al Masih, kita memperoleh tebusan melalui darah-Nya, yaitu pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita, sesuai dengan kekayaan anugerah-Nya (Efesus. 1: 7 Shellabear, 2000).
Saat ini kita semua dianugerahi sebutan sebagai anak-anak Allah:
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, *sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.* (1Yohanes 3: 1a)
Sebagai *anak-anak Allah*, seyogyanya tidak seperti Israel yang semaunya sendiri, tetapi *hidup di dalam Anak Allah*; karena pada-Nya *ada pengampunan* atas *pelanggaran*, pada-Nya ada *penebusan atas dosa* kita, bahkan ada *kekayaan anugerah-Nya*.
Pula kita dikehendaki-Nya untuk *mendekat* dan *beribadah kepada Sang Anak Allah*, *Tuhan Yesus Kristus*, dengan demikian kita *dimampukan memerangi dosa* dan *mengalahkan Iblis*, sehingga kita menjadi *anak-anak Allah yang hidup dalam kekayaan anugerah-Nya.*
*Haleluya Tuhan Yesus memberkati amin*
*PD AUTOPIA MALANG*
13092017
Gunawan Wibisono
Komentar
Posting Komentar