3245 Regi : Menjadi Teladan

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach 

Renungan pagi ini  dengan tema:


*Menjadi Teladan*


Bacaan firman dari

*Matius 8:5-13*


Nats 


*Matius 8:5* "Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya"



Saudara, Alkitab mencatat bahwa setelah menyembuhkan seorang yang sakit kusta , Tuhan Yesus melanjutkan pelayanan-Nya dan masuk ke kota Kapernaum.  Bukan hal baru Tuhan datang ke Kapernaum, sebab kota itu adalah kota terdekat dari bukit, tempat di mana Dia mengajar banyak orang (kotbah di bukit).  Letak kota Kapernaum ada di pesisir danau Galilea.


Ada yang mengejutkan ketika Tuhan Yesus berada di kota itu, yaitu seorang perwira tentara Romawi menemui-Nya dan meminta pertolongan kepadaNya:  "...datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan *memohon kepada-Nya:* 'Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.  

*Matius 8:5-6*   


Kata  'memohon'  artinya meminta dengan sungguh-sungguh dan penuh harapan.  


Inilah yang tidak biasa:  seorang perwira tentara Romawi mau datang kepada orang Yahudi untuk meminta pertolongan, padahal waktu itu Romawi adalah negara yang menjajah bangsa Yahudi.  Apalagi jabatan perwira bukanlah jabatan rendahan yaitu pemimpin pasukan punya bawahan, punya reputasi yang tinggi. 

*Perwira ini murah hati* dengan membangunkan rumah ibadat seperti yg dikatakan tua tua Yahudi *Lukas 7:3-5*


Saudara walau bukan bagian dari murid Tuhan, atau dari bangsa yang mengenal Tuhan, tapi perwira tentara Romawi ini justru mampu mempraktekkan  apa yang Tuhan Yesus ajarkan, yaitu mengasihi orang lain dan berlaku murah hati.  Alkitab menyatakan bahwa perwira tentara Romawi itu  "...mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya."   Kata  'hamba'  (Yunani:  doulos)  adalah orang yang dimiliki oleh orang lain untuk melayani pemiliknya;  orang yang patuh kepada tuannya;  orang yang berkedudukan sangat rendah, yang hidupnya sangat bergantung pada tuannya.  

Tetapi perwira tentara Romawi tersebut tidak memandang rendah hambanya atau berlaku semena-mena terhadapnya, sebaliknya ia sangat menghargainya, dan ia memperlakukan hambanya seperti bagian dari keluarganya sendiri.  Buktinya adalah?  Ketika hambanya sakit keras dan hampir mati, perwira itu berusaha menemui Tuhan Yesus, memohonkan kesembuhan bagi hambanya. *Inilah kasih sang perwira*


Anehnya perwira itu menolak Yesus untuk datang ke rumahnya, ia memohon cukup lewat perkataan saja ia percaya hambanya pasti sembuh. *Inilah kerendahan hati sang perwira* 

*Matius 8:8 (TB)*  Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.


Ia merasa diri tidak layak menerima Yesus di rumahnya, bahkan pernyataan tersebut sampai diulanginya dua kali. Kata  'tidak layak'  berarti tidak pantas, tidak memenuhi syarat.  Mungkin ia menyadari statusnya sebagai bangsa Romawi, bangsa yang masih menyembah kepada dewa-dewa.


Meski bukan dari bangsa Yahudi, perwira Romawi ini memiliki iman yang luar biasa kepada Tuhan, artinya ia tahu benar siapa Tuhan Yesus itu, sehingga ia percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan. 


*Matius 8:13 (TB)*  Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. 

*Iman perwira yang sempurna*

      

Saudara, zaman sekarang ini *MELAKUKAN KETELADANAN* tak mudah bagi orang yang memiliki pangkat tinggi atau kaya mau menanggalkan  'atribut kebesaran'nya seperti yang diperbuat oleh perwira Romawi ini.  Kebanyakan dari mereka cenderung ingin dipuji, dihormati, dinomorsatukan.  Mereka merasa gengsi bila harus down to earth  (rendah hati).  Dengan jabatan atau kekayaan yang dimiliki, mereka pun cenderung berlaku sombong, semena-mena terhadap orang lain, dan menganggap rendah  'orang kecil'.  *Apa yang dilakukan perwira tentara Romawi ini benar-benar patut dicontoh!*


Mari kita koreksi diri kita, sudahkah kita menjadi teladan yang baik dan menjadi berkat bagi lingkungan kita dengan keteladanan Iman teguh, murah hati, rendah hati, dan penuh kasih? 

Selamat pagi selamat menjadi teladan, Amin


*PD Autopia Malang*

_eddy mulyono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR