3236 Rema : Kegigihan Rut, Kebajikan Boas

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :


*Rut 4 : 9-10* Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: "Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; *juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya*. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.


Tema


*Kegigihan Rut, Kebajikan Boas*



Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, bila kita merenungkan kisah Rut, pasti kita akan teringat kembali bagaimana perempuan Moab ini dengan gigih tidak ingin kembali kepada bangsanya (Moab) dan dengan gigih tetap meminta kepada Naomi, ibu mertuanya, untuk mengikuti Naomi kemanapun beliau pergi.

Apakah kegigihan ini hanya terjadi karena kemendesakan Rut yang sudah hidup menjanda? 

Namun kisahnya mengatakan,

*Rut 1 : 16* Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: *bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku*.


Tanpa adanya pengenalan yang benar akan Allah, tidak mungkin bagi seorang Rut dari Bangsa Moab yang tidak mengenal Allah, dengan yakin mengatakan bahwa dia memiliki Allah yang sama dengan Allah yang disembah oleh Naomi.


Dan pada saat itu tentu Rut juga tidak mengerti jalan hidup yang akan datang, dia hanya patuh pada jalan yang ditempuh oleh Naomi. Sungguh suatu kegigihan yang luar biasa karena pengenalan yang benar akan Allah.

Bagaimana dengan kita saat ini? Masihkah iman kita segigih wanita Moab yang pada mulanya tidak mengenal Allah ini?


Kondisi saat itu tidak menguntungkan, kelaparan terjadi dimana-mana hingga merenggut nyawa suami, ipar dan ayah mertuanya. Bila menggunakan akal budi, pastilah Rut tidak akan mengikuti Naomi, karena ibu mertua ini sudah tidak memiliki harta duniawi bahkan juga tidak memiliki suami yang menanggung hidupnya.

Dan kondisi ini sama seperti pandemi saat ini, kesusahan terjadi dimana-mana, bila dihitung dengan kalkulator dunia ini, maka hidup kita akan mengalami kesulitan yang luar biasa. Tapi apakah bisa kita melakukan tindakan yang gigih seperti Rut? 

Tetap mengikuti kehendak Tuhan Yesus kemanapun dan apapun yang DIA perintahkan buat kita?


Lalu, apakah Allah akan memberikan upah yang biasa-biasa saja bagi seorang Rut?

Ternyata Allah memberikan dia seorang suami yang memiliki kebajikan seperti Boas. Sementara kebajikan dapat diartikan sebagai kekuatan dan keberanian, yaitu keberanian dalam mempertahankan prinsip yang benar akan firman/sabda Allah dan melakukannya.

Dan kebajikan Boas dapat dilihat dari buah yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang kaya dan sekaligus sebagai pemilik usaha di jamannya, seperti yang nampak dalam percakapan antara Boas dan pekerjanya saat bertemu :


*Rut 2 : 4* Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu " Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!


Dan sikap Boas yang mengganggap pekerjanya adalah sesamanya yang harus dihargai, yaitu dengan melakukan seperti berikut :


*Rut 2 : 14* Ketika sudah waktu makan, berkatalah Boas kepadanya: "Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini." *Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabi itu, dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya*; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya.


Boas telah melakukan kehendak Allah dengan mengangkat keseteraan dengan sesama, seperti pada


*Filipi 2 : 3* dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya *hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri*


Bahkan Boas pun bukan pria pada umumnya yang mengumbar hawa nafsunya ketika melihat ada wanita muda menyingkapkan selimutnya saat Boas tertidur,


*Rut 3 : 13* Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. *Berbaring sajalah tidur sampai pagi*


Dan Boas pun berjanji akan menebus Rut bila orang yang berhak menebusnya tidak bersedia menebusnya.

Boas tidak hanya mampu mengendalikan diri tetapi dia bersedia melakukan lebih dari yang seharusnya dilakukan, bukankah ini juga sesuai dengan firman Tuhan yang berkata tentang kasih yang tulus kepada sesama?


*1 Petrus 1 : 22* Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu *dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas*, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu


Demikianlah kegigihan Rut mengikut jalan kebenaran akhirnya mendapatkan upahnya yaitu seorang suami pengganti yang penuh kebajikan. Dan dari mereka lahir Obed yang menjadi nenek moyang Tuhan Yesus.


Pertanyaannya “maukah kita taat, setia dan patuh pada perintah Tuhan Yesus dan melakukannya dengan kegigihan hati?”


Tuhan Yesus memberkati, Amin.



Salam kasih

*PD Imanuel Jakarta*

Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR