3322 Rema : Kerinduan bertemu dengan Tuhan Yesus

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. 

Renungan malam ini diambil dari 


*Lukas 2 : 25 - 29* 


Nats.


*Lukas 2 : 25 (PB)* 

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. *Roh Kudus* *ada di atasnya,* 


*Lukas 2: 25 ( BIS )* 

Pada waktu itu di Yerusalem ada seorang bernama Simeon. Ia *orang baik, yang takut kepada* *Allah* dan sedang menantikan saatnya Allah menyelamatkan Israel. Roh Allah menyertai dia,


Tema : 


*Kerinduan bertemu dengan Tuhan Yesus* 



Simeon yang hidup di zaman Tuhan Yesus menurut penafsir Matthew Henry mengatakan bahwa ia adalah anak dari seorang Rabi Yahudi terkenal yakni Rabi Hillel yang memimpin sekolah tinggi agama Yahudi saat itu.  Karena ia percaya akan datangnya mesias yaitu Tuhan Yesus ,maka Simeon digeser dari kepemimpinannya. Suatu pengorbanan yang luar biasa saat itu. Bisa dibayangkan betapa besar penderitaan yang dialami Simeon. Tidak hanya digeser tetapi dihina dan dikucilkan karena percaya pada hal yang berbeda dari kepercayaan Yahudi. 

Tetapi Bapa berkenan memakai Simeon untuk menyatakan kemuliaan Tuhan Yesus dengan memberikan Roh Kudus di atasnya. Walaupun konsekwensinya secara dunia ia dihina, dikucilkan, ditolak dan dipecat dari pekerjaannya. 

Tetapi kerinduan Simeon tidak surut, bahkan bertambah besar dengan tetap menanti nantikan untuk bertemu dengan Sang Mesias yaitu Tuhan Yesus.

Dengan hidup benar dan saleh yaitu hidup baik kepada sesama dan takut akan Tuhan. Karena ini Tuhan berjanji kepada Simeon seperti diayat selanjutnya : 


*Lukas 2 : 26* 

dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.

 


Simeon tidak akan mati sampai ia melihat Tuhan Yesus. Dan ketika Simeon bertemu, bersukacitalah ia dan memuji Allah. Simeon melihat keselamatan, terang bagi bangsa bangsa dan kemuliaan Allah ( Lukas 2: 28 - 31 ).


Kerinduan Simeon untuk bertemu Tuhan Yesus inilah yang dinantikan Tuhan pada saat kita datang beribadah. Bagaimana kerinduan ini tidak hanya ada di mulut tetapi dinyatakan dalam sikap hidup. Seperti sikap Simeon yang menyatakan bahwa kekayaan, kedudukan dan kehormatan dunia tidak ada bandingnya dengan kemuliaan bertemu dengan Tuhan Yesus. Melakukan Firman dan ketetapanNya jauh lebih terhormat daripada kedudukan dan kehormatannya sebagai pemimpin sekolah teologi Yahudi yang saat itu sangat dihormati orang Israel. 


Datang dalam ibadah dengan tulus dan kerendahan hati membuat kita dapat merasakan kemuliaan Allah. Ibadah ini akan menghasilkan buah dalam kehidupan kita baik kepada sesama dan semakin dituntun pada jalan yang benar oleh kuasa Roh Kudus seperti Simeon. Apakah dalam keadaan baik atau tidak baik. 

Karena itu marilah kita terus menyerahkan hati dan hidup pada tuntunan Roh Kudus yang dapat mengubah hidup untuk selalu rindu bertemu Tuhan Yesus, Sang Penolong Sejati. 

Kiranya hidup kita semakin berserah dan manut pada tuntunan Roh Kudus ke jalan kebenaran untuk melangkahkan kaki kita di tahun yang akan datang, apapun keadaan yang akan kita alami. Tetap semangat. Tuhan Yesus memberkati. Amin.


*PD Autopia Malang*

Wita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR