3317 Regi : NATAL=KETAATAN PENUH

 Shalom Aleichem b'Shem JmYeshua Ha Mashiach


Renungan Firman Pagi ini dengan tema


*Shalom Aleichem b'Shem JmYeshua Ha Mashiach


Renungan Firman Pagi ini dengan tema


*NATAL=KETAATAN PENUH*


Dasar firmanNya dari


*Yesaya 53:6* (TB)  

Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.



Saya yakin kita semua tahu kepada siapa nubuat ini ditujukan.  Ya.. kepada Kristus.  Di mana tubuhNya secara jasmani harus dihancurkan dan dipaku di atas kayu salib.

Kebobrokan akhlak manusia karena kuatnya efek dosa begitu membawa manusia pada kerusakan yang menyeluruh.  

Ada sebuah tradisi di San Pedro Cutud,  provinsi Pampanga di Philipina, ketika mereka merayakan Paskah,  ada seseorang yang dirias memerankan Yesus,  yang lain memakai kostum dan topeng seperti perwira Romawi,  dan mereka benar-benar menyiksa pemeran Yesus itu,  mencambuk,  memahkotai duri,  bahkan nyata-nyata dipaku di atas kayu salib.  Meskipun sebelumnya pemeran Yesus itu disuntik anti tetanus,  dan mereka menyeterilkan paku salib itu,  rasa sakit itu pastilah luar biasa.  Secuil daging terlepas dari tubuh saja betapa menyakitkan,  apalagi sekujur tubuh harus mengalami cabikan-cabikan cambuk berduri..  Seandainya kita masing-masing yang harus menerima hukuman itu.. betapa ngerinya.. 

Karena itu,  Bapa jauh lebih mengetahui,  bahwa tak ada manusia sanggup menerima hukum salib yang sebenarnya.  Tradisi di Philipina itu hanya enol koma enol sekian persen saja dari yang dialami Kristus sebenarnya.. 


Tepat seperti ayat di atas,  kejahatan dan dosa kitalah yang ditimpakan pada Kristus.  Dia menanggungnya dengan bilur-bilur berdarah pada sekujur tubuhNya,  mulai ujung kepala yang bermahkota duri,  punggung yang hancur tercabik-cabik karena cambukan tentara Roma,  hingga tangan dan kaki yang berlubang karena paku besar yang tidak steril. Dia juga tidak disuntik dengan anti tetanus.. 

Itu semua diterimaNya dengan penuh tanggung jawab,  sungguh,  semata-mata hanya karena kasih-Nya terhadap kita supaya kelak kita bisa bersama-sama dengan Dia dalam Kerajaan-Nya.  


*Filipi 2:7-8* (TB)  

melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.


Saudara terkasih,  Natal adalah awal sebuah ketaatan.  Ketaatan penuh yang berujung pada kematian yang justru membawa kepada kemenangan sempurna.  Natal menjadi sempurna karena Paskah. Rentang waktu dari Natal hingga Paskah itulah yang diisi Kristus dengan ketaatan luar biasa melakukan tugas yang berujung di Golgota. 

Saudara terkasih,  Natal demi Natal berlalu,  sudahkah ada ketaatan dan teladan-Nya yang ada dalam kehidupan kita?  

Apakah Natal berlalu hanya dengan lilin dan nyanyian Malam Kudus,  pohon cemara yang kerlap-kerlip,  dan kumpul-kumpul bersama teman dan keluarga? 

.. Hanya hati kita dan Dia yang tahu.. 


Mari kita renungkan penggalan lagu ini.. 

_..karena kita,  Dia bri hidup-Nya,_

_karena kita,  Dia tanggung derita_

_untuk dunia yang hilang,  Dia bri sgalanya_

_supaya nyata kasih-Nya.._


Itulah makna Natal sesungguhnya.. 


Selamat Pagi,  Selamat Beribadah

Tetap Bersemangat.!

Tuhan Yesus memberkati, Amin.


*PD AUTOPIA Malang*

```hasansantoso```




 


Dasar firmanNya dari


*Yesaya 53:6* (TB)  

Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.



Saya yakin kita semua tahu kepada siapa nubuat ini ditujukan.  Ya.. kepada Kristus.  Di mana tubuhNya secara jasmani harus dihancurkan dan dipaku di atas kayu salib.

Kebobrokan akhlak manusia karena kuatnya efek dosa begitu membawa manusia pada kerusakan yang menyeluruh.  

Ada sebuah tradisi di San Pedro Cutud,  provinsi Pampanga di Philipina, ketika mereka merayakan Paskah,  ada seseorang yang dirias memerankan Yesus,  yang lain memakai kostum dan topeng seperti perwira Romawi,  dan mereka benar-benar menyiksa pemeran Yesus itu,  mencambuk,  memahkotai duri,  bahkan nyata-nyata dipaku di atas kayu salib.  Meskipun sebelumnya pemeran Yesus itu disuntik anti tetanus,  dan mereka menyeterilkan paku salib itu,  rasa sakit itu pastilah luar biasa.  Secuil daging terlepas dari tubuh saja betapa menyakitkan,  apalagi sekujur tubuh harus mengalami cabikan-cabikan cambuk berduri..  Seandainya kita masing-masing yang harus menerima hukuman itu.. betapa ngerinya.. 

Karena itu,  Bapa jauh lebih mengetahui,  bahwa tak ada manusia sanggup menerima hukum salib yang sebenarnya.  Tradisi di Philipina itu hanya enol koma enol sekian persen saja dari yang dialami Kristus sebenarnya.. 


Tepat seperti ayat di atas,  kejahatan dan dosa kitalah yang ditimpakan pada Kristus.  Dia menanggungnya dengan bilur-bilur berdarah pada sekujur tubuhNya,  mulai ujung kepala yang bermahkota duri,  punggung yang hancur tercabik-cabik karena cambukan tentara Roma,  hingga tangan dan kaki yang berlubang karena paku besar yang tidak steril. Dia juga tidak disuntik dengan anti tetanus.. 

Itu semua diterimaNya dengan penuh tanggung jawab,  sungguh,  semata-mata hanya karena kasih-Nya terhadap kita supaya kelak kita bisa bersama-sama dengan Dia dalam Kerajaan-Nya.  


*Filipi 2:7-8* (TB)  

melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.


Saudara terkasih,  Natal adalah awal sebuah ketaatan.  Ketaatan penuh yang berujung pada kematian yang justru membawa kepada kemenangan sempurna.  Natal menjadi sempurna karena Paskah. Rentang waktu dari Natal hingga Paskah itulah yang diisi Kristus dengan ketaatan luar biasa melakukan tugas yang berujung di Golgota. 

Saudara terkasih,  Natal demi Natal berlalu,  sudahkah ada ketaatan dan teladan-Nya yang ada dalam kehidupan kita?  

Apakah Natal berlalu hanya dengan lilin dan nyanyian Malam Kudus,  pohon cemara yang kerlap-kerlip,  dan kumpul-kumpul bersama teman dan keluarga? 

.. Hanya hati kita dan Dia yang tahu.. 


Mari kita renungkan penggalan lagu ini.. 

_..karena kita,  Dia bri hidup-Nya,_

_karena kita,  Dia tanggung derita_

_untuk dunia yang hilang,  Dia bri sgalanya_

_supaya nyata kasih-Nya.._


Itulah makna Natal sesungguhnya.. 


Selamat Pagi,  Selamat Beribadah

Tetap Bersemangat.!

Tuhan Yesus memberkati, Amin.


*PD AUTOPIA Malang*

```hasansantoso```




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR