2167 Rema: Hati yang Gembira
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :
*Amsal 17 : 22* Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang
Tema renungan :
*Hati Yang Gembira*
Kitab Amsal menurut pendapat teolog adalah Allah yang melalui penulis ini ingin mengajar kepada kita bahwa *kebenaran memuliakan seseorang, tetapi dosa selalu mendatangkan celaan*.
Dan ini adalah kumpulan amsal ilahi yang menunjukkan jalan kekudusan.
Kalau Daud memakai sarana puisi, maka *Salomo memakai sarana sastra Hikmat*, yang cara mengajarnya sebagian besar dengan menggunakan kontras, demikian pernyataan Teolog tersebut.
Bila kita cermati ayat diatas, kata kontras yang digunakan adalah *gembira* dan *semangat yang patah*.
Adapun tujuan penulisan kedua kata kontras ini adalah untuk menunjukkan bahwa karunia Allah terkadang tidak dapat diukur, seringkali bahkan kita akan terkejut merasakan atau melihat hasilnya, mengingat perintahNYA sangatlah sederhana tetapi hasilnya LUAR BIASA.
Dalam firman tersebut, Allah hanya meminta kita *bergembira* setiap saat, sungguh suatu hal yang sangat sederhana, tetapi sangat sulit untuk dilakukan.
Mari kita bayangkan saudaraku :
- disaat sakit yang tak tertahankan entah itu perut yang melilit perih, kepala sangat pusing, luka yang menganga, pedih karena pendarahan yang tak kunjung henti, titik kanker yang terasa seperti ditarik-tarik dan sangat sakit, jantung yang berdegup sangat kencang dan sakit seperti ditusuk jarum, badan berkeringat karena demam tinggi, atau
- sakit karena kondisi ekonomi yang luar biasa menekan sehingga tidak tahu lagi harus berbuat apapun, atau
- sakit karena ketidakadilan yang menimpa hidup kita, atau
- sakit karena hinaan, cercaan, olok-olok
masih sanggupkah hati kita bergembira?
Tetapi ini perintah Allah, Sabda Allah yang Maha Kuasa dan Pemilik hidup kita.
Ketika kita tidak melakukannya, berarti kita MELAWAN perintahNYA, apa akibatnya?
*1 Samuel 12 : 15* Tetapi jika kamu tidak mendengarkan firman TUHAN dan kamu menentang titah TUHAN, maka *tangan TUHAN akan melawan kamu* dan melawan rajamu.
Perhatikan saudaraku, tangan Tuhan Allah yang maha kuasa akan melawan kita, sementara kita merasa kesakitan tatkala tangan manusia tidak sengaja mengenai kita, apalagi bila tangan Tuhan Allah mengenai hati dan kehidupan kita.
Mampukah kita menanggungnya?
Perintah diatas sangat sederhana, tetapi ketika diterapkan dalam kondisi yang menyakitkan, sangat tidak mudah dilakukan, karena itu diperlukan pertolongan dari Sang Pemberi Perintah, yaitu Tuhan Yesus sendiri.
Setelah meminta tolong, kitapun harus melakukan perintahNYA dengan percaya sungguh sehingga kita mampu *bergembira* saat badai itu tiba.
Maka benarlah firman tersebut, bila kita tidak bergembira maka semangat kita yang patah akan mengeringkan tulang, karena tidak ada sukacita, bahkan tangan Tuhan Allah yang kuat itu sedang melawan kita, tentulah kita tidak sanggup menahannya sehingga menyebabkan kita patah semangat, seperti seorang olahragawan yang bertanding dengan sekuat tenaga mencoba mengalahkan lawannya padahal yang dilawan adalah juara dunia, pasti ada sisi putus asa dan jatuh tersungkur, kalah.
Atau andai Daud tidak mengandalkan Allah saat melawan Goliat, mungkin belum bertemu Goliat sekalipun, dan dia sudah lari tunggang langgang, karena ketakutan.
Karena itu saudaraku, sebelum tangan Tuhan Allah yang kuat itu melawan kita, pergunakanlah setiap waktu untuk hidup mendekat dan melekat kepada Tuhan Yesus, agar kita dimampukan untuk bergembira.
Serta jangan lupa membuka hati dan mengampuni, meskipun kita tidak dalam posisi bersalah sekalipun, agar tidak menjadi penghalang untuk bersukacita.
Dan itu dibutuhkan kemauan untuk berlatih agar menjadi suatu kebiasaan yang baik sehingga kita termasuk orang-orang yang berkenan kepada Allah.
Selamat bergembira saudara-saudaraku.
Tuhan Yesus memberkati. Amin
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
*Amsal 17 : 22* Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang
Tema renungan :
*Hati Yang Gembira*
Kitab Amsal menurut pendapat teolog adalah Allah yang melalui penulis ini ingin mengajar kepada kita bahwa *kebenaran memuliakan seseorang, tetapi dosa selalu mendatangkan celaan*.
Dan ini adalah kumpulan amsal ilahi yang menunjukkan jalan kekudusan.
Kalau Daud memakai sarana puisi, maka *Salomo memakai sarana sastra Hikmat*, yang cara mengajarnya sebagian besar dengan menggunakan kontras, demikian pernyataan Teolog tersebut.
Bila kita cermati ayat diatas, kata kontras yang digunakan adalah *gembira* dan *semangat yang patah*.
Adapun tujuan penulisan kedua kata kontras ini adalah untuk menunjukkan bahwa karunia Allah terkadang tidak dapat diukur, seringkali bahkan kita akan terkejut merasakan atau melihat hasilnya, mengingat perintahNYA sangatlah sederhana tetapi hasilnya LUAR BIASA.
Dalam firman tersebut, Allah hanya meminta kita *bergembira* setiap saat, sungguh suatu hal yang sangat sederhana, tetapi sangat sulit untuk dilakukan.
Mari kita bayangkan saudaraku :
- disaat sakit yang tak tertahankan entah itu perut yang melilit perih, kepala sangat pusing, luka yang menganga, pedih karena pendarahan yang tak kunjung henti, titik kanker yang terasa seperti ditarik-tarik dan sangat sakit, jantung yang berdegup sangat kencang dan sakit seperti ditusuk jarum, badan berkeringat karena demam tinggi, atau
- sakit karena kondisi ekonomi yang luar biasa menekan sehingga tidak tahu lagi harus berbuat apapun, atau
- sakit karena ketidakadilan yang menimpa hidup kita, atau
- sakit karena hinaan, cercaan, olok-olok
masih sanggupkah hati kita bergembira?
Tetapi ini perintah Allah, Sabda Allah yang Maha Kuasa dan Pemilik hidup kita.
Ketika kita tidak melakukannya, berarti kita MELAWAN perintahNYA, apa akibatnya?
*1 Samuel 12 : 15* Tetapi jika kamu tidak mendengarkan firman TUHAN dan kamu menentang titah TUHAN, maka *tangan TUHAN akan melawan kamu* dan melawan rajamu.
Perhatikan saudaraku, tangan Tuhan Allah yang maha kuasa akan melawan kita, sementara kita merasa kesakitan tatkala tangan manusia tidak sengaja mengenai kita, apalagi bila tangan Tuhan Allah mengenai hati dan kehidupan kita.
Mampukah kita menanggungnya?
Perintah diatas sangat sederhana, tetapi ketika diterapkan dalam kondisi yang menyakitkan, sangat tidak mudah dilakukan, karena itu diperlukan pertolongan dari Sang Pemberi Perintah, yaitu Tuhan Yesus sendiri.
Setelah meminta tolong, kitapun harus melakukan perintahNYA dengan percaya sungguh sehingga kita mampu *bergembira* saat badai itu tiba.
Maka benarlah firman tersebut, bila kita tidak bergembira maka semangat kita yang patah akan mengeringkan tulang, karena tidak ada sukacita, bahkan tangan Tuhan Allah yang kuat itu sedang melawan kita, tentulah kita tidak sanggup menahannya sehingga menyebabkan kita patah semangat, seperti seorang olahragawan yang bertanding dengan sekuat tenaga mencoba mengalahkan lawannya padahal yang dilawan adalah juara dunia, pasti ada sisi putus asa dan jatuh tersungkur, kalah.
Atau andai Daud tidak mengandalkan Allah saat melawan Goliat, mungkin belum bertemu Goliat sekalipun, dan dia sudah lari tunggang langgang, karena ketakutan.
Karena itu saudaraku, sebelum tangan Tuhan Allah yang kuat itu melawan kita, pergunakanlah setiap waktu untuk hidup mendekat dan melekat kepada Tuhan Yesus, agar kita dimampukan untuk bergembira.
Serta jangan lupa membuka hati dan mengampuni, meskipun kita tidak dalam posisi bersalah sekalipun, agar tidak menjadi penghalang untuk bersukacita.
Dan itu dibutuhkan kemauan untuk berlatih agar menjadi suatu kebiasaan yang baik sehingga kita termasuk orang-orang yang berkenan kepada Allah.
Selamat bergembira saudara-saudaraku.
Tuhan Yesus memberkati. Amin
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
Komentar
Posting Komentar