2150 Regi: Kuasa Dosa vs Kuasa Kasih Karunia
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan pagi ini:
*Kuasa Dosa* vs *Kuasa Kasih Karunia*
Dasar firmanNya dari
*Roma 5: 21* ..., sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian *kasih karunia* akan *berkuasa* oleh kebenaran *untuk hidup yang kekal*, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Para kekasih Kristus di dunia ini banyak kita jumpai dua hal yang berkebalikan, ada siang-malam, gelap-terang, hitam-putih, sorga-neraka. Firman di atas menjelaskan akan adanya dua kuasa yang berkebalikan, *kuasa dosa menyeret seseorang menuju alam maut* dan sebaliknya *kuasa kasih karunia* yang oleh kebenaran Tuhan kita, Yesus Kristus *membawa kita kepada kehidupan kekal di sorga.*
Pertanyaannya: Bagaimana kita dapat memperoleh kuasa kasih karunia itu?
1. Alam maut tidak akan menguasai seseorang yang *imannya kokoh* bagaikan bangunan yang berdiri di atas batu karang:
*Matius 16: 18* Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan *di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku* dan alam maut tidak akan menguasainya.
2. Alam maut akan menimpa orang yang tidak memiliki daya upaya akan mempermuliakan Kristus:
*Lukas 16: 23* Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Orang kaya dalam ayat di atas mempergunakan kekayaannya untuk kepentingan hawa nafsunya sendiri, tanpa memedulikan orang lain, apalagi TUHAN.
Apabila dikaitkan dg kehidupan kita, *kekayaan* bukan saja berarti harta benda yang banyak, namun juga berupa: *waktu, tenaga, pikiran* dan *keberadaan hidup kita* yang sudah seharusnya *didedikasikan bagi kemuliaan Bapa*. Karena segala sesuatu berasal daripada-Nya.
Sudahkah *iman* kita *dibangun* *di atas dasar yang kuat* dengan memiliki kasih dan kerinduan untuk senantiasa bersekutu dengan TUHAN, mendengar dan melakukan kehendak-Nya, bukan pada dasar yang rapuh atau sekedar ingin sembuh dari sakit, dipulihkan dari kondisi perekonomian yang sedang terpuruk, atau diberikan pangkat dan jabatan dalam karier pekerjaannya, yang bersifat sementara?
Sudahkah kita *mempergunakan waktu, tenaga* dan *pikiran kita secara tulus melayani sesama*, dalam bidang kita masing-masing, *bagi kemuliaan Bapa*?
Jika sudah demikian, marilah kita *memohon pertolongan Roh Kudus* agar *kuasa kasih karunia-Nya* dianugerahkan kepada kita, sehingga alam maut tidak lagi berkuasa atas hidup kita. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati kita semua,amin.
*PD Autopia - Malang*
_gunawanwibisono_
Tema renungan pagi ini:
*Kuasa Dosa* vs *Kuasa Kasih Karunia*
Dasar firmanNya dari
*Roma 5: 21* ..., sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian *kasih karunia* akan *berkuasa* oleh kebenaran *untuk hidup yang kekal*, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Para kekasih Kristus di dunia ini banyak kita jumpai dua hal yang berkebalikan, ada siang-malam, gelap-terang, hitam-putih, sorga-neraka. Firman di atas menjelaskan akan adanya dua kuasa yang berkebalikan, *kuasa dosa menyeret seseorang menuju alam maut* dan sebaliknya *kuasa kasih karunia* yang oleh kebenaran Tuhan kita, Yesus Kristus *membawa kita kepada kehidupan kekal di sorga.*
Pertanyaannya: Bagaimana kita dapat memperoleh kuasa kasih karunia itu?
1. Alam maut tidak akan menguasai seseorang yang *imannya kokoh* bagaikan bangunan yang berdiri di atas batu karang:
*Matius 16: 18* Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan *di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku* dan alam maut tidak akan menguasainya.
2. Alam maut akan menimpa orang yang tidak memiliki daya upaya akan mempermuliakan Kristus:
*Lukas 16: 23* Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Orang kaya dalam ayat di atas mempergunakan kekayaannya untuk kepentingan hawa nafsunya sendiri, tanpa memedulikan orang lain, apalagi TUHAN.
Apabila dikaitkan dg kehidupan kita, *kekayaan* bukan saja berarti harta benda yang banyak, namun juga berupa: *waktu, tenaga, pikiran* dan *keberadaan hidup kita* yang sudah seharusnya *didedikasikan bagi kemuliaan Bapa*. Karena segala sesuatu berasal daripada-Nya.
Sudahkah *iman* kita *dibangun* *di atas dasar yang kuat* dengan memiliki kasih dan kerinduan untuk senantiasa bersekutu dengan TUHAN, mendengar dan melakukan kehendak-Nya, bukan pada dasar yang rapuh atau sekedar ingin sembuh dari sakit, dipulihkan dari kondisi perekonomian yang sedang terpuruk, atau diberikan pangkat dan jabatan dalam karier pekerjaannya, yang bersifat sementara?
Sudahkah kita *mempergunakan waktu, tenaga* dan *pikiran kita secara tulus melayani sesama*, dalam bidang kita masing-masing, *bagi kemuliaan Bapa*?
Jika sudah demikian, marilah kita *memohon pertolongan Roh Kudus* agar *kuasa kasih karunia-Nya* dianugerahkan kepada kita, sehingga alam maut tidak lagi berkuasa atas hidup kita. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati kita semua,amin.
*PD Autopia - Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar