2123 Rema: Mengasihi Musuh Karena Allah

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :

Kejadian 45 : 8 *Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah*; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

Tema renungan :

*Mengasihi Musuh Karena Allah*


Saya menyitir dari tulisan tentang “Belajar Dari Roti”

1. Hidup itu seperti roti. Berawal dari bagian-bagian kecil yang menyatu dengan baik antara tepung, gula, mentega, telur, ragi, dan lain-lain.

2. Walaupun diaduk, diputar, diremas, bahkan dibanting. Semua itu tak merusaknya, bahkan membuatnya semakin menyatu, lembut dan kalis.

3. Hanya setelah bersatu dengan baik, adonan bisa berkembang. Andai tepung terlalu sombong tak mau bersama ragi, ia tentu tetap menjadi tepung.

4. Setelah mengembang, adonan dipotong, dicabik, digiling. Tetapi justru proses inilah yang membentuk individu roti menjadi long john dan lainnya.

5. Ujian tak berhenti sampai disitu, roti pun selanjutnya digoreng atau dipanggang. Ditempa dengan panas malah membuatnya semakin berkembang.

6. Hanya mereka yang selamat dari ujian bantingan, pemotongan dan tempaan panas yang layak dihias dengan topping yang menawan.

7. Jadi kalau merasa sedang diputar-putar, dipukuli bertubi-tubi, bahkan dibanting sekalipun. Bersabarlah, itu tandanya sedang diproses untuk menjadi lebih lembut seperti adonan roti.

8. Kalau merasa didiamkan, dikucilkan, bahkan seperti ditutup dengan kain basah yang pengap. Itu tandanya sedang dalam proses berkembang, seperti roti.

9. Kalau merasa dipotong, dicabik, digilas, dan lain-lain. Itu tandanya sedang dibentuk menjadi individu yang unik. Seperti roti yang beraneka macam bentuk.

10. Kalau merasa "panas"... Bersabarlah, karena setelah itu akan lebih berkembang lagi dan dihiasi dengan topping yang cantik.

11. Jangan pernah mengeluh bila menghadapi proses tetapi bersyukur/berserahlah dan percaya bahwa segala proses akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih benar/baik lagi...

Tulisan diatas menunjukkan bagaimana jalan hidup Yusuf, dibenci oleh saudara-saudaranya, dibuang, dijual, berada dalam konsipirasi jahat yang menimbulkan fitnah dan dicobai untuk masuk dalam dosa perzinahan dan lain-lain kejahatan yang ditujukan kepada Yusuf.
Apakah dalam hal ini Yusuf tidak merasa sedih atau menderita? Mari kita simak firman ini :

*Kejadian 42 : 21* Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: *bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita*, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita."


Disaat Yusuf mengalami penderitaan, Yusuf juga mengalami kesesakan sebagaimana kita mengalami kesesakan dalam penderitaan kita.
Namun yang baik dari Yusuf adalah dia tetap melekat kepada Tuhan Allah :

*Kejadian 45 : 5* Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah *Allah menyuruh aku mendahului kamu*.

Kejadian 45 : 7 Maka *Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu*, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.

Dari kedua ayat diatas, membuktikan bahwa Allah dekat dengan Yusuf, DIA mau memberitahukan kepada Yusuf, rencana masa depan yang dirancangNYA baik bagi Yusuf maupun keluarganya.
Tidak mungkin bagi seseorang diberikan tanda atau petunjuk bila tidak hidup melekat kepada Allah. Dan Yusuf telah mengalaminya, bahkan ketika dia dipenjara sekalipun dengan mimpi-mimpi yang berasal dari Allah.

Belajar dari kehidupan Yusuf :

1. Apakah pada saat ini kita juga mengalami kesesakan seperti Yusuf? Ditindas karena perbedaan status ekonomi, strata dalam masyarakat, perbedaan kepandaian, merasa ditindas oleh pasangan hidup atau keluarga kita? bahkan juga tertindas karena perbedaan Suku, Ras dan Agama?

2. Apakah kita akan membenci bahkan menjadi *kompor* bagi orang lain atau diri sendiri untuk tidak mengampuni?

3. Apakah perbuatan baik Yusuf kepada saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat kepadanya tidak menggugah hati kita untuk melakukan hal yang sama?

*Tetap mengasihi walau orang lain/pasangan/saudara kita berbuat jahat dalam pandangan kita?*

Kategori musuh adalah orang-orang yang berseberangan dengan kita dan itu bisa saudara kandung, pasangan atau bahkan teman karib kita.
Sementara Allah sedang merancang masa depan yang baik dan iman kita melalui proses yang dirasakan berseberangan dan menyesakkan kita, karena itu :

*Matius 5 : 44* Tetapi Aku berkata kepadamu: *Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu*

Kita akan menyesal tatkala kita mengetahui di kemudian hari, ternyata yang kita sangka musuh ternyata dipakai Tuhan Yesus untuk memperbaiki hidup kita. Karena itu tetaplah berbuat baik dan berdoalah agar kita juga tidak jatuh kedalam pencobaan dan saudara-saudara kita bertobat sehingga masing-masing kita akan mendapatkan upahnya di Kerajaan Surga.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR