2157 Rema: TARGET KEBENCIAN ITU
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini bertema
*TARGET KEBENCIAN ITU*
diambil dari
*Matius 25:40* (TB) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Saudaraku kekasih Kristus, Saya terkesan membaca peristiwa ini, maka izinkan saya sampaikan untuk Anda. Pada akhir perkuliahan seorang dosen menugasi mahasiswanya agar minggu depan membawa sebuah foto seseorang yang
(a) tidak disukai,
(b) dibenci,
(c) atau dirasa membencinya. Foto tersebut harus dicetak diperbesar 10 R tanpa warna.
Minggu berikutnya, sang dosen menyiapkan sarana:
(a) papan tempel yang dilapisi busa tipis dan kertas putih,
(b) isolasi atau alat untuk menempelkan foto, dan
(c) sejumlah anak panah lengkap dengan busurnya.
Pada jam perkuliahan, satu per satu dipersilakan menempelkan foto hitam putih yang telah dibawa, kemudian membidik dan memanahnya minimal satu kali. Sang dosen mengatakan hal itu dilakukan agar jiwa para mahasiswa terlepas dari kebencian. Mereka diminta sambil membayangkan seolah-olah telah menikam orang yang dibenci atau membencinya, bahkan diizinkan mengatakan sesuatu kepada gambar itu.
Setelah semua melaksanakan tugasnya, sang dosen menanyakan bagaimana perasaan mereka. Mayoritas mengatakan lega dan tertawa-tawa puas.
Setelah itu sang dosen pun melepas pelapis pada papan tempel tersebut dan memasangnya terbalik. Kini bukan kertas putih lagi. Ternyata, kertas putih tadi jika dibalik adalah gambar Tuhan Yesus yang cukup besar. Namun, kini gambar itu sudah berlubang di sana-sini karena bekas anak panah yang telah dihunjamkan lewat anak panah tadi. Dan, sang dosen menanyakan bagaimana perasaan mereka.
Kali ini sang dosen diam dan meminta para mahasiswa merenungkan apa yang telah dilakukannya terhadap foto sesamanya tadi. Sesungguhnya mereka telah membenci, menyakiti, menghunjamkan anak panah, dan merobek-robek hati Tuhan Yesus! Ya, sebenarnya target kebencian itu adalah Tuhan Yesus!
Saudaraku, bayangkan seandainya kita adalah para mahasiswa tersebut! Semua kita berebut untuk menyakiti hati Tuhan Yesus manakala kita membenci dan tidak mengasihi sesama kita!
Saudaraku, kita mengakui bahwa tidak seorang pun di antara kita ini baik, bahkan semua telah bejat
*Mazmur 14:3* (TB) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Karena itu, mari kita mengakui dosa kesalahan kita dan memohon pengampunan dengan tulus
*1 Yohanes 1:9* (TB) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Kita pun harus mengampuni sesama kita dan meminta maaf kepada mereka agar kita beroleh pengampunan-Nya, sebagaimana sabda ini:
*Matius 6:14-15* (TB) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Mari senantiasa memohon tuntunan-Nya setiap saat agar mampu hidup damai bukan hanya pada perkataan, melainkan melalui perbuatan kita.
*1 Yohanes 3:18* (TB) Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Kiranya Bapa, Putra, dan Rohul kudus memampukan kita untuk hidup berdamai dengan sesama kita. Haleluya. Imanuel
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Renungan malam ini bertema
*TARGET KEBENCIAN ITU*
diambil dari
*Matius 25:40* (TB) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Saudaraku kekasih Kristus, Saya terkesan membaca peristiwa ini, maka izinkan saya sampaikan untuk Anda. Pada akhir perkuliahan seorang dosen menugasi mahasiswanya agar minggu depan membawa sebuah foto seseorang yang
(a) tidak disukai,
(b) dibenci,
(c) atau dirasa membencinya. Foto tersebut harus dicetak diperbesar 10 R tanpa warna.
Minggu berikutnya, sang dosen menyiapkan sarana:
(a) papan tempel yang dilapisi busa tipis dan kertas putih,
(b) isolasi atau alat untuk menempelkan foto, dan
(c) sejumlah anak panah lengkap dengan busurnya.
Pada jam perkuliahan, satu per satu dipersilakan menempelkan foto hitam putih yang telah dibawa, kemudian membidik dan memanahnya minimal satu kali. Sang dosen mengatakan hal itu dilakukan agar jiwa para mahasiswa terlepas dari kebencian. Mereka diminta sambil membayangkan seolah-olah telah menikam orang yang dibenci atau membencinya, bahkan diizinkan mengatakan sesuatu kepada gambar itu.
Setelah semua melaksanakan tugasnya, sang dosen menanyakan bagaimana perasaan mereka. Mayoritas mengatakan lega dan tertawa-tawa puas.
Setelah itu sang dosen pun melepas pelapis pada papan tempel tersebut dan memasangnya terbalik. Kini bukan kertas putih lagi. Ternyata, kertas putih tadi jika dibalik adalah gambar Tuhan Yesus yang cukup besar. Namun, kini gambar itu sudah berlubang di sana-sini karena bekas anak panah yang telah dihunjamkan lewat anak panah tadi. Dan, sang dosen menanyakan bagaimana perasaan mereka.
Kali ini sang dosen diam dan meminta para mahasiswa merenungkan apa yang telah dilakukannya terhadap foto sesamanya tadi. Sesungguhnya mereka telah membenci, menyakiti, menghunjamkan anak panah, dan merobek-robek hati Tuhan Yesus! Ya, sebenarnya target kebencian itu adalah Tuhan Yesus!
Saudaraku, bayangkan seandainya kita adalah para mahasiswa tersebut! Semua kita berebut untuk menyakiti hati Tuhan Yesus manakala kita membenci dan tidak mengasihi sesama kita!
Saudaraku, kita mengakui bahwa tidak seorang pun di antara kita ini baik, bahkan semua telah bejat
*Mazmur 14:3* (TB) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Karena itu, mari kita mengakui dosa kesalahan kita dan memohon pengampunan dengan tulus
*1 Yohanes 1:9* (TB) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Kita pun harus mengampuni sesama kita dan meminta maaf kepada mereka agar kita beroleh pengampunan-Nya, sebagaimana sabda ini:
*Matius 6:14-15* (TB) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Mari senantiasa memohon tuntunan-Nya setiap saat agar mampu hidup damai bukan hanya pada perkataan, melainkan melalui perbuatan kita.
*1 Yohanes 3:18* (TB) Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Kiranya Bapa, Putra, dan Rohul kudus memampukan kita untuk hidup berdamai dengan sesama kita. Haleluya. Imanuel
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar